Monday, 26 September 2016

Benarkah Singapura Memiliki Armada Militer Paling Kuat Di ASEAN ?? Dan Apa Kaitanya Dengan Indonesia??


Singapura adalah sebuah negara kecil, moderen dan merupakan salah satu raksasa ekonomi di kawasan ASEAN. Negeri Singa ini Bisa dibilang negara Super Powernya ASEAN dan Negeri ini mirip dengan Israel di Timur Tengah, yang pernah memaksa seluruh tetangganya bertekuk lutut dan kehilangan sebagian wilayahnya hanya dalam hitungan hari.

Sebuah kenyataan yang membuat perusahaan-perusahaan multinasional menjadikan negara kota ini pusat kendali operasi di Asia Tenggara. Mereka juga membangun industri strategis, di antaranya kilang-kilang minyak raksasa yang sukses memaksa Indonesia menjadi layaknya "Anak Bayi yang menyusu pada Ibunya" dengan terus-terusan mengimpor BBM dari sana.

Bila suatu saat kelak Singapura ini tiba-tiba bergaya ala-ala Israel dengan mecaplok tanah milik tetangganya, katakanlah Singapura mencaplok Pulau Batam dengan alasan keamanan atau sejarah, bisa jadi Indonesia tak berdaya layaknya bangsa Palestina yang hanya bisa bilang da.. da.. rumah ku.. hal ini lantaran perbedaan moderenitas pada alutsista antar kedua negara, sialnya lagi Singapura ini merupakan sang pemasok BBM, bukan saja untuk kendaraan sipil tapi juga untuk alat-alat tempur Indonesia.


Sebagaimana diungkapkan dalam "From Third World to First: The Singapore Story 1965-2000," karya mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, pembangunan militer Singapura tidak hanya meniru Israel. Angkatan perang Singapura, menurut buku terbitan 2000 ini, dibangun dan dibentuk oleh Israel. Sedangkan landasan pemikirannya, sebagai diungkapkan dalam berbagai kesempatan oleh Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng He, adalah kalau Singapura makin kuat, makin sedikit pula pihak yang berani memusuhi.

Posisi Singapura memang mirip Israel karena dijepit oleh dua negara yang jauh lebih besar dan berpenduduk mayoritas Islam, yaitu Malaysia di Utara dan Indonesia di Selatan. Selain itu, Singapura juga harus selalu siap tempur menghadapi segala kemungkinan terkait sengketa wilayah di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan. Sengketa ini yang dikhawatirkan bisa memicu perang terbuka antara Cina Filipina, Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Jepang.


Kuatnya angkatan perang Singapura tampak jelas dari belanja peralatan tempurnya. International Peace Institue yang bermarkas di Stockholm mencatat, dalam periode 2008-2012, Singapura menjadi importir senjata terbesar kelima di dunia. Sungguh luar biasa mengingat populasinya hanya 5,3 juta, dan anggaran militernya mencapai 20% dari total anggaran belanja pemerintah.

Tahun 2013, Singapura mengalokasikan $12 miliar untuk anggaran pertahanan. Bandingkan dengan Malaysia yang hanya sekitar $5 milliar, dan Indonesia dengan $7,5 milliar. Tak cuma itu, Mesin-mesin perang Singapura juga lebih berkualitas, lantaran memiliki tingkat akurasi lebih tinggi, lebih cepat, dan lebih mematikan. Selain itu, serdadunya juga cukup terlatih.

Singapura juga satu-satunya negara Asia Tenggara yang tidak membeli mesin perang dari Rusia dan Cina. Ini karena para pemasok utamanya, yaitu Amerika Serikat dan sekutu dekatnya, mengizinkan Singapura memiliki mesin perang sesuai spesifikasi mereka. Inilah mengapa Singapura memiliki skuadron tempur, armada perang, roket, dan peluru kendali yang jauh lebih canggih ketimbang para tetangga didekatnya.

Kenyataan itulah yang menjadi penyebab kenapa Indonesia dan Malaysia menghamburkan banyak uang untuk memborong mesin perang dari Rusia dan Cina (Rudal C-705,, What A Joke!!). Salah satu pengeluaran terbesar oleh kedua negara ini adalah untuk belanja pesawat tempur Mig dan Sukhoi dari Rusia. Tak jelas apakah kedua negara ini benar-benar diizinkan melengkapi kedua jenis pesawat tempur canggih tersebut dengan sistem persenjataan standar Rusia atau hanya Monkey Model. Ngakak...!!

Lebih dari itu, Singapura juga telah mengikat kerjasama militer dengan Amerika melalui US-Singapore Strategic Framework Agreement (USSFA). Perjanjian ini mengizinkan angkatan perang Amerika memakai pelabuhan angkatan laut dan lapangan udara militer Singapura sebagai basis operasi. Maka tak perlu heran kalau para pakar militer percaya, menyerang singapura sama dengan bunuh diri massal. Nasibnya bakal sama dengan Mesir, Yordania, dan Syria dalam Perang 6 Hari melawan Israel pada 1966. Ketika itu negara-negara Arab tersebut mengandalkan senjata butan Rusia dan sekutu dekatnya.


Al-hasil lihat saja sekarang,, pendudukan Israel terhadap daerah-daerah yang berhasil ditaklukannya pada saat perang melawan negara-negara Arab. inilah yang harus benar-benar kita perhatikan, karena sejarah bisa saja terulang. tidak menutup kemungkinan hal tersebut bisa terjadi pada negara yang kita cintai ini. Coba bayangkan jika pemerintah kita gagal dalam melakukan moderenisasi alutsista, bisa jadi Singapura akan bertindak seenaknya kepada negara kita.

Bukan hanya Batam, kita bahkan terancam kehilangan seluruh pulau Sumatera jika suatu saat mereka benar-benar ingin mencaplok daerah Indonesia. kemarin sempat terdengar kabar kalau media terbitan Singapura mengklaim Pulau Manis (Funtasy Island Batam) berada di wilayah negaranya, namun kemudian dibantah oleh kementerian luar negerinya.


Coba perhatikan gambar Peta dibawah ini, terlihat jelas gambar berwarna biru yang merupakan bagian negara Singapura dan memasukan Funtasy Island Batam sebagai bagian dari wilayah negaranya.




Singapura itu negara yang kecil, sebanyak apa sih negara sekecil itu bisa menampung jumlah manusia yang terus-terusan bertambah ??. just think about it...

0 comments:

Post a Comment