Monday 31 October 2016

Tanggapan Pakar China Atas Gagalnya Rudal C705 Capai Target Dalam Gelaran Latihan Armada Jaya 2016


Produsen senjata Cina mungkin akan mendapat tantangan lebih besar dalam membuat kontrak penjualan menyusul laporan kegagalan rudal anti-kapal C-705 buatan Cina untuk mencapai target mereka selama latihan di Indonesia pada bulan September yang disaksikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo.
IHS Jane melaporkan bahwa dua rudal C-705 gagal mencapai target mereka setelah penembakan dari dua KCR 40 Angkatan Laut Indonesia selama gelaran Armada Jaya 2016 di Laut Jawa pada tanggal 14 September. 


Indonesia telah memperoleh lisensi yang akan memungkinkan PT Dirgantara Indonesia untuk menghasilkan rudal C-705 secara lokal pada 2017 atau 2018, menurut laporan sebelumnya di The Jakarta Post.
Tidak jelas apakah kontrak lisensi akan terpengaruh oleh peluncuran yang gagal, namun para ahli militer Cina mengatakan kinerja yang buruk dari C-705, rudal high-subsonic yang dipandu oleh Global Positioning System (GPS) atau Russian Global Navigation Satellite System (GLONASS), mungkin memiliki dampak jangka pendek yang merugikan penjualan internasional senjata buatan Cina.
“Tidak mungkin untuk memastikan semua rudal bisa mencapai target apapun secara akurat,” kata pengamat militer Zhou Chenming, yang sebelumnya bekerja untuk sebuah anak perusahaan dari China Aerospace Science and Technology Corporation, kontraktor BUMN utama untuk program luar angkasa negara itu, dan sekarang menjadi seorang peneliti di Knowfar Institute for Strategic and Defence Studies, lembaga think tank non-pemerintah di Jiangyin, provinsi Jiangsu. “Biasanya, produsen akan mencatat probabilitas akurasi antara 90-95 % selama tes jangkauan.”
“Ketika sebuah rudal ditembakkan, faktor manusia memainkan peran kunci selama operasi menengah untuk memutuskan apakah akan mencapai target yang ditunjuk, termasuk serangkaian data referensi seperti apa ketinggian yang dibutuhkan untuk naik ke dalam tahap pertama dan saat dibutuhkan untuk berbelok. 
Zhou mengatakan rudal C-705 memiliki kemampuan dan jangkauan pendek dari pada model C-701 dan C-704 yang telah terbukti dalam serangan terbaru oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman pada kapal Uni Emirat Arab.
Pakar angkatan laut Beijing, Li Jie mengatakan cuaca lokal, dan apakah operator rudal Indonesia telah mengikuti semua prosedur yang diperlukan, juga akan mempengaruhi hasil peluncuran.
“Senjata dibuat dengan berbagai logam dan bahan sensitif lainnya, cuaca lokal seperti suhu, kelembaban, salinitas dapat menyebabkan masalah,” kata Li. Ia menambahkan bahwa iklim di Cina sangat berbeda dengan di Indonesia.


6 Jam Inggris Kuntit 3 Kapal Selam Rusia di Laut Irlandia


Tiga kapal selam Rusia terdeteksi di Laut Irlandia ditengah ketegangan yang terus meningkat antara Moskow dan Inggris terkait operasi Rusia di Suriah dan Eropa Timur.
Kabar ini muncul di saat armada kapal perang Rusia sedang melakukan perjalanan ke Mediterania untuk bergabung dalam operasi melawan ISIS dan pemberontak Suriah. Kapal-kapal selalm ini diyakni juga akan bergabung dengan armada tersebut.

Daily Mail mengutip The Express Minggu 30 Oktober 2016 melaporkan dua kapal selam nuklir kelas Akula terdeteksi oleh radar kapal Royal Navy.
Kapal selam lain, sebuah Kelas Kilo dari armada yang sama, diyakini telah melakukan perjalanan melalui Selat Inggris setelah ditemukan oleh kapal Norwegia ketika muncul lebih jauh ke utara.

Tiga kapal diawasi ketat oleh kapal selam Angkatan Laut yang memiliki teknisi berbahasa Rusia dan melacak mereka selama enam jam.
“Saat mendekat di South West, kapal selam Rusia jelas ingin kita tahu mereka ada di sana. Kemudian, setelah periode waktu, mereka pergi jauh, “kata sumber angkatan laut Inggris.

Penampakan terbaru datang hanya beberapa hari setelah angkatan laut Rusia meluncurkan kapal selam siluman baru, yang akan ditempatkan di Laut Hitam.
Kapal selam Kelas Kilo Veliky Novgorod merupakan kapal terbaru armada Laut Hitam dan mampu menyerang target darat, laut dan bawah air.

Kemunculan tiga kapal ini akan menjadi bahan bakar baru untuk membakar ketegangan dengan Rusia setelah Inggris memutuskan mengirim tank, pesawat hingga 800 tentara ke Estonia untuk menghalangi agresi dari Moskow.
Berbicara di markas NATO di Brussels, Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon mengatakan “Meskipun kami meninggalkan Uni Eropa, kita akan berbuat lebih banyak untuk membantu mengamankan sisi-sisi timur dan selatan NATO.”

TNI AL Akan Hidupkan Skuadron Anti Kapal Selam

Tahun 1960-an TNI Angkatan Laut pernah memiliki sebuah skuadron yang cukup disegani di dunia, yaitu skuadron 100 pemburu kapal selam. Namun, skuadron tersebut akhirnya dilebur karena minimnya peralatan pendukung untuk operasional.

Kini TNI AL dikabarkan akan kembali menghidupkan skuadron 100. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Laut M Zainudin menyatakan, TNI AL telah memesan 11 helikopter antikapal selam untuk mendukung operasional skuadron tersebut.


Keberadaan skuadron 100 dinilai sangat penting, karena wilayah RI kerap menjadi target untuk disusupi kapal atau pesawat asing, termasuk kapal selam negara lain yang diam-diam masuk perairan Indonesia.
“Ada indikasi kapal selam dari negara tetangga masuk ke Laut Jawa. Peristiwa serupa juga dulu beberapa kali terjadi di perairan barat Indonesia. Nelayan melihat kapal selam tak dikenal melintas dan itu bukan milik Indonesia,” ucap Zainudin, dikutip dari cnnindonesia.com.

Danlantamal III Jakarta Sambut Kedatangan Kapal Perang Rusia di Tanjung Priok

Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) I Ketut Suardana, S.H., menyambut kedatangan Kapal perang Rusia Admiral Tributs 564 di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (31/10).


Kedatanga kapal Perang Angkatan Laut Rusia berjenis Destroyer dengan Komandan Kapal Lieutenant Commander Artem Kolpashchikov disambut oleh Tim Merploeg Lantamal III Jakarta Serta turut pula mendampingi pejabat dari Atase pertahanan dan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta dan dilanjutkan acara pengalungan bunga dan tarian tradisional.

Di kapal perang negeri beruang merah itu onboard Deputy Commander of Flotilla of Pacific Fleet Rear Admiral Eduard Mikhailov yang datang ke Jakarta memenuhi undangan Menteri Pertahanan RI untuk hadir di acara Indo Defence 2016 pada 2 November mendatang di JIEXPO Kemayoran Jakarta. 
Rencananya kapal perang Rusia yang memiliki panjang 163 meter, lebar 19,02 meter, draft 8 meter, bobot 6.955 ton serta dilengkapi berbagai persenjataan dan peralatan sensor itu akan berada di Jakarta hingga 5 November mendatang dengan agenda kegiatan antara lain Courtesy Call (CC) ke Pangarmabar, ke Danlantamal III, ke Walikota Jakarta Utara, menerima kunjungan murid sekolah Rusia, olahraga bersama ABK Kapal di Mako Lantamal III, open ship untuk siswa dan umum, menghadiri Indo Defence 2016, menerima kunjungan Kasal Laksamana TNI Ade Supandi dilanjutkan Cocktail Party dan diakhiri dengan latihan PASSEX/COMMEX antara TNI AL dan AL Rusia di perairan Teluk Jakarta.

Sumber: Portal-Komando

Sunday 30 October 2016

Melihat Sejenak Kekuatan Alutsista Korps Marinir Indonesia 2016


Korps Marinir memainkan peran penting dalam membela Indonesia. Di bawah kekuasaan angkatan laut, korps ini terdiri dari dua kelompok (masing-masing tiga batalyon) dan satu brigade independen sebesar 20.000 personil.


Varian baru dari kendaraan lapis baja BTR-4M 8×8 diterima tahun ini oleh Korps Marinir dari Ukraina. Ini akan menambah formasi kendaraan amfibi seperti 54 unit BMP-3F di perbendaharaan Korps Marinir dan unit lapis baja lainnya. Beberapa kendaraan BTR-4M baru menggunakan stasiun senjata remote-controll Parus yang dilengkapi dengan meriam 30 mm ZTM-1, peluncur granat otomatis 30mm dan senapan mesin 7,62 mm. Sedangkan BTR-4M lainnya memiliki menara sederhana dengan senapan mesin 12,7 mm.
Indonesia dikabarkan memesan 55 unit kendaraan amfibi, yang akan menggantikan BTR-50 dan melengkapi BTR-80A yang sudah tua, dimana sebagian besar yang terakhir digunakan di Lebanon untuk misi perdamaian.

Selain itu, Korps Marinir telah melakukan tes terhadap MRLS RM-70 Vampire baru pada tanggal 10 Juni. Marinir Indonesia menerima delapan unit baru dari Republik Ceko pada pertengahan tahun untuk melengkapi dua baterai MRLS.


Pada bulan Juni-Juli, Kops Marinir menerima pelatihan pengoperasian peralatan peluncur roket 122 mm baru. RM-70 Vampire merupakan upgrade dari RM-70 standar, dengan pekerjaan modernisasi dilakukan oleh perusahaan Excalibur Army Republik Ceko.
Peluncur roket terpasang pada chassis Tatra 8×8 T 815-7. Dioperasikan oleh empat orang crew, peluncur terhubung dengan sistem pengendali tembakan digital. Kendaraan siap untuk menembak dalam waktu 2,5 menit setelah tiba di titik tembak dan siap menembakan 40 roket secara tunggal atau salvo. Truk juga membawa rak kedua dari 40 roket yang dapat dapat dilakukan reloaded manual dalam satu menit.

Indonesia-pun telah memproduksi roket lokal R-HAN 122B, yang berhasil melakukan pengujian pada bulan Agustus 2015. Versi perbaikan jenis roket ini dikembangkan oleh konsorsium dari PT Dahana, PTDI dan Pindad, serta berbagai instansi pemerintah.
R-HAN 122B memiliki panjang 2,81 m, didukung oleh motor roket Hydroxylammonium nitrat dengan waktu pembakaran tiga detik. Roket memiliki jangkauan sejauh 30.5 km dengan hulu ledak seberat 15 kg.

Seiring dengan MRLS, Indonesia menerima satu batalion kendaraan komando, dua kendaraan amunisi resupply, kendaraan recovery dan tanker bahan bakar. 
Korps Marinir juga menerima dua kendaraan lapis baja Alligator 4×4 dan APC Tatrapan 6×6 T 815 dari produsen Kerametal Slowakia. Indonesia memperoleh sembilan RM-70 bekas dari Republik Ceko pada tahun 2003, sehingga militer sudah akrab dengan sistem ini. 

Korps Marinir Indonesia juga menerima sistem pertahanan udara baru dari China. Sistem tunggal yang dibeli dari Norinco mencakup empat Type 90 twin 35 mm towed anti-aircraft gun, sistem pertahanan udara ini dilengkapi dengan radar AF902 dan empat unit power supply mobile.


Tes penembakan pertama sistem dilakukan terhadap UAV pada tanggal 12 Agustus setelah diterima pada bulan Juli. Pemesanan lebih lanjut dari sistem ini bisa mengikuti.

DCNS Tawarkan Kapal Selam Dan Kapal Perang Gowind Class


Untuk kedua kalinya, DCNS akan berpartisipasi dalam Indo Defence. Edisi ketujuh dari pameran International Defence ini akan diselenggarakan di Jakarta di Indonesia dari 2-5 November 2016.
Untuk kapal selam, DCNS menawarkan kapal selam kelas Scorpene. Kapal selam Scorpene ini dirancang untuk memenuhi seluruh ruang lingkup misi kapal selam multiguna modern dan sepenuhnya disesuaikan dengan mempertimbangkan berbagai kondisi operasional dan lingkungan dari perairan Indonesia, baik di perairan dalam maupun perairan dangkal.
Kapal selam kelas Scorpene, sudah dipilih oleh Chili, Royal Malaysia, Angkatan Laut India dan Brasil, mewakili state-of-the-art dalam desain kapal selam dan konstruksi.

DCNS juga menawarkan Gowind 2500, generasi baru dari kapal kombatan permukaan yang powerful, dilengkapi dengan peralatan yang kuat dan baik, baik dari segi elektronik, senjata dan proyeksi kapasitas, dengan
kapasitas tinggi dalam peperangan melawan kapal selam.


Selain itu DCNS juga menyoroti penawaran di bidang jasa. Pertama, DCNS menyediakan berbagai dukungan layanan seluruh siklus hidup dari kedua kapal permukaan dan kapal selam.
DCNS juga menawarkan satu set lengkap program dan solusi yang dirancang untuk melatih semua tingkat personil angkatan laut dan industri. Dan DCNS juga mengusulkan layanan di pangkalan angkatan laut dan galangan kapal dari desain, rekayasa, konstruksi, dan operasi untuk pemeliharaan infrastruktur tersebut.

DCNS menyajikan penawaran dalam Marine Renewable Energies dan menyajikan model turbin air. Turbin air, turbin angin dan pembangkit listrik energi panas laut adalah tiga produk yang saat ini telah digunakan atau dalam pembangunan yang diusulkan oleh DCNS.
Produk ini merupakan jawaban untuk konteks global saat ini, di mana ada peningkatan kebutuhan mendesak untuk energi alternatif.

DCNS telah dipilih oleh pemerintah Australia sebagai mitra strategis untuk 50 tahun ke depan dalam realisasi kapal selam dari program kapal selam masa depan. Kontrak operasional pertama ditandatangani pada akhir September untuk memulai program kegiatan antara pemerintah Australia dan DCNS.
Selain Australia DCNS juga telah terpilih tahun ini oleh Departemen Pertahanan Norwegia sebagai salah satu dari dua calon potensial untuk penggantian armada kapal selam.

Indonesia Akan Coba Pimpin Upaya Penghapusan Senjata Nuklir Dunia


PBB akhirnya mengamanatkan agar senjata nuklir dihapuskan dari muka bumi, Kamis, 27 Oktober 2016. PBB menetapkan agar Traktat Pelarangan Senjata Nuklir mulai dinegosiasikan pada tahun depan.
Komite Perluncutan Senjata dan Keamanan Internasional PBB, dengan Aljazair sebagai Ketua dan Indonesia menjadi Wakil Ketua, menyepakati resolusi tentang dimulainya negosiasi traktat baru pelarangan senjata nuklir tersebut.
Komite berhasil mendorong pengesahan resolusi bersejarah itu dengan dukungan 123 negara, 16 abstain dan 38 menolak. Penolakan terutama berasal dari negara-negara pemilik senjata nuklir.

Selain menjadi Wakil Ketua Komite, Indonesia juga merupakan salah satu dari 57 negara-negara yang mempelopori (co-sponsors) resolusi tersebut.
“Pengesahan resolusi ini merupakan hal yang tidak mudah dan merupakan kulminasi dari rangkaian upaya keras dari berbagai pihak termasuk Indonesia,” kata Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Duta Besar Dian Triansyah
Djani, lewat rilis yang diterima Tempo.
Negara-negara anggota PBB memandang resolusi ini sebagai suatu pendobrak dari upaya perlucutan senjata nuklir yang selama ini terasa berjalan di tempat.
Resolusi baru ini memandatkan bahwa perundingan akan dilaksanakan pada Maret dan Juni tahun 2017 di Markas Besar PBB, New York.
Traktat baru yang akan dirundingkan diharapkan dapat mengikat negara-negara untuk tidak melakukan berbagai aktivitas yang terkait dengan senjata nuklir. 
“Banyak pihak berpendapat bahwa resolusi ini akan memulai babak baru upaya pemusnahan senjata nuklir dan oleh karenanya pihak civil society maupun negara-negara anggota PBB memandang resolusi ini sebagai resolusi di bidang perlucutan senjata nuklir,” kata Duta Besar Dian.

Resolusi ini merupakan hasil dari serangkaian upaya multi-pihak selama sekitar tiga tahun terakhir.
Dimulai dari konferensi internasional di Oslo, Norwegia pada 2013, serta Nayarit, Meksiko dan Wina, Austria, pada 2014 yang menyoroti dampak kemanusiaan, khususnya kesehatan, dari penggunaan senjata nuklir.
Berdasarkan hasil rangkaian konferensi tersebut, negara anggota PBB sepakat untuk membentuk Open-ended Working Group (OEWG) di Markas PBB Jenewa, yang bertujuan menghasilkan rekomendasi terkait langkah konkret dalam rangka penghapusan senjata nuklir.

Menurut PTRI New York, sejalan dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar RI, pemerintah berkomitmen kuat terhadap upaya perlucutan senjata nuklir dan terus mendorong terwujudnya dunia yang terbebas dari senjata nuklir demi perdamaian dunia.
“Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan di tingkat nasional dan internasional, Pemerintah Indonesia siap untuk
berpartisipasi aktif dan berkontribusi maksimal pada perundingan traktat pelarangan senjata nuklir pada tahun 2017 mendatang,” demikian pernyataan PTRI New York.

Friday 28 October 2016

Amerika Serikat Cegat 4 Pengiriman Senjata Dari Iran Ke Yaman


Empat pengiriman senjata menuju Yaman dari Iran dicegat oleh kapal perang Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutunya sejak April 2015. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Laksaman AS Kevin Donegan.
Donegan mengungkapkan pengiriman berisi ribuan senapan serbu AK-47, rudal anti tank, senapan sniper, dan bagian lain dari peralatan lainnya, sistem senjata dengan level yang lebih tinggi. "Baik kapal AS maupun sekutu kami mencegat empat pengiriman senjata dari Iran dan Yaman," katanya seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (28/10/2016).

Para pejabat angkatan laut mengetahui tujuan kapal tersebut dengan menganalisis pengaturan GPS dan memeriksa kru kapal. Salah satu pengirimian telah divalidasi oleh PBB sebagai sebuah pengiriman senjata ilegal. "Kami tahu mereka datang dari Iran dan kami tahu tujuan mereka," tegasnya.

Pernyataan ini muncul setelah kepala Komando Sentral militer AS, Jenderal Joseph Votel, menuduh Iran memainkan peran dalam serangan rudal yang diduga dilakukan oleh kelompok Houthi terhadap kapal perang AS di Laut Merah bulan ini. "Kami percaya bahwa Iran terkait dengan ini dalam beberapa cara," kata Donegan.
Donegan mengungkapkan mengingat volume lalu lintas di sekitar selat dan teluk Hormuz, banyak dari pengiriman lain dalam jumlah besar berhasil mencapai Yaman.

Pada bulan April 2015 silam upaya penyitaan terhadap senjata dilakukan setelah Iran berusaha melakukan pengiriman dengan konvoi tujuh kapal, dijaga oleh dua kapal Korps Pengawal Revolusi Iran. Donegan mengatakan kapal tersebut berisi rudal jelajah pertahanan pantai, bahan peledak dan senjata lainnya.

Negara Kecil Ini Berani Larang Rombongan Kapal Induk Rusia Isi Bahan Bakar Di Negaranya


Setelah Spanyol membatalkan izin untuk armada perang Rusia mengisi bahan bakar di pelabuhannya dalam pelayaran menuju Laut Tengah, Malta-pun melakukan hal yang sama.
Kementerian Luar Negeri Malta dengan tegas melarang kapal-kapal perang Rusia untuk mengisi bahan bakar di negeri pulau itu.

Sebelumnya, armada yang terdiri dari delapan kapal perang, termasuk kapal induk Admiral Kuznetzov itu, berencana merapat di pelabuhan Cueta, Afrika Utara, Rabu (26/10/2016), untuk mengisi bahan bakar dan kebutuhan lainnya.
Namun rencana itu batal setelah Spanyol dihujani kecaman dari NATO dan sejumlah negara Eropa Barat, karena menilai armada Rusia itu akan digunakan untuk menambah frekuensi serangan ke kota Aleppo.

Harian The Times of Malta mengabarkan, menteri luar negeri George Vella membantah munculnya klaim bahwa armada perang Rusia itu akan singgah di negeri itu.
Namun, Vella tidak membenarkan atau membantah apakah Rusia telah mengajukan permintaan untuk singgah di pelabuhan Malta.

Reaksi Malta ini muncul setelah kelompok aktivis Avaaz menyerukan agar Malta mengikuti jejak Spanyol menolak apa yang disebut sebagai "armada kematian Rusia" untuk mengisi bahan bakar.
"Gelombang tekanan publik menyebar di seluruh Laut Tengah menekan semua pemerintahan untuk memberi pasokan bagi armada kematian Rusia," kata Christoph Schott, pengkampanye senior Avaaz.
"Pertama Spanyol dan kini Malta sudah mengakui bahwa mereka sama saja dengan ikut membantai warga sipil Aleppo dengan membiarkan kapal-kapal Rusia itu mengisi BBM," tambah Schott.
"Kini Yunani dan semua negara (di Laut Tengah) harus mengikuti langkah ini," tambah dia.

Armada kapal perang diperkirakan melanjutkan perjalanan mereka melewati Malta, pulau-pulau milik Yunani, dan Siprus. Sejauh ini belum jelas di mana armada itu akan singgah jika diperlukan.
Tekanan agar negara-negara di Laut Tengah agar tidak memberikan izin mengisi bahan bakar untuk armada Rusia itu juga datang dari Amnesti Internasional.

DPR Pertanyakan Laporan Kinerja Keuangan PTDI


DPR mempertanyakan soal pengadaan helikopter TNI AL senilai Rp 220 miliar oleh PT Dirgantara Indonesia. Perusahaan pelat merah itu sudah dibayar, namun pengerjaannya dianggap baru 20% dari target.
Direktur Utama PTDI Budi Santoso menjelaskan, pada tahun 2011 lalu BUMN tersebut melakukan pengiriman helikopter kepada TNI AL dalam waktu yang tepat.

"Tahun 2011 kita memang menerima 1 kontrak dari TNI AL untuk helikopter yang ditandatangani November 2011. Deliverynya 8 Februari 2012. Jadi kontrak yang ada di catatan kami, kepada TNI AL sudah kami selesaikan," ujar Direktur Utama PTDI Budi Santoso di ruang rapat komisi VI DPR RI, Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
Namun ternyata ditemukan fakta, bahwa ada audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang melaporkan di tahun 2015 adanya kerugian negara, lantaran dilakukan denda sebesar Rp 3,3 miliar.

Anggota komisi VI DPR RI Iskandar kemudian mempertanyakan, adanya ketidaksesuaian pada penjelasan Budi dalam hal pengadaan helikopter untuk TNI Angkatan Laut pada tahun 2011.
Pasalnya, dalam hal pengadaan ini, PTDI melakukan keterlambatan pada pengiriman helikopter, sedangkan Budi mengatakan pengiriman dilakukan tepat waktu.
"Saya menilai direksi PTDI melakukan sesuatu yang salah dalam penjelasan. Pengiriman helikopter dikatakan tepat. Tapi audit BPK tahun 2012 ada denda keterlambatan. Ada denda Rp 3,3 miliar dan sekarang belum diselesaikan oleh PTDI," kata Iskandar menimpali jawaban Dirut Budi.

Rapat kemudian memanas. Sebab, DPR pertanyakan adanya ketidaksinkronan laporan tersebut. Iskandar bahkan mengatakan adanya sejumlah LSM yang akan melaporkan hal ini kepada kepolisian karena adanya potensi kerugian negara.

"Audit BPK yang jelas-jelas mengatakan adanya keterlambatan, tetapi dianggap seperti tidak ada," tambah Iskandar.
Budi kemudian mengatakan, akan menindaklanjuti laporan ini. Hal ini akan dilihat lagi untuk bisa diklarifikasi dengan baik sebagai pertanggungjawaban kepada negara.
"Kami akan lakukan klarifikasi besok (hari ini), untuk pengadaan heli kepada TNI AL tahun 2011 nanti," jawabnya.

Sumber: Detik.com

Masih Dibutuhkan Untuk Hajar ISIS, A-10 Warthog Batal Pensiun


Mungkin ini berita gembira bagi para penggemar pesawat CAS (Close Air Support) alias serang darat A-10 Thunderbolt II alias Warthog. Setelah sebelumnya terjadi pedebatan panjang melawan niatan Angkatan Udara AS untuk memensiunkan A-10 yang bahkan sampai melibatkan Kongres AS, akhirnya terjadi perubahan paradigma.
Angkatan Udara AS pada awalnya ingin memensiunkan A-10 secara bertahap mulai 2018 dengan mengirimkannya ke pusat penyimpanan pesawat AS yang dikenal sebagai Boneyard. Penggantinya apalagi kalau bukan F-35 Lightning II yang biayanya mahal namun dianggap tidak mampu menggantikan peran yang disandang A-10 yang memang dibangun sebagai pesawat serang darat dan penghancur tank terdedikasi.


Kepastian Angkatan Udara AS untuk mempertahankan A-10 datang dari Menteri Angkatan Udara Deborah Lee James yang mengatakan bahwa program pemensiunan A-10 harus ditunda karena pesawat ini diandalkan untuk misi CAS di Irak dan juga Suriah. Dengan kanon multilaras 30mm GAU-8 Avenger dan beragam persenjataan seperti roket dan bom pintar, A-10 jawara soal misi CAS. Komandan lapangan di darat puas dan mendamba kedatangan A-10 pada saat terjepit. Dengan kecepatannya yang rendah, A-10 jelas bisa melihat sasarannya dengan lebih jelas dan menghajarnya dengan akurat.


Pernyataan Menteri Angkatan Udara AS ini kemudian didukung dengan tindakan nyata Komando Materiil Angkatan Udara AS (AFMC - Air Force Material Command) untuk mengaktifkan pusat perawatan dan perbaikan A-10 di level depo (depot) dengan kapasitas penuh.
Artinya A-10 tidak dibiarkan beroperasi dengan dukungan logistik minim, tetapi justru menjalani perawatan dan upgrade untuk memperpanjang daur hidupnya agar prima bertugas di garis depan. Seperti kata Panglima AFMC Jenderal Ellen Pawlikowski, “Komando kami memandang A-10 sebagai pesawat yang harus dirawat dan dijaga sampai waktu yang tidak ditentukan.”
Ini bertolak belakang dengan langkah Angkatan Udara AS yang memotong anggaran untuk depo A-10 sebesar 40% pada tahun anggaran 2014-2015. Angkatan Udara bahkan memindahkan 30 teknisi spesialis A-10 dan menyebarkannya ke berbagai skadron F-16, plus memindahkan dua pilot uji A-10 dari skadron evaluasinya.

Salah satu program yang sudah direncanakan adalah pemasangan sayap baru dengan struktur lebih ringan tapi lebih kuat, mengingat sebagian besar rudal dan bom pintar yang dibawa A-10 memang dipasang di sayapnya. A-10 yang memasuki depo pemeliharaan juga akan dibongkar untuk memeriksa korosi pada struktur paralel dengan penggantian sayap yang baru.

Tugas perawatan level depo ini jatuh ke Hill Air Force Base di Utah yang selama ini memang sudah menangani A-10. Mereka bertanggungjawab untuk melakukan perbaikan pada 283 A-10 Warthog yang sebagian besar keluar dari pabrik Fairchild pada dekade 1970an. Dari jumlah eksisting itu, diperkirakan ada 150-160 unit yang dalam kondisi siap terbang dan menjalankan misi tempur kemanapun keberadaannya dibutuhkan, naik dari jumlah 89 unit yang tadinya akan dipertahankan sampai A-10 dipensiunkan.

Indonesia Tarik Armada Helikopter Mi-17 Dari Misi MINUSMA Di Afrika


Misi kemanusiaan PBB di Mali yang disebut UN Multidimensional Integrated Stabilisation Mission in Mali atau MINUSMA saat ini sedang mengalami kekurangan armada helikopter angkut pasca Indonesia menarik pulang 3 unit helikopter Mi-17 V5 yang telah digunakan di daerah Timbuktu selama 12 bulan terakhir. Helikopter yang bertugas mewakili Indonesia dalam misi kemanusiaan di Mali tersebut merupakan milik dari Pusat Penerbangan Angkatan Darat atau Puspenerbad.

Unit helikopter tersebut diterbangkan ke daerah Bamako pada 21 Oktober 2016 lalu. Kemudian helikopter tersebut akan di angkut pada pesawat kargo sewaan Antonov An-124 untuk kemudian diterbangkan ke Indonesia pada 26 Oktober 2016.
Indonesia berencana untuk menarik unit helikopter tersebut tanpa melakukan penggantian kembali. Pihak Indonesia
menyatakan bahwa helikopter-helikopter tersebut masih dibutuhkan untuk serangkaian misi domestik atau misi yang dilakukan di dalam negeri.

Saat ini, MINUSMA tidak lagi memiliki armada unit transportasi militer di daerah Timbuktu dan segera akan kehilangan unit helikopter angkut dan unit helikopter pengintai yang saat ini berada di daerah Gao. Hal ini terjadi akibat Belanda yang awalnya menugaskan helikopter CH-47D Chinook dan AH-64 Apache di daerah Gao, telah meng-konfirmasikan rencana untuk menarik pulang armada helikopter nya pada awal 2017 mendatang.

PBB Saat ini sedang mencari negara yang mau mengirimkan helikopter menggantikan peran helikopter-helikopter yang telah dan akan ditarik tersebut.
Pembicaraan sedang dilakukan dengan negara Jerman untuk dapat mengirimkan helikopter dan personel nya dalam pasukan MINUSMA. Tidak hanya Jerman, kabarnya Kolombia juga diminta untuk menyumbang kontribusi unit helikopter bagi MINUSMA.

Indonesia Promosikan Alutsista ke Australia


Indonesia dan Australia sepakat untuk bekerja sama di bidang pertahanan. Dalam hal ini, Indonesia pun mempromosikan alutsistanya.
“Industri pertahanan kita berjalan dengan baik. Mereka (Australia) mau bantu. Kita bilang bahwa banyak yang mau beli alutsista kita, seperti Filipina, Malaysia. Filipina aja sudah mau nambah lagi,” tutur Menteri Pertahanan RI,Ryamizard Ryacudu kepada awak media di Nusa Dua, Bali, Jumat (28/10/2016).
Namun, ia mengungkapkan bahwa jika Indonesia masih bisa mengatasi masalahnya sendiri.
“Untuk Hercules apa perlu dibantu? Saya banyak ditawari Amerika, Tiongkok, sekarang Australia. Saya sampaikan
kalau dibantu terus nanti nggak maju-maju,” ungkapnya.
Tetapi, Ryamizard tetap mengucapkan terima kasih kepada Australia yang berniat membantu dan berusaha membangun pertemanan dua negara yang lebih besar dan erat.

Sementara, terkait dengan kerja sama siber, Ryamizard menegaskan bahwa selama ini Indonesia dan Australia bekerja sama seperti people to people.
“Artinya ya pasukan dan pasukan. Tentara dan tentara. Selama ini ya berhubungan baik. Ada yang mau sekolah di kita (Indonesia), ada juga yang mau sekolah di sana,” ucap dia.
Namun, Ryamizard belum mau membeberkan seperti apa bentuk kerja sama siber ini. Pasalnya, menurut dia, hal tersebut masih dalam perundingan.
“Masih ngomong-ngomong aja. Nanti kita rumuskan lagi. Itu kan termasuk urgency juga di sini,” pungkasnya.

Dalam pertemuan antara Menhan RI dan Menhan Australia, Marise Payne ini juga disepakati kerja sama lainnya, seperti menjaga keamanan Laut China Selatan dan Laut Sulu.

Indonesia Kemungkinan Batalkan Pembelian Su-35

Negosiasi terkait harga dan transfer teknologi dapat menghalangi penandatanganan kontrak.


Negosiasi harga dan transfer teknologi kemungkinan akan menghalangi keputusan pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35 oleh Indonesia. Demikian hal tersebut dikabarkan RNS Online, mengutip laporan yang dipublikasikan Defence World.    
“Kontrak pembelian Su-35 hampir disepakati sebelum kuartal kedua tahun ini. Namun, masalah harga dan transfer teknologi mungkin akan menghambat penandatanganan kontrak. Karena itu, Indonesia terpaksa mengundang dua perusahaan lain untuk mengirimkan proposal mereka," tulis Defence World.
Pemerintah Indonesia bersikeras ingin menjalankan produksi pesawat tempur bersama Rusia di dalam negeri. Namun, mengutip keterangan yang disampaikan pihak Rusia, pembelian 8 – 12 unit pesawat terhitung sedikit untuk dapat menjalankan produksi bersama dan transfer teknologi.
Minggu depan, Indonesia berencana mengumumkan tender pembelian pesawat tempur untuk menggantikan pesawat F-5 buatan AS milik Angkatan Udara RI yang sudah usang.
Menurut Defence World, kompetisi itu akan melibatkan perusahaan Saab AB asal Swedia yang menawarkaan Saab JAS 39 Gripen, perusahaan asal Eropa Eurofighter GmbH dengan pesawat tempur multiperan Eurofighter Typhoon, dan Rosoboronexport dengan Su-35.
Pada Juni lalu, Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia Wahid Supriyadi sempat menyampaikan rencana Indonesia untuk membeli delapan unit pesawat tempur multiperan Su-35 dari Rusia. Saat itu, Dubes Wahid menerangkan bahwa diskusi terkait kemungkinan transfer teknologi dari pihak Rusia tengah berjalan.
Sumber: RBTH Indonesia

Thursday 27 October 2016

AS Dan Korsel Latihan "Serangan Bedah" Terhadap Nuklir Korut


Pasukan Khusus Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menggelar latihan perang gabungan untuk melakukan “Surgical Strikes” (serangan bedah) terhadap fasilitas nuklir dan rudal Korea Utara (Korut). Latihan gabungan itu diungkap pejabat Kementerian Pertahanan Korsel, Kamis (27/10/2016).

”Kelompok Operasi Khusus Angkatan Udara AS 353 melakukan latihan gabungan untuk melawan fasilitas musuh dengan Brigade Pasukan Khusus Korsel di sebuah pangkalan militer di Gunsan (274 kilometer selatan Seoul),” kata seorang pejabat pertahanan Korsel kepada kantor berita Yonhap.

Pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu, mengatakan latihan perang gabungan itu bertajuk “Teak Knife”. Dalam latihan ini, kedua militer difokuskan pada pengiriman pasukan khusus ke Korut melalui pesawat dalam kasus pecahnya konflik di Semenanjung Korea.
Latihan perang “Teak Knife” sudah rutin digelar militer kedua negara sejak tahun 1990-an, namun jarang diungkap ke publik.

Pejabat Kementerian Pertahanan Korsel itu menambahkan, informasi latihan perang gabungan ini dipublikasikan karena ketegangan di Semenanjung Korea dan di wilayah Asia-Pasifik sudah meningkat, terutama sejak Korut gencar mengembangkan senjata nuklir dan rudal.

Korut di bawah kepemimpinan diktator muda Kim Jong-un sudah lima kali menguji coba senjata nulklir. Uji coba senjata nuklir terbaru berlangsung bulan September 2016 lalu.
Sedangkan uji coba senjata nuklir yang menggemparkan pernah dilakukan rezim Pyongyang awal Januari 2016 lalu, di mana Korut mengklaim berhasil menguji coba miniatur bom hidrogen.

Merespons AS, China Gelar Latihan Perang Kejutan Di Laut China Selatan


Angkatan Laut China menggelar manuver atau latihan perang kejutan di dekat pulau-pulau sengketa di Laut China Selatan pada hari ini (27/10/2016). Tindakan China ini sebagai respons atas patroli yang dilakukan kapal perang Amerika Serikat (AS) beberapa hari lalu.
Pengumuman latihan perang di Laut China Selatan itu dipublikasikan Pemerintah China di situs Maritime Safety Administration China pada hari Rabu.

Tanpa mengungkapkan rincian latihan perang, otoritas maritim China menyediakan koordinat untuk manuver yang digelar pada hari ini. Dalam pengumumann itu, kapal-kapal sipil diperintahkan untuk menjauh dari perairan di selatan pulau Hainan dan laut dari gugusan pulau yang disengketakan di Laut China Selatan.

Kurang dari seminggu ini, kapal perang AS USS Decatur melakukan patroli di dekat Kepulauan Spratly, Laut China Selatan, yang disengketan oleh China dan beberapa negara Asia. Patroli kapal perang AS itu diluncurkan dengan dalih menegakkan “kebebasan navigasi”.
”USS Decatur (DDG 73) melakukan transit, ini merupakan rutinitas dengan cara yang sah tanpa pengawalan kapal dan tanpa insiden pada 21 Oktober,” kata juru bicara Pentagon, Gary Ross kepada Navy Times.
”Amerika Serikat melakukan operasi-operasi rutin secara teratur di seluruh dunia, secara penuh, sesuai dengan hukum internasional,” katanya lagi.

Patroli kapal perang AS di Laut China Selatan pada Jumat lalu adalah yang keempat kalinya yang diluncurkan Washington sejak tahun lalu. Langkah ini AS menarik respons dan kritik keras dari Beijing.
Menurut Kementerian Pertahanan China, patroli kapal perang USS Decatur adalah pelanggaran karena dilakukan di dekat pulau-pulau sengketa. China telah mengerahkan dua kapal untuk mengikuti patroli kapal perang AS itu.

Rusia Kirim Kapal Perang Berpeluru Kendali Ke Laut Baltik


Rusia dilaporkan mengirimkan dua kapal perang berpeluru kendali mematikan yang mempunyai kemampuan mencapai Eropa ke Laut Baltik. Pengiriman dua kapal perang ini dilakukan ditengah persiapan NATO mengirimkan ribuan pasukan ke perbatasan Rusia.

Dua kapal perang tersebut awalnya adalah bagian dari armada kapal perang yang dikirimkan ke Laut Mediterania. Mereka berencana mengisi bahan bakar di Spanyol sebelum melanjutkan perjalanan menuju Suriah. Namun kapal itu malah bergerak ke Laut Utara,melewati Great Belt disekitar Denmark dan ke Laut Baltik.

Diyakini kapal-kapal itu sedang dalam perjalanan ke kantong Rusia di Baltik, Kaliningrad, yang baru-baru ini memiliki sejumlah rudal mematikan. "Dengan munculnya dua kapal kecil yang dipersenjatai dengan rudal jelajah Kalibr, Armada kapal itu berpotensi menargetkan basis militer Eropa di utara," ucap sebuah sumber seperti dikutip dari Express, Kamis (27/10/2016)

Dylan White, yang bertindak sebagai juru bicara NATO mengatakan: "Angkatan Laut NATO sedang memantau kegiatan ini di dekat perbatasan kita."
Sedangkan seorang analis pertahanan dari Atlantic Council Digital Forensik Research Lab, menambahkan: "Penambahan rudal Kalibr akan meningkatkan jangkauan serangan bukan hanya dari Armada Baltik, tapi pasukan Rusia di kawasan Baltik, lima kali lipat. Dua korvet kecil, dengan kemampuan rudal nuklir modern mereka, mungkin belum memberikan dampak yang luar biasa untuk ukuran mereka di Baltik."

Armada ini menjadi berbahaya setelah diatur untuk menerima lebih lanjut tiga kapal perang bersenjata dengan rudal yang sama pada akhir 2020.
Hubungan Rusia dengan sejumlah negara Baltik menjadi lebih dan lebih menegangkan dalam beberapa bulan terakhir karena Rusia mencoba untuk memamerkan kekuatan militernya.

Kemhan Akan Kirim 300 Insinyur Belajar Pembuatan Kapal Selam Ke Korsel


Pemerintah Indonesia terus berupaya mencapai kemandirian dalam membangun industri pertahanan. Salah satu langkah kongkrit yang dilakukan yakni mengirim 300 insinyur ke Korea Selatan (Korsel) untuk belajar membangun kapal selam.

Direktur Teknologi Industri Pertahanan Ditjen Pothan Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigjen TNI Jan Pieter Ate mengatakan, pengiriman 300 insinyur tersebut merupakan bagian dari kontrak pembelian kapal selam antara Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan.

"Tugas mereka belajar bagaimana membuat kapal selam," ujar Pieter di Kantor Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu 26 Oktober 2016.
Pieter menjelaskan, pemerintah tengah mencanangkan pembangunan kapal selam secara mandiri di dalam negeri. Dalam rencana strategis postur pertahanan tercatat, hingga 2029 Indonesia akan memiliki 12 unit kapal selam.

Pengiriman 300 insinyur Indonesia ke Korea Selatan, kata Pieter, merupakan bagian dari transfer teknologi antara dua negara. Harapannya, ke depan pembuatan kapal selam bisa dilakukan di dalam negeri oleh tenaga-tenaga terampil yang dimiliki Indonesia.

"Satu unit kapal selam akan dibuat di Korsel. Unit kedua, ketiga, harapannya bisa dibangun sendiri di dalam negeri oleh insinyur kita," ucap Pieter.

Kesal Terus Dikritik Dalam Konflik Suriah,, Putin Mengancam Bakal Terjadi Perang Dunia III


Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan ancaman mengerikan terhadap Amerika Serikat yang terus-menerus mengecam keterlibatan Negeri Beruang Merah itu dalam konflik di Suriah.
"Semua ini sudah tidak lucu lagi. Jika seseorang di luar sana ingin konfrontasi, itu bukan pilihan kami, tapi itu berarti akan ada sejumlah masalah," ujarnya. Hal tersebut dia ungkapkan setelah para pejabat Amerika terus mengutuknya lantaran melakukan serangan udara ke Suriah yang menewaskan ribuan orang.

Dalam sebuah rekaman video, Putin menuding para petinggi Amerika, terutama kandidat presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, melakukan kecaman terhadap Rusia dalam upaya mengalihkan para pemilih dari masalah sesungguhnya di negara itu dan menyatukan mereka dengan menjadikan negara-negara lain sebagai musuh bersama.
Adapun negara-negara yang dimaksud Putin adalah Rusia dan Iran.

Ketika dimintai tanggapan tentang pemilihan Presiden Amerika yang akan digelar pada 9 November mendatang, jawaban Putin mengisyaratkan bakal terjadi Perang Dunia III.

"Nyonya Clinton telah memilih mengambil sikap yang sangat agresif terhadap negara kami, terhadap Rusia,” kata Putin.

"Sebaliknya, Trump, menyerukan kerja sama, setidaknya dalam urusan perang internasional melawan terorisme.

"Kami menyambut mereka yang ingin bekerja sama dengan kami. Dan kami menganggap salah jika di antara kedua negara harus selalu ada konflik, selalu menciptakan ancaman kepada masing-masing negara dan seluruh dunia. Serta gagal meraih kemenangan dalam perang internasional melawan terorisme.

“Apa yang akan terjadi setelah pemilihan Presiden Amerika? Kami tak tahu. Apakah Trump akan melakukan kerja sama dengan Rusia?”

“Apakah Nyonya Clinton akan melontarkan ancaman dan pidato keras terhadap Rusia jika ia menjadi presiden? Atau apakah ia akan mengoreksi sikapnya terhadap kami? Kami tak tahu.”

Putin kemudian melontarkan pernyataan yang terdengar seperti sebuah ultimatum yang mengerikan kepada para politikus Amerika. “Membahayakan hubungan Rusia-Amerika dalam upaya mendapatkan dukungan di dalam negeri adalah satu tindakan yang saya anggap berbahaya dan kontraproduktif,” katanya.