Thursday 24 November 2016

Uran-9, Gaharnya Kendaraan Tempur Nirawak


Tren wahana militer nirawak akhirnya sampai pula ke kendaraan tempur, setelah sebelumnya selalu didominasi oleh wahana udara. Adalah Rusia, yang melalui pengalaman dalam berbagai konflik di Chechnya, Ossetia, dan Georgia selalu berhadapan dalam skenario perang kota yang brutal. Selain ratusan kendaraan tempurnya luluh lantak, ratusan jiwa prajuritnya melayang karena terjebak dalam penghadangan.

Salah satu ide untuk menekan korban jiwa adalah dengan menggunakan UGV atau Unmanned Ground Vehicle. Konsepnya kurang lebih sama dengan UAV, dimana satu pos komando yang diawaki satu atau dua orang ‘pilot’ akan mengendalikan UGV dari jauh. Mereka melakukan misi pengintaian dan juga penyerangan.
Sarana observasi medan disediakan dengan modul kamera yang terpasang pada glacis. Satu set sistem ini akan terdiri dari satu truk posko dan satu truk lain mengangkut dua unit UGV sehingga mudah dipindahkan. Sistem komunikasi penyampaian perintah dapat memanfaatkan satelit untuk pengendalian dari jarak yang sangat jauh.

Salah satu UGV pertama yang sudah masuk ke jalur produksi adalah Uran-9. Sosoknya masih mirip dengan kendaraan tempur BMP dalam bentuk mini. Sosoknya bisa diringkas karena memang kompartemen untuk awak dan penumpang bisa dihilangkan.
Yang disisakan hanya ruang untuk kamera dan peralatan elektronik, serta tentu saja magasen untuk sistem senjata utama pada bagian depan. Penggerak Uran-9 memanfaatkan sistem roda rantai dengan enam roda lincir di setiap sisinya. Mesinnya sendiri terletak di bagian belakang.


Biarpun tidak berawak, Uran-9 tetapi diimbuhi dengan kemampuan menahan hantaman peluru karena ekspektasi bahwa UGV ini akan dioperasikan di medan yang berbahaya. Oleh karena itu, bentuknya didesain masih memenuhi kaidah desain ranpur dengan glacis yang menyudut. Sementara di sisi kiri-kanannya masih ditambahi applique armor dengan bentuk belah ketupat. Dari depan, dengan lampu sorot yang diletakkan di samping, Uran-9 tampil seperti seekor kodok.

Walaupun bentuknya memang kurang meyakinkan, jangan ragukan daya gempurnya. Satu kubah terintegrasi dengan sistem optik bidik menyandingkan kanon utama 30 mm 2A72. Kanon ini dimodifikasi dengan rangka yang memanjang sampai ujung laras untuk meningkatkan akurasinya. Kanon 2A72 memiliki daya gempur yang sama dengan kanon sejenis pada ranpur konvensional Rusia, dengan kemampuan melumat sasaran lunak dan kendaraan tempur. Untuk anti infantri, disediakan senapan mesin koaksial di sisi kanon utama dengan kaliber 7,62 mm. Kalau ini dirasa masih kurang, Uran-9 memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal antitank 9S120 Ataka. Rudal ini membawa dua tabung pada tiap sisi kubah, dengan jarak efektif mencapai 6 km.

Ancaman dari udara pun dapat ditangani dengan dua klaster 9S846 Strelets yang masing-masing terdiri dari tiga tabung peluncur rudal berpemandu infra merah 9K33 Igla. Untuk pertahanan pasif juga tersedia sistem peringatan dini apabila Uran-9 disorot oleh laser pemandu sehingga operator bisa memindahkan Uran-9 secepat mungkin.

Sampai akhir tahun ini, AD Rusia rencananya akan menerima lima set UGV yang terdiri dari empat Uran-9 per setnya. Paket ini sudah termasuk dengan truk posko dan kendaraan pengangkut yang akan dipimpin pembuatannya oleh perusahaan Rostec.

Jika kinerjanya sesuai dengan harapan, dalam 10 tahun ke depan AD Rusia akan memiliki armada UGV sebesar 30% dari seluruh kendaraan tempur yang dimilikinya. Tantangan terbesarnya adalah tentu saja membuat UGV semacam ini untuk dapat beroperasi secara otonom dan mengenali musuh secara otomatis untuk kemudian dihancurkan. Tetapi ini tentu saja masih angan-angan.

0 comments:

Post a Comment