Thursday 29 December 2016

India Butuh 200 Rafale Untuk Pertahankan Keunggulan Tempur


Komandan Angkatan Udara India, Marsekal Arup Raha, pada hari Rabu (28/12/2016) menjelaskan bahwa 36 unit jet tempur Rafale tidak akan cukup sebab India membutuhkan sekitar 200-250 jet temput untuk mempertahankan keunggulan tempur atas musuh. Ia juga menyesalkan bahwa tender untuk pesawat tanker harus dibatalkan.

Menggaris bawahi bahwa taring dari setiap Angkatan Udara adalah armada tempur, Raha mengatakan bahwa negara membutuhkan jalur produksi lain selain Tejas. Dia menjelaskan bahwa armada yang disetujui oleh pemerintah adalah 42 skuadron yang merupakan nilai numerik. Dia menambahkan bahwa campuran kemampuan juga diperlukan.

Raha mengatakan bahwa India sudah memiliki cukup jet tempur berat Su-30 MKI yang akan bertahan selama 30-40 tahun. Dia mengatakan spektrum ringan akan dilayani oleh pesawat tempur ringan 123 Tejas yang dipesan oleh Angkatan Udara India. Menyebut Rafale sebagai pesawat yang sangat baik dan datang dalam spektrum medium.

“Hal ini sangat mampu dalam semua perannya. Ini adalah pesawat multi-peran dan dapat digunakan dengan sangat efektif. Yang dapat membuktikan nilainya dalam situasi apapun”, kata Raha.

“Namun kita cuma memesan 36 unit pesawat dan kita perlu lebih banyak pesawat dalam kategori medium ini untuk memberikan kemampuan seluruh spektrum”, katanya. Raha mengatakan kesenjangan telah dibuat di masa lalu disebabkan sejumlah skuadron dipenuhi dengan pesawat usang dan tua.

“Kita telah menggunakan mereka selama 4 dekade lebih. Ini adalah waktu untuk pensiun bagi mereka dan mendapatkan pesawat baru”, katanya menambahkan bahwa kesenjangan ini harus dipenuhi dengan cepat dan 36 unit jet tempur Rafale tidak akan cukup.

“Selama 10 tahun ke depan, kita harus memiliki 200-250 pesawat. Dalam spektrum berat, kita sudah cukup memiliki. Tapi dalam kategori medium, kita perlu memiliki lebih banyak. Ya, sekitar 200 akan sangat baik”, katanya.

India dan Perancis akhirnya menandatangani kesepakatan pembelian Rafale pada tanggal 23 September tahun ini, lebih dari setahun setelah Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan kesepakatan selama kunjungan Paris pada bulan April 2015. 

Pesawat ini yang dilengkapi dengan senjata terbaru dan disesuaikan untuk kebutuhan India. Pesawat akan dikirim ke Angkatan Udara India antara September 2019 hingga April 2022. Angkatan Udara India saat ini memiliki 33 skuadron pesawat tempur dari 42 skuadron yang diperlukan.

0 comments:

Post a Comment