Tuesday 29 November 2016

Pandur II 8×8: Pilihan Baru Pelengkap “Gado-Gado” Ranpur TNI


Ketika Czechoslovak Group, perusahaan konglomerasi pertahanan di Ceko dan Slovakia mengumumkan mendapat kontrak pengadaan truk taktis Tatra dan M3 Amphibious Rig dari Indonesia senilai US$39 juta, publik pemerhati alutsista di Tanah Air masih ‘mencerna’ sebagai sesuatu yang lazim. Namun tatkala pengumuman tersebut juga mencatumkan pengadaan jenis ranpur roda ban APC (Armoured Personnel Carrier) Steyr Pandur II 8×8, sontak ini menjadi pertanyaan, mengapa untuk panser APC amfibi masih harus impor? Padahal pemerintah bisa membeli atau fokus mengembangkan panser Anoa 2 Amphibious yang tengah gencar dipromosikan PT Pindad.

Dalam artikel ini, penulis tidak bermaksud memperdalam analisa tentang pertanyaan diatas. Boleh jadi ada pertimbangan khusus yang disyaratkan masing-masing kesatuan untuk adopsi ranpur lapis baja beroda ban. Ambil contoh seperti Resimen Kavaleri Korps Marinir TNI AL yang mendatangkan ranpur BTR-4M 8×8 dari Ukraina. Meski belum jelas siapa kesatuan yang akan menjadi pengguna Pandur II, namun menarik untuk sekiranya mengintip tentang profil panser berkemampuan amfibi, yang punya tongkrongan mirip panser Terrex 8×8 dari Singapura.

Merujuk ke sejarahnya, Pandur II 8×8 adalah produksi Steyr Daimler Puch, Austria. Steyr Daimler Puch kini menjadi bagian dari General Dynamics European Land Combat Systems. Pandur II 8×8 memang aslinya dibangun dari platform APC, dan seperti kebanyakan ranpur jenis ini, maka Pandur memiliki beragam varian. Dengan basis modular, Pandur II dapat di setting untuk menggunakan kubah dan tanpa kubah. Bila tampil dengan kubah senjata, Pandur II tampil sebagai IFV (Infantry Fighting Vehicle) dengan membawa enam prajurit. Sementara bila beperan tanpa kubah, alias sebagai APC ‘murni,’ bisa membawa dua belas prajurit.


Urusan kubah di Pandur II banyak ragamnya, dari mulai bekal RCWS (Remote Control Weapon System) kaliber 30 mm sampai meriam penggebuk kaliber 105 mm. Untuk proteksi, sekujur ‘tubuh’ Pandur II dirancang sanggup menahan terjangan proyektil sampai kaliber 12,7 mm dan 14,5 mm.

Nah, merujuk yang ditawarkan Czechoslovak Group, maka Pandur II yang akan didatangkan ke Indonesia adalah lisensi Excaliburarmy dari Ceko. Exaliburarmy bukan mitra baru bagi TNI, manufaktur inilah yang memproduksi RM70 Vampire, MLRS (Multiple Launch Rocket System) terbaru milik Korps Marinir. Excaliburarmy mulai memasok Pandur II untuk AD Ceko pada tahun 2012 - 2013.


Dalam situs resminya, Excaliburarmy menyebut varian Pandur II 8×8 yang dirilis menggunakan senjata utama berupa sistem kubah RCWS Rafael Samson 12,7-30 mm, selain itu ada juga pilihan kubah mortir 120 mm. Masih dari kubah, ada senjata secondary berupa senapan mesin FN Herstal MK44 kaliber 7,62 mm. Daya gebuk Pandur II 8×8 kian terasa berkat pilihan adopsi rudal anti tank Spike. Sebagai informasi, sistem kubah RCWS Rafael berasal dari Israel.


Pada varian IFV RCWS Rafael Samson jumlah awaknya adalah empat personel, dan dapat membawa 7 pasukan infanteri. AD Ceko sampai saat ini mengoperasikan 72 unit versi IFV (RCWS Samson 30 mm), 11 unit versi command post, 8 unit versi reconnaissance vehicles, 4 unit versi ambulance, dan 4 unit versi engineer.

Spesifikasi Pandur II 8×8
– Length: 7,5 meter
– Width: 2,67 meter
– Height: 2,1 meter
– Weight: 17.6 T (with anti-bullet protection) / 22 T (with additional protection)
– Engine: diesel Cummins EURO III, 455 hp(335 kW)
– Suspension: wheeled 8×8
– Operational range: 700 km
– Speed: 105 km/h (road) with spead limit, 115 km/h without speed limit
– Speed Swim: 10 km/h
– Max climbing: 70%
– Fording: 1,5 meter

0 comments:

Post a Comment