Sunday, 18 September 2016

Mari Melihat Kiprah Main Battle Tank Di Asia Tenggara

Di wilayah Asia Tenggara, negara yang secara tradisional menjadi operator tank yang lebih berat dari 35 ton adalah negara-negara Asia Tenggara daratan seperti Vietnam, Thailand , Myanmar , Laos dan Kamboja. Sedangkan negara yang merupakan kepulauan seperti Filipina, Singapura, Malaysia dan Indonesia relatif baru (atau akan) memasukan MBT sebagai bagian dari kekuatan Angkatan Darat nya.

Vietnam:


Vietnam memiliki armada tank terbesar di antara negara Asia Tenggara dan merupakan pengguna lama dari seri T-54/55 era Soviet dan tank medium Type 59 China, dan beberapa unit di antaranya benar-benar merupakan tank veteran Perang Vietnam.


Dari sekitar 600-850 tank T-54/55 Vietnam, sekitar 310 di antaranya di modernisasi dengan menggunakan teknologi Israel menjadi standar T-54/55M3 yang mencakup penggantian canon 100mm Soviet dengan M68/L7 105mm, instalasi explosive reactive armor , peluncur granat asap, mesin baru 1.000 hp buatan Jerman, mortar 60mm dan teknologi meteo-sensor.

Ada laporan rencana Vietnam membeli 150 unit T-72 MBT buatan Polandia, tetapi tidak terealisasi dan anggaran di gunakan untuk membeli aset angkatan laut.

Laos:


Laos merupakan pengguna lama dari medium tank seri T-54/55 era Soviet. Negara ini memiliki sekitar 30 tank seri T-54/55 yang sebagian besar di miliki di jaman perang Vietnam.

Kamboja:


Negara ini juga merupakan pengguna lama dari medium tank seri T-54/55 era Soviet, mengoperasikan sekitar 300 unit tank yang juga di peroleh selama era perang Vietnam.


Sejauh ini tidak di ketahui ada program 
upgrade tank atau pembelian tank baru, kecuali berita transfer 50 unit bekas medium tank T-55 ke Kamboja dari Ukraina sewaktu terjadi ketegangan dengan Thailand dalam sengketa wilayah dan perebutan kuil.


Myanmar:


Myanmar adalah negara lainnya di wilayah Asia Tenggara 
Mainland yang mempunyai kekuatan tank besar. Sebagian besar terdiri dari tank buatan Cina seperti T-59D yang di laporkan berjumlah sekitar 150 unit yang telah di gunakan selama beberapa dekade hingga sekarang.


MBT Type-69 dan Type-69-II di laporkan berjumlah 130 unit yang 
telah beroperasi sejak tahun 1990, dan beberapa unit MBT-2000 Norinco buatan China yang di datangkan pada tahun 2011. Angkatan Darat Myanmar juga di laporkan memiliki 139 unit tank T-72, beberapa di antaranya di beli dari Ukraina pada tahun 2002-2003 meskipun jumlah pastinya tidak jelas akibat tidak adanya laporan akurat pengiriman.


Thailand:


Pemerintah Kerajaan Thailand mengoperasikan sekitar 100 unit medium tank M48 Patton buatan Amerika. Batch pertama di terima sejak tahun 1979, dan kemudian di perkuat oleh MBT M60A1 pada tahun 1991 dan M60A3 pada tahun 1996, jumlah total sekitar 170 unit tank. Semua tank tersebut merupakan tank eks US Army yang di jual ke Thailand melalui program FMS (Foreign Military Sales ).
Kekuatan tank Angkatan Darat Thailand akan di perkuat oleh pembelian 49 unit MBT baru T-84 Oplot-M dari Ukraina senilai 7,155 miliar bath yang di umumkan tahun 2011. Thailand mempunyai opsi hingga 200 unit tank untuk menggantikan tank ringan M-41 Bulldogs.


Ada kritik terhadap keputusan pemerintah memilih MBT Ukraina mengenai isu fitur auto-loader -nya, awak tank Angkatan Darat Thailand sendiri konon lebih menyukai tank buatan Korea Selatan.

Filipina:


Terakhir kali Filipina memiliki tank adalah sekitar akhir tahun 1940-an dengan M4 Sherman eks US Army dan beberapa unit tank ringan M-41 Bulldogs yang di terima pada tahun 1965.

Max Montero dari maxdefense.blogspot.com menyampaikan informasi dari sumbernya yang mengatakan bahwa Filipina memang telah berencana memasukan kembali MBT menjadi bagian dari kekuatan Angkatan Darat mereka, hanya saja bukan merupakan prioritas utama jangka dekat dan baru akan di kejar dalam renstra ke dua atau ke tiga dari program modernisasi militer mereka.


Namun Angkatan Darat Filipina sedang berencana mendapatkan 114 unit M113A2 APC (armoured personnel carrier) eks US Army dan tracked APC dan IFV baru untuk menambah ACV-300 yang sebelumnya telah di beli dari Turki.

Brunei:


Karena ukuran luas wilayah negara dan kebijaksanaan politiknya Brunei belum pernah mengoperasikan tank dan tidak terdengar adanya rencana mereka untuk membeli MBT ataupun medium tank. Kondisi ini di proyeksikan akan tetap demikian hingga beberapa waktu ke depan.

Malaysia:


Federasi Malaysia mengoperasikan MBT pertama mereka dengan 48 unit PT-91M Twardy dari Polandia plus kendaraan pendukungnya (6 WZT-91M armored recovery vehicles, 5 MID-91M engineering tanks, 5 PMC-91M Leguan armored bridge layers, dan 1 SJ-09 driver training tank). Unit pertama di terima pada tahun 2005 sebagai bagian dari kontrak senilai US$370 juta.

Tank tersebut di Malaysia secara lokal dijuluki sebagai ‘Pendekar’ dan dioperasikan oleh Resimen ke-11, Kor Armor DiRaja (Royal Armoured Corps) .

Pembelian MBT antara Malaysia dan Polandia di lakukan melalui
barter dengan CPO (minyak kelapa sawit) yang merupakan salah satu produk utama Malaysia.

Singapura:


Negara pulau ini di yakini telah memiliki MBT Centurion buatan Inggris, khususnya 63 unit Mk-3 dan Mk-7 yang kabarnya di peroleh dari India pada tahun 1975 dan unit tambahan di peroleh dari Israel di awal tahun 1990-an. Konon semua di tingkatkan kemampuannya dengan teknologi Israel dan secara lokal kemudian di juluki Tempest.

Tidak ada bukti kredibel mengenai keberadaan MBT tersebut dalam Angkatan Darat Singapura, tidak tersedia foto atau sumber terbuka yang kredibel untuk membuktikan keberadaanya kecuali melalui beberapa publikasi dan pemerintah Singapura juga mengambil sikap tidak menyangkal ataupun mengkonfirmasi keberadaan mereka.

Tapi saat ini desas desus tersebut sudah tidak relevan lagi mengingat bahwa kemudian secara terbuka Singapura membeli 66 unit MBT Leopard 2A4 eks Angkatan Darat Jerman di tambah beberapa tank cadangan, bersama dengan 10 unit ARV Bergepanzer, 3 Buffel armored recovery vehicles pada sekitar tahun 2007-2008.


Sebagian besar tank di upgrade ke standar Leopard 2SG dengan proteksi lapis baja modular canggih dari IBD Deisenroth Engineering dan ST Kinetics pada tahun 2010. Singapura di anggap negara yang paling punya kemampuan dalam hal kekuatan tank tempur di kawasan ASEAN, untuk saat ini.

Indonesia:


Indonesia belum pernah mengoperasikan MBT sebelumnya dan merupakan negara ASEAN paling akhir yang memutuskan memasukan MBT ke dalam kemampuan tempurnya. Walau pendatang baru, Indonesia bergabung dengan negara pengguna MBT lainnya di Asia Tenggara dengan pilihan gahar.

Kontrak dengan Jerman senilai US$280 juta mencakup 40 tank Leopard 2A4, 63 Leopard 2RI (upgrade/Revolution), 4 Buffel armored recovery vehicles, 3 Leguan armored bridge layers dan 3 Kodiak armored engineering vehicles, plus 50 Marder 1A2 infantry fighting vehicles.



Indonesia juga masih mengoperasikan sekitar 400 lebih tank ringan yang sebagian sudah mulai mendapat upgrade. Selain itu juga Indonesia berencana membangun tank medium dalam negeri lewat kerjasama internasional dengan berbagai negara.

0 comments:

Post a Comment