Wednesday, 26 October 2016

Dilihat Dari Desain Awalnya,, Ternyata Admiral Kusnetzov Bukanlah Kapal Induk. Alasannya Apa ya..??


Kapal Induk Rusia Admiral Kusnetzov yang baru-baru ini menghebohkan armada laut NATO merupakan satu-satunya kapal di kelasnya. Walaupun memiliki dek untuk lepas landas dan mendarat pesawat tempur dan helikopter, sejatinya Admiral Kusnetzov bukanlah kapal induk. Kok bisa ya..??

Admiral Kusnetzov yang lengkapnya bernama Admiral Flota Sovetskogo Syuza Kusnetzov dibuat di Galangan Kapal Mykolaiv, Ukraina, yang menjadi satu-satunya galangan pembuat kapal induk pada era Uni Soviet. Desainnya sendiri disebut sebagai kapal penjelajah kelas berat yang membawa pesawat terbang (TAVKR – Tyazholly Avianesushchiy Kreyser). Oww... itu to alasannya.

Kapal dengan bobot 55.000 ton dan ditenagai mesin CODAD ini diluncurkan pada 1985, Kapal ini sempat dinamai Riga, lalu Leonid Brezhnev, sempat menjadi Tbilisi, lalu akhirnya Kusnetzov. Sebagai kapal pembawa pesawat, Admiral Kusnetzov didesain dengan tiga posisi peluncuran untuk pesawat tempurnya, dengan metode peluncuran ski-jump. Metode peluncuran ini mengharuskan pesawat untuk memasang afterburner dan tenaga penuh, menanjak saat melewati ujung dek yang melandai ke atas, dan lepas landas dengan tenaganya sendiri. Dibandingkan dengan sistem ketapel energi tinggi pada kapal induk AS, teknologi Rusia ini tentu saja terlihat tertinggal.

Hal ini tentu saja menuntut kapabilitas pesawat tempur yang prima, dengan stall speed yang rendah. Yang bisa memenuhi prasyarat ini hanya pesawat tempur dengan tenaga besar seperti Su-33 (varian maritim Su-27) atau MiG-27K. Itupun dengan catatan bahwa pesawat tempur harus dibuat seringan mungkin. Bahan bakar tidak diisi penuh dan muatan senjata dibatasi pada sejumlah rudal anti pesawat atau bom ringan. Admiral Kusnetzov sendiri bisa membawa 40-50 pesawat tempur dan helikopter.

Dalam kapasitasnya sebagai kapal penjelajah, Admiral Kusnetzov dilengkapi dengan sejumlah sistem persenjataan ofensif, yang tidak dimiliki pada desain kapal induk Barat. Kemampuan serangnya terdiri dari 12 rudal P-700 Granit (NATO: SS-19 Shipwreck) dengan jarak luncur 600km. Sementara kemampuannya bertahan dari serangan udara disediakan oleh rudal SAM 3K95 Kinzhal yang terpasang pada sel rudal vertikal.
Untuk pertahanan jarak dekat disediakan 6 unit AK-630 dan 8 unit Kashtan CIWS plus 32 rudal anti pesawat jarak dekat 3K87 Kortik, dan untuk melawan kapal selam tersedia RBU-12000 UDAV-1 Anti Submarine Rocket. Secara teoritis kalau melihat pada daftar senjatanya, Admiral Kusnetzov tampil gahar dan menakutkan, dan memenuhi spektrum pertempuran seutuhnya.

Nyatanya, sejak keluar dari galangan, Admiral Kusnetzov lebih banyak istirahat di pangkalan karena beragam masalah yang menghadang. Diluncurkan pada 1985, proses pengerjaan begitu lambat dan baru pada 1989 kapal ini menjalankan ujicoba pendaratan pesawat. Pelayaran perdana dilakukan sesudah Uni Soviet pecah, dan baru pada 1993 Admiral Kusnetzov menerima pesawat-pesawat tempurnya.

Setelah masa operasi yang relatif singkat, Admiral Kusnetzov mengalami kerusakan besar yang mengakibatkan harus dilakukannya proses refit ulang pada 2007. Proses perbaikan pada Admiral Kusnetzov sendiri tercatat lebih lama dibandingkan masa operasionalnya. Saat operasional di laut lepas pun, kapal induk ini tidak bisa lepas dari tugboat yang bertugas menderek Admiral Kusnetzov apabila terjadi masalah di tengah laut.
Namun begitu, Admiral Kusnetzov tetap dipaksakan beroperasi pada akhir tahun, namun berbagai masalah terus menghantui. Sebagai contoh, pada 2009 terjadi kebakaran akibat buruknya insulasi pada kabel-kabel dan menewaskan seorang kelasi yang keracunan karbon monoksida.

Toiletnya yang berfungsi hanya 25 buah, dan harus digunakan oleh 3.000 awak yang bertugas di Admiral Kusnetzov. Mesinnya yang tidak efisien selalu menghasilkan asap yang sangat-sangat tebal, sehingga keberadaannya mudah ditemukan oleh pesawat pengintai, termasuk dalam perlintasannya menuju Laut Merah pada bulan Oktober 2016 ini.

Rusia sendiri tidak punya pilihan selain terus mengoperasikan Admiral Kusnetzov, betapapun tidak andalnya ‘kapal induknya’ yang satu ini. Galangan Kapal Mykolaiv jatuh ke Ukraina sehingga kapal induk kedua yang baru setengah jadi dari kelas yang sama yaitu Varyag akhirnya dijual ke Tiongkok oleh Ukraina dan dimodifikasi sebagai Liaoning.

0 comments:

Post a Comment