Thursday 29 December 2016

Bomber Seperti Apa Yang Dibutuhkan China?


Angkatan Udara China telah resmi mengkonfirmasi tengah mengembangkan pembom strategis baru. Rincian persis tentang proyek ini masih tersembunyi. Kira-kira akan seperti apa bomber baru China nanti?

Saat ini, Angkatan Udara China mengoperasionalkan jet bomber Xian H-6 yang merupakan versi lisensi yang dibangun dari bomber Tupolev Tu-16 Soviet. Ini adalah bomber jarak jauh pertama China, yang dirancang khusus untuk menggunakan rudal jelajah dan rudal jarak menengah dan mampu membawa senjata presisi tinggi. Pesawat memiliki avionik canggih dan berbagai peningkatan. Namun, pesawat tidak dapat dianggap sebagai anggota dari triad nuklir karena tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk memecahkan masalah penangkal nuklir AS.

Kemudian muncul H-6K yang merupakan versi terakhir dari H-6. Bomber ini telah didesain ulang guna mampu meluncurkan rudal jelajah udara, yang menurut Departemen Pertahanan Amerika Serikat, akan memberikan kemampuan bagi China untuk melakukan serangan jarak jauh ofensif dengan amunisi presisi-dipandu. 


H-6K dirancang untuk stand off offensive air. Pesawat ini juga dianggap sebagai pembom strategis dan menurut laporan mampu menyerang kelompok tempur kapal induk AS dan target prioritas di Asia. Pesawat ini memiliki kemampuan serangan nuklir, sementara model sebelumnya telah terbatas pada kapasitas rudal.


H-6K dapat membawa sampai enam YJ-12 dan 6-7 LACM, satu resimen yang terdiri dari 18 H-6K terisi penuh dengan YJ-12 dapat membanjiri kapal musuh dengan lebih dari 100 rudal supersonik.

Namun Angkatan Udara China membutuhkan bomber yang memiliki jangkauan jauh dan kecepatan tinggi tetapi juga tidak begitu mahal untuk diproduksi. Pesawat juga membutuhkan peperangan elektronik yang kuat dan harus hampir tidak terlihat oleh radar musuh.

Pembangunan pesawat semacam ini secara teknis akan sangat sangat sulit. Menurut beberapa informasi, sebelumnya China telah bekerja untuk membangun analog bomber B-2 Amerika. Tapi pada tahap seperti apa pembangunannya, tetap tidak diketahui. Rusia juga bekerja pada analog dari B-2 bomber, tapi sekarang sepertinya proyek telah ditunda dan Moskow memilih untuk memproduksi lagi versi upgrade dari Tu-160, yang akan memiliki nama Tu-160M.

Jet Rusia yang baru akan dilengkapi dengan elektronik dan mesin baru yang ditingkatkan. Hal ini diyakini bahwa pendekatan seperti itu akan meningkatkan kemampuan jarak jauh dari pembom dengan biaya tetap relatif rendah. Tu-160 memiliki cakupan luas untuk perbaikan dalam desain, berkat ukurannya yang besar dan kecepatan tinggi.

Sayangnya, China tidak memiliki platform seperti Blackjack di mana mereka bisa bergerak maju. Ada berbagai upaya terakhir oleh China untuk mendapatkan akses untuk memiliki pesawat ini. China telah berusaha untuk mendapatkan bahan dan sampel dari bomber Tu-22M3 di Rusia dan telah gagal untuk membeli beberapa Tu-160, yang ada di Ukraina pada 1990-an.

Hal lain yang juga harus dipertimbangkan Angkatan Udara China untuk membangun jet bomber baru mereka adalah kemampuannya untuk berfungsi jauh dari perbatasannya seperti Tu-160 dan Tu-95 Rusia yang telah terbukti dalam serangan jarak jauh ke Suriah.

Dalam kasus apapun, bentuk bomber masa depan China adalah indikator yang sangat penting dari jenis konflik dan misi apa yang sedang dipersiapkan oleh Angkatan Udara China.

0 comments:

Post a Comment