Kapal perang Amerika Serikat, USS Mason kembali menjadi sasaran tembak saat melakukan operasi di perairan Yaman. Ini adalah kali ketiga kapal perang AS dijadikan sasaran tembak, dimana tiga serangan itu berhasil digagalkan atau jatuh sebelum mencapai kapal.
"Kapal perang USS Mason menggunakan senjata elektronik untuk menggagalkan serangan terbaru, dan mecegah rudal berhasil mencapai kapal," kata Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana John Richardson, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (16/10/2016).
Serangan itu diduga kuat dilakukan oleh pemberontak Houthi. Para pejabat keamanan di AS dan Yaman menyakini bahwa Houthi menggunakan perahu kecil sebagai dasar bagi mereka untuk menembakan rudal-rudal tersebut.
Sebelumnya, AS sebagai respon atas dua serangan rudal sebelumnya, telah melakukan serangan balasan. Kapal perang destroyer AS, USS Nitze menghancurkan tiga situs radar kelompok pemberontak Houthi Yaman dengan rudal-rudal jelajah Tomahawk.
Serangan pembalasan ini, menurut Pentagon, disahkan oleh Presiden Barack Obama. Menurut pejabat AS, semua target rudal jelajah Tomahawk berada di daerah terpencil, yang diklaim beresiko kecil menimbulkan korban sipil.
Houthi sendiri sejatinya telah membantah menargetkan kapal perang AS yang beroperasi di wilayah perairan Yaman. "Tuduhan-tuduhan ini tidak berdasar dan tentara kami tidak ada hubungannya dengan menargetkan kapal AS. Tuduhan AS datang dalam konteks menciptakan pembenaran palsu untuk membuka jalan bagi koalisi Saudi untuk meningkatkan serangan agresi mereka (melawan Houthi) dan untuk menutupi kejahatan yang dilakukan oleh koalisi terhadap orang-orang Yaman," kata Houthi.
0 comments:
Post a Comment