Friday 23 September 2016

Pemerintah Habiskan Dana Rp 7 Triliun Untuk Upgrade 24 F-16 Hibah AS,, Kira-Kira Mahal atau Murah?


Nilai hibah pesawat tempur F-16 C/D dari program “Peace Bima Sena II” dalam kontrak FMS LOA ID-D-SAL yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat dengan Pemerintah Indonesia mencapai $699 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun.
Panglima Komando Operasi I TNI AU, Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna, di Magetan mengatakan, seluruh pesawat hibah tersebut telah menjalani “up grade” atau pemberbaruan.
“Memang pesawatnya hibah, namun kita perbaiki lagi dan kita bayar sendiri untuk memperbaiki pesawat-pesawat tersebut,” ujar Yuyu Sutisna kepada wartawan saat meninjau pelatihan puncak Angkatan Udara Angkasa Yudha 2016 di Lanud Iswahyudi Magetan, Selasa 20 September 2016.
Nilai hibah sebesar Rp7 triliun itu tidak hanya untuk 24 unit pesawat tempur F-16 C/D 52id. Namun, untuk pesawat tempur F-16 C/D sebanyak 30 unit berikut “follow on support”.
Dari 30 unit pesawat tersebut, sebanyak 24 unit pesawat di antaranya dilakukan upgrade untuk diterbangkan, empat unit pesawat untuk keperluan percepatan upgrade, dan dua lainnya untuk mendukung hal yang sama.
Sebanyak 24 unit pesawat tersebut telah diperbarui struktur dan rangkanya, perangkat avionik, dan sistem pendukung persenjataannya sehingga diharapkan setara dengan F-16 Block 52.
Dari 24 unit pesawat tempur F-16 C/D yang akan diterbangkan, telah secara bertahap didatangkan dari Amerika Serikat ke Indonesia. Sejauh ini sudah empat kali kedatangan sejak Juli 2014 hingga September 2016.
“Sejauh ini total pesawat yang telah dikirim sudah mencapai 14 unit, dengan satu unit di antaranya rusak karena mengalami kecelakaan di Lanud Halim Perdana Kusuma beberapa waktu lalu,” kata dia.
Pertanyaannya apakah $699 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun itu mahal atau murah untuk sebuah upgrade F-16. Tentu sangat relatif untuk mengatakan. Jika mengacu pada penjelasan bahwa Rp 7 triliun adalah untuk 30 pesawat maka per pesawat rata-rata menghabiskan Rp 233 Miliar.
Mari kita bandingkan dengan negara lain. Pada 2015 Flightglobal melaporkan Lockheed Martin mendapatkan kontrak senilai $914 juta dolar atau sekitar Rp12 triliun (dengan kurs Rp13.100) untuk meng-upgrade armada F-16 Singapura menjadi satara block 52.
Upgrade akan dilakukan di Fort Worth, dan diharapkan selesai pada 30 Juni 2023, Departemen Pertahanan AS mengatakan pernyataanya Rabu 2 Desember 2015 Lockheed merupakan pihak yang dianugerahi kontrak secara tunggal, namun detail tentang apa saja yang akan diupgrade tidak diungkapkan.
Kementerian Pertahanan Singapura juga menolak untuk mengomentari kontrak saat dihubungi flightglobal. Tetapi merujuk pernyataan sebelumnya pihaknya berencana untuk muat pesawat dengan radar Aktive Electrolically Scaned Array (AESA) dan avionik yang lebih canggih untuk meningkatkan kemampuan di segala cuaca dan serangan darat.


Menurut Flightglobal’s Fleets Analyzer, angkatan udara Singapura saat ini mengoperasikan 60 F-16C/D. Dengan Rp12 triliun maka rata-rata upgrade satu pesawat menghabiskan Rp200 miliar.
Mari kita lihat upgrade F-16 Korea Selatan. Lockheed Martin dan Northrop Grumman mendapatkan kontrak untuk mengupgrade 134 jet tempur KF-16 (varian F-16 untuk Korea Selatan) dengan nilai US$ 2,7 miliar atau sekitar Rp35 triliun. Upgrade juga akan menjadikan F-16 satara block 52 dengan radar AESA.


Defense Security Cooperation Agency (DSCA) AS mengatakan dalam sebuah pernyataan 15 Juli 2015 mengatakan Seoul meminta untuk meng-upgrade 134 KF-16 model C dan D dengan avionik baru, senjata dan radar active electronically scanned array. Total biaya dibagi dengan total pesawat menjadikan biaya upgrade per satu unit F-16 Korea Selatan kira-kira menghabiskan Rp261 miliar.
Jadi mahal tidak upgrade 30 F-16 Indonesia hibah AS yang menghabiskan per unit Rp233 miliar ? Silahkan nilai sendiri dan perhitungan ini juga perhitungan yang hanya menggunakan data terbuka.

0 comments:

Post a Comment