Di wilayah Asia Tenggara, negara yang secara
tradisional menjadi operator tank yang lebih berat dari 35 ton adalah
negara-negara Asia Tenggara daratan seperti Vietnam, Thailand , Myanmar , Laos
dan Kamboja. Sedangkan negara yang merupakan kepulauan seperti Filipina,
Singapura, Malaysia dan Indonesia relatif baru (atau akan) memasukan MBT
sebagai bagian dari kekuatan Angkatan Darat nya.
Vietnam:
Vietnam memiliki armada tank terbesar di antara
negara Asia Tenggara dan merupakan pengguna lama dari seri T-54/55 era Soviet
dan tank medium Type 59 China, dan beberapa unit di antaranya benar-benar
merupakan tank veteran Perang Vietnam.
Dari sekitar 600-850 tank T-54/55 Vietnam,
sekitar 310 di antaranya di modernisasi dengan menggunakan teknologi Israel
menjadi standar T-54/55M3 yang mencakup penggantian canon 100mm Soviet dengan
M68/L7 105mm, instalasi explosive reactive armor , peluncur granat asap, mesin
baru 1.000 hp buatan Jerman, mortar 60mm dan teknologi meteo-sensor.
Ada laporan rencana Vietnam membeli 150 unit
T-72 MBT buatan Polandia, tetapi tidak terealisasi dan anggaran di gunakan
untuk membeli aset angkatan laut.
Laos:
Laos merupakan pengguna lama dari medium tank
seri T-54/55 era Soviet. Negara ini memiliki sekitar 30 tank seri T-54/55 yang
sebagian besar di miliki di jaman perang Vietnam.
Kamboja:
Negara ini juga merupakan pengguna lama dari
medium tank seri T-54/55 era Soviet, mengoperasikan sekitar 300 unit tank yang
juga di peroleh selama era perang Vietnam.
Sejauh ini tidak di ketahui ada program
upgrade tank atau pembelian tank baru, kecuali berita transfer 50 unit bekas medium
tank T-55 ke Kamboja dari Ukraina sewaktu terjadi ketegangan dengan Thailand
dalam sengketa wilayah dan perebutan kuil.
Myanmar:
Myanmar adalah negara lainnya di wilayah Asia Tenggara Mainland yang mempunyai kekuatan tank besar. Sebagian besar terdiri dari tank buatan Cina seperti T-59D yang di laporkan berjumlah sekitar 150 unit yang telah di gunakan selama beberapa dekade hingga sekarang.
MBT Type-69 dan Type-69-II di laporkan berjumlah 130 unit yang telah beroperasi sejak tahun 1990, dan beberapa unit MBT-2000 Norinco buatan China yang di datangkan pada tahun 2011. Angkatan Darat Myanmar juga di laporkan memiliki 139 unit tank T-72, beberapa di antaranya di beli dari Ukraina pada tahun 2002-2003 meskipun jumlah pastinya tidak jelas akibat tidak adanya laporan akurat pengiriman.
Thailand:
Pemerintah Kerajaan Thailand mengoperasikan
sekitar 100 unit medium tank M48 Patton buatan Amerika. Batch pertama di terima
sejak tahun 1979, dan kemudian di perkuat oleh MBT M60A1 pada tahun 1991 dan
M60A3 pada tahun 1996, jumlah total sekitar 170 unit tank. Semua tank tersebut
merupakan tank eks US Army yang di jual ke Thailand melalui program FMS
(Foreign Military Sales ).
Kekuatan tank Angkatan Darat Thailand akan di perkuat oleh pembelian 49 unit MBT baru T-84 Oplot-M dari Ukraina senilai 7,155 miliar bath yang di umumkan tahun 2011. Thailand mempunyai opsi hingga 200 unit tank untuk menggantikan tank ringan M-41 Bulldogs.
Kekuatan tank Angkatan Darat Thailand akan di perkuat oleh pembelian 49 unit MBT baru T-84 Oplot-M dari Ukraina senilai 7,155 miliar bath yang di umumkan tahun 2011. Thailand mempunyai opsi hingga 200 unit tank untuk menggantikan tank ringan M-41 Bulldogs.
Ada kritik terhadap keputusan pemerintah
memilih MBT Ukraina mengenai isu fitur auto-loader -nya, awak tank Angkatan
Darat Thailand sendiri konon lebih menyukai tank buatan Korea Selatan.
Filipina:
Terakhir kali Filipina memiliki tank adalah
sekitar akhir tahun 1940-an dengan M4 Sherman eks US Army dan beberapa unit
tank ringan M-41 Bulldogs yang di terima pada tahun 1965.
Max Montero dari maxdefense.blogspot.com menyampaikan informasi dari sumbernya yang
mengatakan bahwa Filipina memang telah berencana memasukan kembali MBT menjadi
bagian dari kekuatan Angkatan Darat mereka, hanya saja bukan merupakan
prioritas utama jangka dekat dan baru akan di kejar dalam renstra ke dua atau
ke tiga dari program modernisasi militer mereka.
Namun Angkatan Darat Filipina sedang berencana
mendapatkan 114 unit M113A2 APC (armoured personnel carrier) eks US Army dan
tracked APC dan IFV baru untuk menambah ACV-300 yang sebelumnya telah di beli
dari Turki.
Brunei:
Karena ukuran luas wilayah negara dan
kebijaksanaan politiknya Brunei belum pernah mengoperasikan tank dan tidak
terdengar adanya rencana mereka untuk membeli MBT ataupun medium tank. Kondisi ini di proyeksikan akan
tetap demikian hingga beberapa waktu ke depan.
Malaysia:
Federasi Malaysia mengoperasikan MBT pertama
mereka dengan 48 unit PT-91M Twardy dari Polandia plus kendaraan pendukungnya
(6 WZT-91M armored recovery vehicles, 5 MID-91M engineering tanks, 5 PMC-91M
Leguan armored bridge layers, dan 1 SJ-09 driver training tank). Unit pertama di terima pada
tahun 2005 sebagai bagian dari kontrak senilai US$370 juta.
Tank tersebut di Malaysia secara lokal dijuluki
sebagai ‘Pendekar’ dan dioperasikan oleh Resimen ke-11, Kor Armor DiRaja (Royal
Armoured Corps) .
Pembelian MBT antara Malaysia dan Polandia di lakukan
melalui
barter dengan CPO (minyak kelapa sawit) yang merupakan salah satu produk utama Malaysia.
barter dengan CPO (minyak kelapa sawit) yang merupakan salah satu produk utama Malaysia.
Singapura:
Negara pulau ini di yakini telah memiliki MBT
Centurion buatan Inggris, khususnya 63 unit Mk-3 dan Mk-7 yang kabarnya di peroleh
dari India pada tahun 1975 dan unit tambahan di peroleh dari Israel di awal
tahun 1990-an. Konon semua di tingkatkan kemampuannya dengan teknologi Israel
dan secara lokal kemudian di juluki Tempest.
Tidak ada bukti kredibel mengenai keberadaan
MBT tersebut dalam Angkatan Darat Singapura, tidak tersedia foto atau sumber
terbuka yang kredibel untuk membuktikan keberadaanya kecuali melalui beberapa
publikasi dan pemerintah Singapura juga mengambil sikap tidak menyangkal
ataupun mengkonfirmasi keberadaan mereka.
Tapi saat ini desas desus tersebut sudah tidak
relevan lagi mengingat bahwa kemudian secara terbuka Singapura membeli 66 unit
MBT Leopard 2A4 eks Angkatan Darat Jerman di tambah beberapa tank cadangan,
bersama dengan 10 unit ARV Bergepanzer, 3 Buffel armored recovery vehicles pada
sekitar tahun 2007-2008.
Sebagian besar tank di upgrade ke standar
Leopard 2SG dengan proteksi lapis baja modular canggih dari IBD Deisenroth
Engineering dan ST Kinetics pada tahun 2010. Singapura di anggap negara yang
paling punya kemampuan dalam hal kekuatan tank tempur di kawasan ASEAN, untuk
saat ini.
Indonesia:
Indonesia belum pernah mengoperasikan MBT
sebelumnya dan merupakan negara ASEAN paling akhir yang memutuskan memasukan
MBT ke dalam kemampuan tempurnya. Walau pendatang baru, Indonesia bergabung
dengan negara pengguna MBT lainnya di Asia Tenggara dengan pilihan gahar.
Kontrak dengan Jerman senilai US$280 juta
mencakup 40 tank Leopard 2A4, 63 Leopard 2RI (upgrade/Revolution), 4 Buffel
armored recovery vehicles, 3 Leguan armored bridge layers dan 3 Kodiak armored
engineering vehicles, plus 50 Marder 1A2 infantry fighting vehicles.
Indonesia juga masih mengoperasikan sekitar 400
lebih tank ringan yang sebagian sudah mulai mendapat upgrade. Selain itu juga
Indonesia berencana membangun tank medium dalam negeri lewat kerjasama
internasional dengan berbagai negara.
0 comments:
Post a Comment