Tuesday, 1 November 2016

Bisakah Sistem Pertahanan Rudal THAAD Ditembus?

Inilah Sistem rudal paling canggih yang mampu memburu dan meledakan rudal musuh yang masuk dari langit dengan tingkat keberhasilan 100%.
THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) adalah sistem pertahanan rudal yang unik dan canggih dengan presisi yang tak tertandingi, mampu melawan ancaman di seluruh dunia dengan mobilitas tinggi dan penempatan baterai unit strategis.


Korea Selatan akan segera mendapatkan THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) untuk melawan ancaman rudal Korea Utara. TIndakan ini diprotes China dan Rusia yang menyebut sistem itu akan menjadi ancaman bagi mereka.
THAAD merupakan salah satu sistem rudal pertahanan paling canggih di dunia saat ini. Wajar jika kemudian China menolak rencana Washington dan Seoul untuk menempatkan senjata tersebut di Korea Selatan.

“Ini adalah sistem pertahanan rudal paling maju secara teknis di dunia,” kata Kolonel Alan Wiernicki, Komandan Artileri 11 Brigade Pertahanan Udara Angkatan Darat AS kepada Business Insider beberapa waktu lalu.
“Komandan kombatan dan sekutu kami tahu tentang ini, yang menjadikan permintaan global untuk penempatan baterai THAAD kami sangat tinggi,” tambah Wiernicki.


Jika baterai THAAD dikerahkan ke Korea Selatan pada lokasi yang tepat, hampir semua rudal masuk dari Utara bisa dicegat. Sementara itu, China tidak bisa menerima penempatan THAAD ke Korea Selatan dengan menyebut hal itu akan merusak hubungan antara negara-negara. Penyebaran THAAD akan memecahkan keseimbangan strategis di kawasan dan menciptakan lingkaran setan konfrontasi gaya Perang dingin dan perlombaan senjata yang bisa meningkatkan ketegangan.

Saat ini, ada lima baterai THAAD, masing-masing dengan sekitar 100 tentara ditugaskan di Ft. Bliss di El Paso, Texas. Salah satu baterai THAAD dikerahkan ke Guam pada April 2013 dalam rangka untuk mencegah provokasi Korea Utara dan selanjutnya mempertahankan wilayah Pasifik.

Interceptor THAAD tidak membawa hulu ledak. Sebaliknya, rudal pencegat menggunakan energi kinetik murni untuk membunuh rudal balistik baik di dalam maupun di luar atmosfer.
Setiap peluncur membawa hingga delapan rudal dan dapat menyerang beberapa target sekaligus. Peluncur rudal yang dibangun Lockheed Martin ini menjadi salah satu elemen dari empat bagian sistem anti-rudal yang dibutuhkan untuk intersepsi terhadap ancaman musuh.

“Kami memiliki salah satu radar yang paling kuat di dunia,” kata Kapten Angkatan Darat AS Kyle Terza, seorang komandan baterai THAAD, kepada Business Insider.

Radar Raytheon AN / TPY-2

Radar Raytheon AN / TPY-2 digunakan untuk mendeteksi, melacak dan mengidentifikasi rudal balistik di fase penerbangan. Menurut Raytheon, Radar mobile seukuran bus ini begitu kuat sehingga dapat memindai seluruh area negara.
Setelah ancaman musuh telah diidentifikasi, THAAD Fire Control and Communications (TFCC) segera menembakkan rudal untuk memburu, mencegat dan menghancurkannya.
Ketika terbang interceptor akan melacak target dan melenyapkannya di langit.


Pada akhir 2016, Badan Pertahanan Rudal AS (MDA) dijadwalkan untuk memberikan 48 pencegat tambahan THAAD untuk militer AS, sehingga total menjadi 155. Menurut Badan Pertahanan Rudal AS, ada lebih dari 6.300 rudal balistik di luar AS, NATO, Rusia, dan China.
Dengan melihat kemampuannya, meski bukan hal yang mustahil, tetapi akan menjadi pekerjaan sangat berat dan rumit untuk bisa menembus benteng pertahanan yang dijaga THAAD.

0 comments:

Post a Comment