Garuda di dada ku – Harimau di dada ku, ungkapan ini lekat
bagi masyarakat perbatasan Indonesia – Malaysia di Krayan Nunukan kalimantan
Utara. Meski Krayan bagian dari Indonesia, hampir semua kebutuhan sehari-hari
mereka dapatkan dari Malaysia, Mulai dari bahan bakar minyak (BBM) hingga bahan
bangunan juga kebutuhan sehari-hari (Sembako).
Sungguh memprihatinkan keadaan yang ada di Krayan, sebuah
daerah Indonesia yang ada di ujung pulau kalimantan dan berbatasan langsung
dengan Malaysia. Untuk sampai ke wilayah ini kita harus melalui Jalan rusak
yang mana jalanan ini merupakan satu-satu nya akses jalur darat yang di miliki
Krayan, baik dari wilayah Krayan atau untuk menuju ke wilayah lain, yaitu
Malaysia. Ironis nya perjalanan ini langsung berubah tepat setelah kita
memasuki wilayah Malaysia, titik nol perbatasan ini memperlihatkan kesenjangan
yang Ironis.
Jalan mulus beraspal menyambut di pintu masuk negara
tetangga, kondisi ini seolah memperlihatkan kesenjangan antar warga di
perbatasan. 71 tahun Indonesia merdeka, warga kecamatan Krayan seolah terlupakan
dari kemajuan Negara Indonesia. untuk memenuhi kebutuhan harian, dengan membawa
rupiah warga Krayan melalui jalur ini untuk berbelanja di Lawas Malaysia.
Bukan tanpa alasan kenapa warga Krayan sangat bergantung
pada Malaysia. secara geografis wilayah yang menjadi teras Indonesia ini tidak
tersambung melalui jalur darat dengan wilayah lain di Indonesia, sebalik nya
Krayan justru memiliki jalur darat dengan Malaysia.
Adapun kepala adat masyarakat di daerah ini sudah sering
menjelaskan permasalahan sosial yang ada setiap kali mereka mendapat kunjungan
dari para pejabat yang masuk di daerah ini baik itu pejabat yang datang dari Pusat,
dari Provinsi ataupun dari Kabupaten. Adapun permasalahan yang sangat di
keluhkan masyarakat adalah tentang buruk nya sarana akses jalan darat dan
terbatas nya akses penerbangan yang ada.
Garuda di dada ku – harimau di perut ku menjadi sebuah istilah umum
warga Krayan saat menggambarkan keseharian mereka. Mereka sangat mencintai
tumpah darah Indonesia tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka harus
realistis dengan “ bergantung pada negeri Jiran”.
Ketergantungan masyarakat atas malaysia tidak hanya terlihat
dari tinggi nya aktivitas keluar masuk orang dan barang di perbatasan, tetapi
juga terlihat dari kehidupan masyarakat nya. ketika anda berkunjung ke warung
milik warga, hanya produk Malaysia yang terlihat terpajang untuk memenuhi
kebutuhan warga sehari-hari, Mulai dari kebutuhan sandang dan pangan hingga
kebutuhan akan Minyak dan Gas.
Intens nya keluar masuk nya barang dari Malaysia ke
Indonesia juga menimbulkan ancaman baru, yaitu masuk nya minuman keras dan
obat-obatan terlarang. Menurut pengakuan Personil TNI dari Yonif 713 Satyatama
asal Gorontalo yang berjaga di pos perbatasan Indonesia - Malaysia, mereka pernah
mendapati warga Negara Malaysia yang membawa minuman keras dalam jumlah yang
banyak dan alhasil minuman tersebut di sita oleh para Guardian perbatasan
Negara kita ini.
Menjawab kegelisahan warga di perbatasan, beginilah jawaban
dari Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie : Salah satu langkah awal yang
akan di lakukan pemerintah daerah adalah dengan menyuplai bahan bakar minyak
dari Indonesia serta rencana membangun Toko Indonesia yang akan menjual
produk-produk Indonesia dengan maksud memperkenalkan produk-produk dalam Negeri
kepada warga yang ada di perbatasan.
Demikianlah rencana yang akan di lakukan oleh pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara untuk menunjukan kehadiran Pemerintah Provinsi di
Krayan. Terbilang masih sangat minim sebenar nya, namun kita berharap semoga
ada banyak lagi rencana-rencana lain nya untuk membangun dan memajukan daerah
perbatasan seperti Krayan.
Dan bukan hanya di lakukan di Krayan saja, namun juga di daerah-daerah
perbatasan lain yang masih tertinggal, yang mana hal ini berpotensi membuat
masyarakat di daerah perbatasan berpindah dari Negara yang kita cintai ini ke
Negara tetangga hanya karena merasa tidak di perhatikan oleh Pemerintah
Indonesia.
Semoga bisa jadi cerminan buat kita semua...
0 comments:
Post a Comment