Thursday 27 October 2016

Apakah Tawaran Pruduksi Lokal Gripen Akan Jadi "Skak-Mat" Untuk Pembelian SU-35??


Dalam pameran pertahanan Indo-Defence di Jakarta minggu depan, akan terjadi kompetisi antara 3 kandidat pesawat tempur yang akan dibeli oleh TNI Angkatan Udara sebagai pengganti armada jet F-5E yaitu Su-35, Saab Gripen dan Eurofighter Typhoon.

Dari perkembangan yang ada, secara umum Su-35 buatan Rusia adalah pesawat yang dijagokan dan menjadi favorit sebagai pengganti F-5E.
Pada pertengahan tahun ini sebenarnya pemerintah Indonesia sudah sampai pada tahap finalisasi pembelian Su-35 namun terkendala ketentuan Transfer of Technology/Alih Teknologi untuk konten lokal hingga Indonesia mengundang 2 kandidat lain (Gripen dan Eurofighter Typhoon) untuk memberikan penawaran.

Hal ini disebabkan kebijakan pemerintahan Indonesia yang mewajibkan pembelian alutsista harus disertai paket TOT/Alih Teknologi dan produksi bersama.
Sumber dari pihak Rusia saat acara Singapore Air Show menyebutkan bahwa jumlah pesawat Su-35 yang kemungkinan dibeli Indonesia yaitu sejumlah 8-12 unit terlalu kecil untuk diberikan paket alih teknologi atau joint production.

Sementara itu pihak Saab tengah menyiapkan program khusus dalam Indo Defence mendatang antara lain dengan menampilkan simulator jet tempur Gripen. Direktur kampanye Saab, Magnus Hagman mengkonfirmasi kehadiran simulator Gripen dalam stand pameran Saab di acara Indo Defence 2016.
Kepada The Jakarta Post, Magnus mengklaim bahwa biaya operasional Gripen berada di angka 4700 USD per jam yang artinya 10 kali lebih murah dari biaya operasional Su-35.
Saab juga telah menawarkan produksi lokal Gripen dan pelatihan untuk perusahaan penerbangan lokal (PTDI) dalam hal proses integrasi Gripen. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi perusahaan dirgantara lokal yang akan mendukung program IFX yang sedang berjalan.

Saat ini Indonesia sedang mengembangkan jet tempur lewat program alih teknologi denga Korea Selatan namun masih memiliki kekurangan dalam hal kompetensi untuk menjalankannya di dalam negeri. Untuk hal ini Saab siap membantu.

Sekalipun bermesin tunggal dan memiliki ukuran terkecil diantara ketiga kandidat, pesawat tempur Gripen sudah terintegrasi dengan rudal udara ke darat jenis RBS-15 dan sedang dalam pengembangan untuk menggunakan radar AESA yang akan memberikannya kemampuan tempur setara dengan 2 pesaingnya yang bermesin ganda.

Menurut pernyataan dubes Indonesia untuk Rusia, Mohamad Wahid Supriyadi sebagaimana dikutip media Rusia di bulan Juni menyebutkan bahwa Indonesia berencana untuk membeli 8 unit pesawat Su-35 dari Rusia dan sedang membicarakan alih teknologi apa yang diharapkan dari Rusia.
Hal utama yang jadi bahan negosiasi yaitu mengenai pembelian disebutkan sudah tuntas dan sekarang sedang dalam tahap final yaitu pembahasan mengenai paket Transfer of Technology/Alih Teknologi dari Rusia ke Indonesia.
Akan tetapi sepertinya topik alih teknologi yang belum tuntas dengan Rusia ini yang membuat para pesaing Su-35 menawarkan paket mereka lebih dulu sebelum pihak Kementerian Pertahanan Rusia.

1 comment: