Kasus keterlambatan rudal C705 meluncur saat
diperintah Presiden Jokowi menjadi ajang bully. Menjadi konyol saat media-media
yang mengaku berbasis Islam menyamakan rudal C705 dengan roket R160 milik
Hamas. Menyamakan Rudal dengan Roket jelas beda sekali 100% walau secara fisik
kelihatan sama.
Rudal adalah singkatan dari peluru kendali. Rudal
terdiri dari hulu ledak, roket pendorong, sistem jamming anti radar musuh dan
sistem pemandu kendali ke arah tempat sasaran.
Rudal memiliki tingkat presisi cukup tinggi dengan
margin error “meleset” sekitar 50-100 meter dari lokasi sasaran.
Sedangkan roket sebenarnya hanyalah Peluru roket.
Yaitu mortir yang diberi daya dorong roket. Soal presisi pada sasaran? sangat
ngawur. Tidak ada sistem kendali maupun pemandu ke arah target. hanya mampu
membawa hulu ledak sedikit sehingga daya ledaknya kecil.
Roket Hamas R160 adalah contoh roket paling buruk.
Dalam sejarahnya, belum pernah sekalipun roket ini berhasil menembak sasaran
strategis milik Israel. Bahkan roket ini lebih sering gagal terbang melintasi
perbatasan dan jatuh meledak pada pemukiman Palestina sendiri.
Rudal C705 adalah rudal jelajah kelas 3 milik TNI AL.
Diatasnya, TNI AL memiliki Rudal C802 dan Rudal Yakhont.
Rudal C705 yang telat meluncur adalah batch kedua yang
merupakan buatan dalam negeri. Indonesia memesan 100 unit C705 dari China sejak
tahun 2013. 50 unit diantaranya dibuat di dalam negeri sebagai bentuk transfer
teknologi yang diharapkan bisa menjadi bekal pengembangan rudal-rudal buatan
anak bangsa seperti R-han.
0 comments:
Post a Comment