Kepala
pasukan Amerika Serikat (AS) yang memerangi ISIS mengatakan akan menargetkan
senjata Rusia yang disita oleh ISIS ketika merebut Palmyra. AS menilai
persenjataan tersebut menimbulkan bahaya bagi koalisi pimpinan AS di wilayah
tersebut.
ISIS merebut
serangkaian persenjataan Rusia, termasuk 30 tank dan sejumlah rudal Grad saat
menyerbu Palmyra, Suriah. Kota kuno Palmyra itu sejatinya sudah berhasil
dikuasai pasukan Suriah, tapi direbut kembali oleh ISIS dalam serangan 10
Desember lalu.
Dia berharap
Rusia atau Suriah akan cepat merebut kembali Palmyra dan menetralisir ancaman.
Namun ia memperingatkan AS akan siap untuk menyerang jika diperlukan, termasuk
jika senjata yang dijarah mulai bergerak keluar dari kota.
Pada
dasarnya apa pun yang mereka sita menimbulkan ancaman bagi koalisi tapi kita
bisa mengelola ancaman mereka dan kami akan melakukannya. Saya mengantisipasi
bahwa kita akan memiliki kesempatan untuk menyerang peralatan itu dan segera
membunuh ISIS yang mengoperasikannya," kata Stephen Townsend seperti
dikutip dari Reuters, Kamis (15/12/2016).
Namun, ia
mengingatkan bahwa Rusia atau Suriah sadar dan berada dalam posisi yang lebih
baik untuk bereaksi dengan cepat. "Kami tidak bisa mengatakan sesuatu dari satu sisi dari sisi yang lain. Jadi kami tidak mengatakan jika truk dan
kendaraan lapis baja sedang dioperasikan oleh seorang tentara rezim, tentara
Suriah, atau pejuang ISIS," katanya.
Mereka
mengambil mata mereka disana, musuh mengetahui kelemahan itu dan memukul serta
memperoleh kemenangan yang saya pikir mungkin akan cepat berlalu,"
kataTownsend.
0 comments:
Post a Comment