Wednesday 19 October 2016

Coast Guard KPLP Pesan Radar Terma Scanter-6000


Sea and Coast Guard Indonesia, Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) telah memesan radar Terma Scanter 6000 untuk navigasi, pengawasan, dan control helikopter.
Radar akan diinstal pada lima kapal KPLP dengan kelas yang berbeda-beda, yang terintegrasi dengan sistem tampilan Northrop Grumman Sperry Marine Vision Master automatic radar plotting aid (ARPA).
Lima kapal patroli termasuk KN. Trisula (P111), KN. Kalimasadha (P115), KN. Kalawai (P117), KN. Chundamani (P116) dan KN. Gandiwa (P118). Kapal-kapal berbasis di berbagai lokasi di seluruh Indonesia dan akan ditingkatkan di homeports-nya masing-masing.

“Resolusi tinggi seri Scanter 6000 akan memungkinkan kapal patroli Indonesia untuk mendeteksi dan melacak target kecil (dari cakrawala sampai ke kapal itu sendiri) di permukaan dan ruang udara tingkat rendah serta dalam segala kondisi cuaca,” jelas Jesper Tolstrup, Direktur , Radar Applications for Terma Lystrup, Denmark.

“Meskipun kapal patroli ini tidak memiliki fasilitas untuk embarkasi helikopter, radar memberikan kemampuan untuk mengarahkan helikopter dalam misi pencarian dan penyelamatan, patroli perikanan, pemantauan polusi, atau misi penegakan hukum lainnya. Radar juga optimal untuk mendeteksi atau mengendalikan pesawat tanpa awak “, kata Tolstrup.

Indonesia adalah negara maritim yang terletak pada jalur laut yang sibuk yang menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik. Dengan lebih dari 17.000 pulau, itu adalah negara kepulauan terbesar di dunia, membentang 2.500 mil. Indonesia memiliki beberapa entitas maritim yang berbeda, termasuk Angkatan Laut, Coast Guard (Baklama), dan Sea and Coast Guard (KPLP).

“Dalam lingkungan operasi yang menantang, kita memerlukan radar dengan rentang deteksi yang sangat baik dan membedakan jenis sasaran dengan resolusi tinggi. Ketika datang untuk mencari dan menyelamatkan, mampu
menemukan sekoci kecil atau seorang pria didalam air pada jarak yang jauh, dalam kegelapan atau cuaca buruk, radar adalah alat penyelamat nyawa,” kata Komandan KN.
Gandiwa (P118), Joseph J.H. Rengga, S.H.,M.Mar. “Scanter 6000 melakukan hal tersebut, dengan keandalan yang sangat baik.” Perairan Indonesia memiliki volume pengiriman yang tinggi, dengan banyak tantangan. Ada pembajakan, penyelundupan, dan kegiatan ilegal lainnya, dan banyak tempat untuk bersembunyi.
Banyak industri energi lepas pantai di negara berkembang, yang membutuhkan keselamatan, keamanan, dan pemantauan lingkungan. Banyak negara mengirim kapal nelayan ke perairan Indonesia, dan banyak dari mereka yang mengambil ikan tanpa ijin (kerugian miliaran dolar diderita Indonesia setiap tahun).

“Terma menanggapi permintaan kami dengan sangat cepat,” ujar Kepala Infrastruktur Sea and Coast Guard, M. Dahri, S.H., M.Hum. “Kamimengeluarkan permintaan mendesak, dan mereka telah membuat radar ini, diuji mereka, dan mengirimnya ke homeports yang berbeda untuk instalasi simultan dalam waktu yang sangat singkat.”

Scanter 6000:
The Scanter 6000 adalah radar solid state koheren X-band 2D yang dikembangkan oleh Terma untuk mengatasi kebutuhan pasar untuk meningkatkan kemampuan permukaan dan ruang udara tingkat rendah. Ini telah dirancang khusus untuk dapat menjangkau semua sensor cuaca, untuk menghilangkan kesenjangan antara radar navigasi laut standar dan sistem radar pengawasan militer yang lebih mahal.

Radar surveillance Scanter 6000 angkatan laut juga akan dipasang pada Kapal Perang baru Royal Navy yaitu Type-26 Global Royal Navy. Radar ini sudah memperkuat Kapal Induk Angkatan Laut Perancis, Charles De Gaulle dan kapal L’Gesit, yaitu kapal eksperimen dengan kecepatan tinggi Stiletto Angkatan Laut AS dan Fregat Angkatan Laut Denmark, Iver Huitfeldt. Selain itu, Terma juga memasok perangkat untuk angkatan laut Jerman dan UEA dan untuk program OPV baru serta pembaruan program.

0 comments:

Post a Comment