Thursday 22 September 2016

Apa sih Sebenarnya Arti Dan Fungsi Kode Angka Pada Lambung Kapal Republik Indonesia ??


bagi sebagian orang, dunia militer adalah sesuatu yang menarik untuk disimak. Sebab dalam dunia militer ada banyak protokol yang menarik, salah satunya adalah dengan membuat kode identifikasi yang umumnya berupa angka seperti yang diterapkan pada Kapal Republik Indonesia atau yang akrab disebut dengan KRI.

Bagi orang awam, angka-angka yang tertera besar di lambung KRI sering kali membuat bingung dan bertanya apa artinya dan apa fungsinya??. Nah buat yang penasaran dengan jawabannya bisa menyimak tulisan ini.

Sistem penomoran dalam KRI ternyata dibuat sesuai dengan satuan tempat bernaungnya KRI yang bertugas. Berdasarkan pemaparan Angkasa.co.id, KRI-KRI di Indonesia tegolong pada 7 Satuan tugas seperti Satuan Kapal Eskorta (Satkor), Satuan Kapal Cepat (Satkat), Satuan Kapal Patroli (Satrol), Satuan Kapal Ranjau (Satran), Satuan Kapal Selam (Satsel), Satuan Kapal Amfibi (Satfib), dan Satuan Kapal Bantu (Satban) yang masing-masing memiliki kode nomor angka.


Angka 3



Angka ini diperuntukkan bagi kapal-kapal yang bertugas dibawah Satuan Kapal Eskorta (Satkor). Kapal satkor umumnya diberi nama-nama pahlawan nasional. Beberapa KRI yang berkode angka 3 pada lambungnya diantaranya adalah KRI Fatahillah (361), KRI Diponegoro (365), KRI Oswald Siahaan (354), KRI Bung Tomo (357), KRI John Lie (358) dll.


Angka 5



Selanjutnya kode angka 5 yang diletakkan pada kapal-kapal di Satuan Kapal Amfibi atau Satfib. Satuan ini memiliki tugas untuk pendaratan pasukan dari laut ke darat serta alutsista pendukung lainnya. Oleh karena itu kapal yang bertugas dalam satuan ini berjenis Landing Ship Tank (LST), Landing Platform Dock (LPD), kapal Angkut Serba Guna (ASG).

Kapal dengan kode ini diberi nama berdasarkan kota-kota atau teluk di Indonesia seperti KRI Teluk Jakarta (541), KRI Surabaya (591), dan KRI Teluk Peleng (535). Namun juga terdapat kapal dengan nomor lambung 5, yang bertugas dibawah Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) seperti KRI Teluk Ambonia (503), KRI Banda Aceh (593), dan KRI Banjarmasin (592).

Angka 6
Kemudian kapal dengan nomor lambung 6. Nomor ini disematkan pada KRI yang bertugas di Satuan Kapal Cepat (Satkat). Kapal-kapal Satkat memiliki tugas untuk menghadapi kapal-kapal lawan di garis terdepan. Terdapat tiga jenis kapal dalam satuan ini, Kapal Cepat Rudal (KCR), Kapal Cepat Torpedo (KCT), dan Fast Torpedo Boat (FTB). Penamaan KRI dengan nomor ini umumnya menggunakan nama senjata tradisional dan binatang buas seperti KRI Mandau (621), KRI Singa (651), KRI Todak (631), dan KRI Clurit (641).

Angka 7
Dalam tugas pengamanan laut adalah mencari dan memusnahkan ranjau. Tugas ini diberikan pada KRI yang tergabung dalam Satuan Kapal Ranjau (Satran). Umumnya KRI yang mendapat misi ini memiliki nama-nama pulau kecil di Indonesia seperti KRI Pulau Rengat (711), KRI Pulau Rusa (726), dan KRI Pulau Rupat (712).

Angka 8
Kode nomor 8 mungkin yang paling akrab ditemui oleh nelayan di lautan sebab KRI dengan nomor ini memiliki misi untuk patroli laut dibawah Satuan Kapal Patroli (Satrol). Mengingat misinya yang mengarungi lautan, kapal-kapal Satrol diberi nama dengan nama-nama binatang seperti KRI Kakap (811), KRI Pari (849), KRI Cucut (866), KRI Sigurot (864), KRI Sanca (815) dan KRI Kobra (867).

Angka 9
Terakhir adalah nomor lambung 9 yang digunakan oleh kapal-kapal yang bertugas dalam Satuan Kapal Bantu (Satban). Penamaan KRI dalam satuan ini agak berbeda karena diberi nama dengan inspirasi yang ada keterkaitan dengan tugasnya masing-masing. Seperti KRI Dr Suharso (990) yang berugas sebagai kapal Bantu Rumah Sakit (BRS). Kemudian ada juga KRI Arun (902) sebagai kapal Bantu Cair Minyak. Arun sendiri dikenal sebagai kota penghasil minyak di Indonesia.

Menariknya, ternyata tidak semua kapal Satban memiliki nomor lambung. Seperti kapal latih legendaris KRI Dewaruci dan KRI Arung Samudera.
Mengetahui kode nomor ini tentu kemudian membuat anda tahu bahwa penamaan dan pemberian nomor pada KRI tidak dilakukan secara acak. Bahkan penamaannya banyak mengangkat hal-hal penting seperti kekayaan dan para pahlawan yang dimiliki oleh Indonesia.


1 comment:

  1. Pembersih oli, asam dan alkali yang mengandung inhibitor korosi untuk menghilangkan minyak dan residu lainnya. Pembersih asam terutama digunakan untuk menghilangkan endapan anorganik seperti penskalaan, dan membuka blokir pipa yang tersumbat dengan melarutkan minyak. Pembersih basa dapat melarutkan lemak, minyak, dan zat berbasis protein. Efektif dalam mencegah korosi lebih lanjut ketika karat dihilangkan.

    Untuk informasi lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
    WA:081310849919

    Terima kasih

    ReplyDelete