Wednesday 23 November 2016

Helikopter Serang AH-64 Apache TNI AD


Berdasarkan pertimbangan yang matang, TNI AD dalam program modernisasi persenjataannya memilih membeli helikopter serang Apache yang dioperasikan oleh Satuan Penerbangan Angkatan Darat. Melalui mekanisme FMS (Foreign Military Sale), Pemerintah Amerika Serikat dan Indoneisa mengadakan perjanjian kerja sama pembelian helikopter Apache varian terbaru (AH-64E Longbow) yang dijadwalkan tiba pada awal 2017.

Fitur Andalan Helikopter Serang Apache

Helikopter Serang adalah helikopter yang dirancang dan dibuat secara khusus serta dilengkapi dengan sistem persenjataan sehingga mampu menyerang, mengikat dan menghancurkan musuh atau sasaran di darat. Helikopter AH-64E Apache adalah helikopter yang berfungsi sepenuhnya sebagai Helikopter Serang (Attack Helicopter), dengan kemampuan sesuai peruntukannya.


Helikopter ini memiliki daya angkut yang besar untuk mengusung berbagai macam persenjataan dengan teknologi mutakhir. Persenjataan yang mampu diusungnya yaitu Kanon M230, Roket Hydra70 (FFAR), peluru kendali AGM-114 Hellfire, AIM-92 Stinger dan AIM-9 Sidewinder. Selain itu, Helikopter Apache telah menggunakan teknologi Avionics yang termutakhir seperti Radar Longbow dan MTADS.

1. Radar Longbow Radar Longbow adalah sistem radar yang dipasang di atas baling-baling utama helikopter Apache yang terdiri dari perangkat AN/APG-78 Fire Control Radar (Radar Kendali Tembak) dan AN/APR-48 Radar Frequency Inferometer (Radar Identifikasi Frekuensi). Kedua perangkat tersebut akan memberikan masukan bagi sistem MTADS dalam memberikan informasi tentang sasaran dan pasukan kawan. Selain itu, perangkat ini dilengkapi dengan pendeteksi infra merah dari sumber luar untuk menghindari ancaman tembakan rudal darat ke udara dan udara ke udara. Kemampuan deteksi radar ini dapat mencapai 10 km pada kondisi yang cerah. Radar akan mendeteksi pesawat terbang, helikopter, senjata Arhanud, rudal darat ke udara, tank, AFV, truk, dan kendaraan lainnya.

2. MTADS atau Multi-Target Acquisition and Designation System adalah bagian dari sistem senjata yang bertugas mencari dan mengenali sasaran serta memberikan informasi untuk pilot di kokpit. Selanjutnya sistem tersebut akan menentukan sasaran yang paling berbahaya atau yang mengancam helikopter untuk ditembak terlebih dahulu. Sistem ini dapat memberikan informasi sampai dengan 20 target yang ditampilkan pada layar multi-fungsi di kokpit. Sistem ini sangat membantu pilot dalam mendeteksi ancaman serta mengurangi beban kerja di kokpit. Informasi yang diperoleh oleh helikopter yang dilengkapi dengan radar longbow dan MTADS ini dapat juga disebarkan kepada pasukan kawan (tank, infanteri, artileri, posko) secara instan.

3. AGM-114 Hellfire adalah peluru kendali yang bekerja berdasarkan homing laser semi aktif. Hellfire didesain untuk menghancurkan sasaran bergerak seperti tank dan ranpur infanteri (IFV). Rudal ini dapat menghancurkan sasaran yang terletak sampai dengan 8 kilometer dari helikopter. Dengan demikian rudal ini memberikan tingkat perlindungan yang tinggi bagi helikopter serang yang terbang mendekati sasaran.

4. FLIR atau Forward Looking Infrared yaitu perangkat elektrooptik yang dapat melihat objek pada kondisi gelap dengan menggunakan kemampuan pendeteksi infra merah. Kamera tersebut mampu melihat jauh dengan jelas serta memberikan informasi tentang objek yang dilihat berupa arah dan jarak, kecepatan bergerak, serta koordinat. Dengan demikian, praktis tidak ada yang tersembunyi dari kemampuan deteksi helikopter Apache ini.

5. Senapan mesin yang dikendalikan dari helm pilot. Helm yang dipakai pilot telah didesain sedemikian rupa sehingga pergerakan kepala pilot akan serta merta diikuti oleh moncong laras senapan mesin M230 kaliber 30 mm. Dengan demikian tanpa mengubah arah helikopter, pilot dapat menembaki sasaran yang dilihatnya secara cepat. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh helikopter serang manapun di dunia.


Angkatan Bersenjata dari berbagai negara telah menggunakan helikopter Apache sebagai unsur helikopter serang mereka karena berbagai fitur andalan di atas serta kiprahnya dalam pertempuran di Afganistan, Irak, dan Kosovo. Negara-negara pengguna antara lain United States Army, Israel Air Force, Royal Netherlands Air Force, Japan Ground Self Defense Force, Yunani, Kuwait, Arab Saudi, Singapura, Uni Emirat Arab, Mesir dan AD Inggris.

0 comments:

Post a Comment