USS Zumwalt, kapal permukaan terbaru dan paling berteknologi maju milik Angkatan Laut Amerika, secara resmi dinyatakan beroperasi pada 15 Oktober 2016.
Kapal Destroyer senilai US$4,4 miliar atau sekitar Rp.57,2 triliun ini memiliki fitur sistem daya yang mampu menghasilkan 78 megawatt listrik dan memiliki kemampuan untuk meluncurkan TLAM (Tomahawk Land Attack Missile) dan Rudal Sea Evolved Sparrow seperti yang digunakan di Yaman baru-baru ini, serta beragam senjata anti-kapal dan anti-kapal selam lainnya, namun fokus utama adalah pada serangan darat.
Kapal ini dinamai USS Zumwalt untuk menghormati mantan Kepala Staf US Navy Laksamana Elmo R. “Bud” Zumwalt Jr, yang menjabat sebagai Kepala Staf US Navy pada 1970-1974. Kapal ini nantinya akan menggantikan kapal perusak DDG-51 kelas Arleigh Burke. Zumwalt lebih panjang 30 meter dibanding pendahulunya kelas Arleigh Burke, namun hanya memerlukan kru setengahnya saja.
Kapal kelas Zumwalt adalah kapal perusak multi-misi, yang dibuat oleh General Dynamics Bath Iron Works untuk Angkatan Laut Amerika Serikat. Kapal ini menjadi kapal perusak terbesar di dunia yang pernah dibuat dengan bobot benaman penuh 15.656 ton. Pembuatan Zumwalt dimulai pada Februari 2009 Kapal pertama di kelasnya yaitu USS Zumwalt (DDG 1000), diluncurkan pada Oktober 2013 dan menjalani uji cobanya di Samudera Atlantik.
USS Zumwalt dilengkapi kemampuan stealth yang membuatnya terdeteksi radar sebagai kapal kecil seukuran kapal nelayan. deckhouse komposit yang membentuk sudut meminimalkan radar , dimana radar dan sensor sangat tersembunyi, serta suara yang sangat pelan sehingga sulit dideteksi. Kapal ini juga dilengkapi dengan sejumlah persenjataan mutakhir seperti sistem misil yang dipandu dengan komputer, dilengkapi senjata laser serta railgun. Kecanggihan teknologi yang dimiliki USS Zumwalt juga membuat kapal ini dapat dioperasikan dengan jumlah kru yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang dibutuhkan oleh kapal seukurannya.
0 comments:
Post a Comment