NATO telah
memutuskan untuk menahan diri dari intervensi militer di Suriah karena memiliki
potensi memperburuk situasi bahkan lebih. Hal tersebut diungkapkan oleh
Sekretaris Jenderal (Sekjen NATO) Jens Stoltenberg.
"Kita
mengalami bencana kemanusiaan yang mengerikan di Suriah. Kadang-kadang,
bagaimanapun, ongkos dari penggunaan sarana militer lebih tinggi dari pada
keuntungan," katanya saat diwawancara koran Jerman, Bild.
"Mengenai
Suriah, para anggota NATO setuju bahwa penggunaan angkatan bersenjata akan membuat
situasi yang mengerikan bahkan lebih mengerikan," imbuhnya seperti dikutip
dari Sputniknews, Minggu (18/12/2016).
Ia
menambahkan bahwa intervensi militer di Suriah mungkin telah mendorong eskalasi
lebih besar dari konflik.
Perang
saudara telah berkecamuk di Suriah sejak 2011, dengan pasukan pemerintah yang
setia kepada Presiden Bashar Assad memerangi berbagai faksi oposisi dan
kelompok-kelompok ekstremis. Kelompok ekstrimis ISIS, yang dilarang di Rusia
dan banyak negara lainnya, telah mampu menguasai sejumlah wilayah di Suriah dan
Irak sejak 2014.
0 comments:
Post a Comment