Sunday, 21 August 2016

Garuda (Indonesia) Di Dada Ku – Harimau (Malaysia) Di Perut Ku. Inilah Potret Kehidupan Masyarakat Perbatasan Yang Ada Di Kalimantan Utara


Garuda di dada ku – Harimau di dada ku, ungkapan ini lekat bagi masyarakat perbatasan Indonesia – Malaysia di Krayan Nunukan kalimantan Utara. Meski Krayan bagian dari Indonesia, hampir semua kebutuhan sehari-hari mereka dapatkan dari Malaysia, Mulai dari bahan bakar minyak (BBM) hingga bahan bangunan juga kebutuhan sehari-hari (Sembako).


Sungguh memprihatinkan keadaan yang ada di Krayan, sebuah daerah Indonesia yang ada di ujung pulau kalimantan dan berbatasan langsung dengan Malaysia. Untuk sampai ke wilayah ini kita harus melalui Jalan rusak yang mana jalanan ini merupakan satu-satu nya akses jalur darat yang di miliki Krayan, baik dari wilayah Krayan atau untuk menuju ke wilayah lain, yaitu Malaysia. Ironis nya perjalanan ini langsung berubah tepat setelah kita memasuki wilayah Malaysia, titik nol perbatasan ini memperlihatkan kesenjangan yang Ironis.

Jalan mulus beraspal menyambut di pintu masuk negara tetangga, kondisi ini seolah memperlihatkan kesenjangan antar warga di perbatasan. 71 tahun Indonesia merdeka, warga kecamatan Krayan seolah terlupakan dari kemajuan Negara Indonesia. untuk memenuhi kebutuhan harian, dengan membawa rupiah warga Krayan melalui jalur ini untuk berbelanja di Lawas Malaysia.

Bukan tanpa alasan kenapa warga Krayan sangat bergantung pada Malaysia. secara geografis wilayah yang menjadi teras Indonesia ini tidak tersambung melalui jalur darat dengan wilayah lain di Indonesia, sebalik nya Krayan justru memiliki jalur darat dengan Malaysia.

Adapun kepala adat masyarakat di daerah ini sudah sering menjelaskan permasalahan sosial yang ada setiap kali mereka mendapat kunjungan dari para pejabat yang masuk di daerah ini baik itu pejabat yang datang dari Pusat, dari Provinsi ataupun dari Kabupaten. Adapun permasalahan yang sangat di keluhkan masyarakat adalah tentang buruk nya sarana akses jalan darat dan terbatas nya akses penerbangan yang ada.

Garuda di dada ku – harimau di perut ku menjadi sebuah istilah umum warga Krayan saat menggambarkan keseharian mereka. Mereka sangat mencintai tumpah darah Indonesia tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka harus realistis dengan “ bergantung pada negeri Jiran”.

Ketergantungan masyarakat atas malaysia tidak hanya terlihat dari tinggi nya aktivitas keluar masuk orang dan barang di perbatasan, tetapi juga terlihat dari kehidupan masyarakat nya. ketika anda berkunjung ke warung milik warga, hanya produk Malaysia yang terlihat terpajang untuk memenuhi kebutuhan warga sehari-hari, Mulai dari kebutuhan sandang dan pangan hingga kebutuhan akan Minyak dan Gas.

Intens nya keluar masuk nya barang dari Malaysia ke Indonesia juga menimbulkan ancaman baru, yaitu masuk nya minuman keras dan obat-obatan terlarang. Menurut pengakuan Personil TNI dari Yonif 713 Satyatama asal Gorontalo yang berjaga di pos perbatasan Indonesia - Malaysia, mereka pernah mendapati warga Negara Malaysia yang membawa minuman keras dalam jumlah yang banyak dan alhasil minuman tersebut di sita oleh para Guardian perbatasan Negara kita ini.

Menjawab kegelisahan warga di perbatasan, beginilah jawaban dari Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie : Salah satu langkah awal yang akan di lakukan pemerintah daerah adalah dengan menyuplai bahan bakar minyak dari Indonesia serta rencana membangun Toko Indonesia yang akan menjual produk-produk Indonesia dengan maksud memperkenalkan produk-produk dalam Negeri kepada warga yang ada di perbatasan.

Demikianlah rencana yang akan di lakukan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Utara untuk menunjukan kehadiran Pemerintah Provinsi di Krayan. Terbilang masih sangat minim sebenar nya, namun kita berharap semoga ada banyak lagi rencana-rencana lain nya untuk membangun dan memajukan daerah perbatasan seperti Krayan.

Dan bukan hanya di lakukan di Krayan saja, namun juga di daerah-daerah perbatasan lain yang masih tertinggal, yang mana hal ini berpotensi membuat masyarakat di daerah perbatasan berpindah dari Negara yang kita cintai ini ke Negara tetangga hanya karena merasa tidak di perhatikan oleh Pemerintah Indonesia.


Semoga bisa jadi cerminan buat kita semua...

0 comments:

Post a Comment