Rusia tengah mengembangkan sebuah kapal induk pengangkut pesawat terbaru untuk Angkatan Laut yang bernilai lebih dari 5,6 miliar dolar AS atau sekitar 72 triliun rupiah dan belum memiliki tandingan yang setimpal di dunia, demikian disampaikan Panglima Armada Utara Laksamana Vladimir Korolyov pada TASS, Senin (26/9/2016).
Menurut Korolyov, kapal dengan kode Project 23000E Storm yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Negara Krylov di Sankt Peterburg ini akan membantu Angkatan Laut Rusia beroperasi denganlebih efektif.
Namun, ia menolak memaparkan lebih lanjut keterangan mengenai proyek tersebut. “Mengingat bahwa pasukan Armada Utara mengemban berbagai misi besar sejauh zona samudra, kehadiran kapal ini akan membantu kami melaksanakan tugas-tugas tersebut secara lebih efektif di masa depan,”tutur Korolyov.
Rusia Berencana Membangun Kapal Induk Pertama Pasca-Soviet, Bangkitkan Kembali Aviasi Laut Saat ini, kapal induk Rusia Laksamana Kuznetsov menjadi andalan utama dalam latihan militer yang melibatkan peluncuran pesawat dari kapal. "Namun, kita menyadari kebutuhan kompleks pengangkut pesawat skala penuh di armada Rusia, yang lebih unggul dari saingannya di dunia dari segi karakteristik.
Hal ini dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dan ancaman baru yang terus bermunculan,"terang sang laksamana. "Jika kita bicara mengenai jenis kapal induk yang dibutuhkan armada, kita harus melihat kebutuhan untuk esok hari, bukan hari ini,"kata Korolyov.
Kepala Biro Desain Nevskoye Sergei Vlasov menyebutkan kapal induk ini menguras biaya sekitar 1,8 miliar dolar AS (sekitar 23 triliun rupiah) hingga 5,63 miliar dolar (sekitar 72 triliun rupiah) dan pengembangannya akan memakan waktu sekitar sepuluh tahun.
Pesawat pengangkut telah dimasukan dalam program pembuatan kapal hingga 2050 dan Biro Desain Nevskoye merupakan satu-satunya desainer kapal induk Rusia yang sedang melakukan persiapan untuk proyek ini.
0 comments:
Post a Comment