Wednesday 28 December 2016

KKIP Sebut Tak Pernah Ada Permintaan Pengadaan Heli AW 101


Sempat mendapat penolakan Presiden Jokowi, tersiar kabar bahwa helikopter AgustaWesland AW 101 tetap dibeli TNI AU. Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menyatakan tak mengetahui adanya pengadaan heli militer buatan Inggris-Italia itu.

Menurut Wakil Ketua Pelaksana KKIP, Marsyda (Purn) Eris Herryanto, pihaknya mengaku belum pernah menerima pengadaan heli tersebut. Sesuai perundangan, pengadaan alutsista seyogyanya mendapatkan izin KKIP. Hal tersebut dikatakan Eris Herryanto saat menghadiri pelepasan pesawat CN-235 220M milik Senegal ke Dakkar dari Kawasan Pabrik PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Bandung, Selasa (27/12/2016).

“Kalau kita kan menegakan UU, jadi kalau bisa setiap pengadaan harus izin KKIP, Presiden Jokowi selaku ketua-nya, ini belum ada, karena kita terlibat dalam proses perizinannya, tapi bukan tidak mengizinkan, ini karena belum pernah ada permintaan (heli, red) itu,” katanya.

Meski demikian, mantan Dirjen Ranahan itu menegaskan bahwa KKIP tidak pernah terlibat dalam kebijakan pengadaan dan proses di dalamnya. Hanya dalam setiap pembelian, di dalam UU, prosesnya melibatkan minta izin KKIP. Mereka juga akan meminta offsetnya dalam tahapan pengadaannya. “Jadi kalau mau beli apa, kita tidak ikut campur,” tandas purnawirawan bintang tiga tersebut.

Di luar itu, Eris mengingatkan bahwa pengadaan alutsista mesti mempertimbangkan pula kemampuan industri dalam negeri. Untuk heli sejenis AW101, dia menyebut bahwa PT DI sebagai industri strategis dalam negeri mempunyai kemampuan membangunnya. “Ada perundang-undangan yang menyebutkan kalau alutsista bisa dibuat di dalam negeri, itu keharusan untuk dibeli, itu sudah clear sekali karena PT DI sudah bisa bikin Cougar,” tandas mantan pilot jet tempur F-16 itu.

Bahwa PT DI dianggap mengerjakan sebagian komponen pesawat terbang, katanya, tak lebih sebagai tuntutan global yakni sebagai bagian dari mata rantai produksi dunia. Terlebih, mereka melakukannya dalam koridor bisnis. “Susah sekali kalau semua bkin sendiri. AS juga tidak begitu kok. Coba pesawat yang dibeli oleh kita, macam-macam, T-50 buatan Korea, tapi mesinnya dari mana, Super Tucano buatan Brasil mensinnya buatan mana, avioniknya buatan mana,” katanya.

0 comments:

Post a Comment