Ekrima Said
Sabri, seorang ulama terkemuka Palestina mengatakan, pemindahan Kedutaan Besar
Amerika Serikat (AS) di Yerusalem adalah sebuah deklarasi perang. Dia menyebut,
deklarasi itu bukan hanya terhadap warga Palestina, tapi juga untuk dunia
Islam.
Kedubes AS
di Israel saat ini berlokasi di Tel Aviv, yang merupakan ibukota Israel. Namun,
di bawah pemerintahan Donald Trump, AS dikabarkan berencana untuk memindahkan
kedutaan mereka ke Yerusalem.
"Memindahkan
Kedutaan Besar Amerika (ke Yerusalem) merupakan suatu pengakuan Amerika
terhadap Yerusalem sebagai ibukota dari orang-orang Yahudi, sementara
menginjak-injak hak-hak umat Islam dan tempat-tempat suci Islam di kota
itu," kata Sabri.
"Pemidahan
itu sama saja dengan deklarasi perang terhadap umat Muslim," sambung
mantan Grand Mufti Palestina untuk Yerusalem tersebut, seperti dilansir Israel
Hayom pada Minggu (18/12/2016).
Presiden
Palestina Mahmoud Abbas memberhentikan Sabri dari jabatannya sebagai Mufti pada
tahun 2006 karena sikapnya yang sangat keras, dan karena miliki hubungan dengan
Hamas.
Sementara
itu, menurut kepala perunding Palestina Saeb Erekat, relokasi kedutaan itu akan
menghancurkan prospek perdamaian dengan Israel. Dia menuturkan, Yerusalem
adalah masalah status akhir yang akan dinegosiasikan antara Israel dan
Palestina.
"Trump
harus memahami langkah tersebut akan membuat daerah ini semakin kacau, dengan
semakin banyak pelanggaran hukum dan ekstremisme." ucap Erekat.
0 comments:
Post a Comment