Sunday, 30 October 2016

Melihat Sejenak Kekuatan Alutsista Korps Marinir Indonesia 2016


Korps Marinir memainkan peran penting dalam membela Indonesia. Di bawah kekuasaan angkatan laut, korps ini terdiri dari dua kelompok (masing-masing tiga batalyon) dan satu brigade independen sebesar 20.000 personil.


Varian baru dari kendaraan lapis baja BTR-4M 8×8 diterima tahun ini oleh Korps Marinir dari Ukraina. Ini akan menambah formasi kendaraan amfibi seperti 54 unit BMP-3F di perbendaharaan Korps Marinir dan unit lapis baja lainnya. Beberapa kendaraan BTR-4M baru menggunakan stasiun senjata remote-controll Parus yang dilengkapi dengan meriam 30 mm ZTM-1, peluncur granat otomatis 30mm dan senapan mesin 7,62 mm. Sedangkan BTR-4M lainnya memiliki menara sederhana dengan senapan mesin 12,7 mm.
Indonesia dikabarkan memesan 55 unit kendaraan amfibi, yang akan menggantikan BTR-50 dan melengkapi BTR-80A yang sudah tua, dimana sebagian besar yang terakhir digunakan di Lebanon untuk misi perdamaian.

Selain itu, Korps Marinir telah melakukan tes terhadap MRLS RM-70 Vampire baru pada tanggal 10 Juni. Marinir Indonesia menerima delapan unit baru dari Republik Ceko pada pertengahan tahun untuk melengkapi dua baterai MRLS.


Pada bulan Juni-Juli, Kops Marinir menerima pelatihan pengoperasian peralatan peluncur roket 122 mm baru. RM-70 Vampire merupakan upgrade dari RM-70 standar, dengan pekerjaan modernisasi dilakukan oleh perusahaan Excalibur Army Republik Ceko.
Peluncur roket terpasang pada chassis Tatra 8×8 T 815-7. Dioperasikan oleh empat orang crew, peluncur terhubung dengan sistem pengendali tembakan digital. Kendaraan siap untuk menembak dalam waktu 2,5 menit setelah tiba di titik tembak dan siap menembakan 40 roket secara tunggal atau salvo. Truk juga membawa rak kedua dari 40 roket yang dapat dapat dilakukan reloaded manual dalam satu menit.

Indonesia-pun telah memproduksi roket lokal R-HAN 122B, yang berhasil melakukan pengujian pada bulan Agustus 2015. Versi perbaikan jenis roket ini dikembangkan oleh konsorsium dari PT Dahana, PTDI dan Pindad, serta berbagai instansi pemerintah.
R-HAN 122B memiliki panjang 2,81 m, didukung oleh motor roket Hydroxylammonium nitrat dengan waktu pembakaran tiga detik. Roket memiliki jangkauan sejauh 30.5 km dengan hulu ledak seberat 15 kg.

Seiring dengan MRLS, Indonesia menerima satu batalion kendaraan komando, dua kendaraan amunisi resupply, kendaraan recovery dan tanker bahan bakar. 
Korps Marinir juga menerima dua kendaraan lapis baja Alligator 4×4 dan APC Tatrapan 6×6 T 815 dari produsen Kerametal Slowakia. Indonesia memperoleh sembilan RM-70 bekas dari Republik Ceko pada tahun 2003, sehingga militer sudah akrab dengan sistem ini. 

Korps Marinir Indonesia juga menerima sistem pertahanan udara baru dari China. Sistem tunggal yang dibeli dari Norinco mencakup empat Type 90 twin 35 mm towed anti-aircraft gun, sistem pertahanan udara ini dilengkapi dengan radar AF902 dan empat unit power supply mobile.


Tes penembakan pertama sistem dilakukan terhadap UAV pada tanggal 12 Agustus setelah diterima pada bulan Juli. Pemesanan lebih lanjut dari sistem ini bisa mengikuti.

0 comments:

Post a Comment