Thursday 24 November 2016

Desain Tak Menjamin, 7 Program Persenjataan Ini Akhirnya Dibatalkan Amerika

Ribuan papan gambar telah dibuat oleh penemu dan kontraktor militer diseluruh dunia, berisi desain teknologi militer yang bisa mengubah cara pertempuran jika mereka masuk ke layanan. Tapi militer AS telah membuktikan senjata-senjata ini tidak selalu bekerja dengan baik seperti yang diharapkan. Membangun senjata ternyata jauh lebih sulit dibandingkan membuat desain itu sendiri.

Berikut adalah tujuh desain senjata yang mengagumkan tetapi dibatalkan karena berbagai masalah :

1. XM29


Meski M4 dan M16 adalah senjata baik, Angkatan Darat telah mencoba untuk menggantinya beberapa kali. Kandidat paling seksi dikenal sebagai Objective Individual Combat Weapon, senapan dan airburst grenade launcher hybrid yang bisa ditembakkan dengan membentuk sudut. Tembakan airburst bisa diprogram untuk jarak terbang yang dapat disesuaikan sebelum meledak. Tapi biaya tinggi dan masalah berat badan senjata menjadi alasan program ini dibatalkan.

2. XM25


Ketika XM29 dibatalkan, teknologi granat airburst memisahkan diri sebagai senjata tersendiri dengan putaran 25mm. Senjata baru bahkan telah dibawa ke pertempran Afghanistan untuk uji, namun kerusakan yang mengakibatkan cedera pada 2013 menyebabkan peluncur granat harus ditarik dari perang.

XM25 secara teknis masih dalam pengujian, tapi program ini pada dasarnya telah ditutup sejak insiden keamanan. Sebuah laporan badan pengawas Pentagon baru-baru ini mendesak Angkatan Darat untuk membuat keputusan akhir agar dana yang rencananya diperlukan untuk XM25 bisa dimanfaatkan lebih baik jika program ini dibatalkan.

3. Comanche


Comanche direncanakan menjadi sebuah helikopter serang dan pengintai dengan ketenangan tingkat tinggi. Helikopter memiliki teknologi siluman dan membawa senapan mesin 20mm serta rudal Hellfire dan Stinger. Tapi proses pembangunan berlangsung terlalu lama. Dari kontrak yang ditandatangani tahun 1991 memunculkan dua prototipe pada tahun 2004, hingga Angkatan Darat membatalkannya.

4. Arapaho


ARH-70A Arapaho seharusnya menggantikan Kiowa dalam misi pengintaian setelah Comanche dibatalkan. Itu adalah helikopter Bell 407 dengan mesin yang lebih kuat, serta penambahan senjata dan sensor. Mereka bisa saja cepat dikerahkan ke seluruh dunia dengan dua helikopter diangkut C-130H Hercules.
Kemampuan manuver tinggi akan memungkinkan mereka untuk terbang melalui kota dan mendekat ke target di tengah kota.
Sayangnya, militerisasi 407 tidak semulus yang diharapkan. Penundaan dan kelebihan biaya menjadikan program secara resmi dibatalkan pada tahun 2008.

5. Airborne Laser


Airborne Laser direncanakan menjadi senjata untuk melawan rudal balistik, Senjata ini akan terbang di atas atau dekat wilayah musuh mengawasi peluncuran rudal balistik musuh. Ketika salah satu rudal lepas landas dan memasuki fase dorongan, pesawat akan menembakan tiga laser. Dua untuk memperoleh dan melacak target dan yang ketiga akan memukul tubuh rudal dan meledakkannya.

Tapi laser memiliki jangkauan dan kemampuan serang terbatas yang artinya pesawat akan harus menghabiskan banyak waktu mereka terbang di perbatasan target musuh untuk benar-benar bisa menembak rudal. Untungnya, program ini bisa mendapatkan jalan hidup kembali menggunakan laser jenis baru dan terbang pada ketinggian tinggi dengan drone siluman.

6. Expeditionary Fighting Vehicle


Expeditionary Fighting Vehicle memberikan jangkauan yang lebih baik, kecepatan yang lebih baik, dan armor lebih baik dibandingkan Amphibious Assault Vehicle AAV-7 yang akan digantikan. Kendaraan ini membawa dua meriam 30mm dan didorong dengan propulsi water jet dan dioperasikan di darat menggunakan tracked.
EFV mengalami beberapa kemunduran kecil selama pengujian dan pengembangannya. Dan kemudian menjadi korban pemotongan anggaran pada tahun 2011 hingga akhirnya dibatalkan meski Korps Marinir sangat menginginkannya.

7. SL-AMRAAM


Surfaced-Launched Advanced Medium Range Air-to-Air Missile (SL-AMRAAM) akan menjadi sistem utama Angkatan Darat untuk membela pasukan dari rudal jelajah, helikopter, jet, dan ancaman udara lainnya yang terbang pada ketinggian rendah dan menengah. Sistem ini menggunakan rudal AIM-120C-7 yang awalnya dirancang untuk rudal udara ke udara dan terbukti efektif.


Norwegia dan Spanyol menghasilkan SL-AMRAAM dengan nama NASAMS, tapi Angkatan Darat AS menarik diri dari program tersebut dalam upaya untuk menghemat uang dan berinvestasi dalam kontra-roket, artileri, dan sistem mortir. Beberapa NASAMS dalam pelayanan AS digunakan untuk melindungi Washington DC dari serangan rudal jelajah.

0 comments:

Post a Comment