Inilah hamparan savana seluas hampir 900 ribu hektar di
Timur Indonesia, tempat yang menjadi rumah yang nyaman bagi ribuan sapi yang
merumput di sini setiap hari nya. iklim dan topografi Nusa Tenggara Timur mirip
dengan wilayah Darwin yang menjadi salah satu sentra peternakan sapi di
Australia. Dari tempat inilah jenis sapi pedaging berkualitas baik seperti sapi
unggul banyak di hasilkan.
Secara turun-temurun masyarakat Nusa Tenggara Timur
menjadikan ternak sebagai lambang kemakmuran, kemampuan mereka memelihara
ternakpun tak perlu di sangsikan. Sejak tahun70-an Nusa Tenggara Timur sudah di
kenal sebagai penghasil sapi terbesar di Indonesia dan menjadi pemasok 60% kebutuhan
daging sapi untuk Hongkong, pada tahun 90-an NTT mampuh menempati posisi kedua
produksi sapi setelah Jawa Timur.
Dengan segala potensi alam dan manusia yang ada, tak heran
bila Nusa Tenggara Timur kembali di canangkan sebagai lumbung ternak sapi Nusantara
pada Desember 2014. Berpredikat sebagai lumbung ternak sapi Nusantara tentu
bukan pekerjaan yang mudah, sejumlah kebijakan di buat dan target produksi
sapipun terus meningkat setiap tahun nya demi mencapai 1 Juta ekor sapi di
tahun 2018.
Saat ini Nusa Tenggara Timur menempati urutan kelima
produsen sapi Nasional di bawah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan
Nusa Tenggara Barat. Populasi ternak sapi potong dari daerah ini mencapai
902.000 ekor di tahun 2015 atau sekitar 7% dari total ketersediaan sapi potong
di seluruh Indonesia yang berjumlah hampir 15.500.000 ekor. Produksi daging
sapi Nusa Tenggara Timur di tahun yang sama mencapai lebih dari 12.000 ton atau
sekitar 2,34% dari total produksi daging Nasional yang lebih dari 523.900 ton.
Perlahan tapi pasti produksi sapi bisa menjadi tulang
punggung perekonomian wilayah timur Indonesia, butuh kerja keras dan
kesungguhan dari banyak pihak untuk bisa membuat swasembada sapi di Indonesia
dengan poros timur sebagai pusat nya.
Apa yang menjadi
penghambat sehingga Nusa Tenggara Timur sampai saat ini belum menjadi lumbung
sapi Nasional ??
Sebenar nya di wilayah
Nusa Tenggara timur terdapat jenis sapi unggul yaitu sejenis sapi Brahma yang
jumlah nya terbanyak di Impor dari Australia, bisa di bayangkan bagaimana
potensi sapi yang ada di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Sangat disayangkan masa kejayaan sapi di Nusa Tenggara Timur
tidak berlangsung lama, karena di tahun 2000-an populasi sapi di wilayah ini
sempat menurun dikarenakan terlalu banyak nya permintaan sehingga para peternak
sapi turut mengirimkan sapi betina produktif keluar wilayah Nusa Tenggara Timur
untuk di jadikan sapi potong, akibat nya ternak yang ada di wilayah ini menurun
dari tahun ke tahun nya.
Yang harus pula di perhatikan oleh pemerintah adalah
kebiasaan dari masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur ini dalam beternak
sapi dimana mereka masih menganut sistem Tradisional dengan membiarkan sapi
terlepas di padang rumput dan melakukan kawin alami. menurut pakar ketahanan
pangan, sistem peternakan semacam ini memiliki banyak sekali
kekurangan, salah satu nya adalah para penggembala harus mengikuti kondisi
musim, dimana ketika musim hujan rumput yang menjadi pakan ternak banyak di
temui, namun ketika musim kemarau pakan sangat sulit untuk di berikan kepada
ternak sapi mereka. Akibat nya para penggembala terpaksa menggembalakan
sapi-sapi mereka hingga 20 Km untuk mencari sumber rumput dan juga sumber air.
kerugian lain nya dari sistem seperti ini adalah para sapi
akan melakukan kawin alami yang mana hal ini di khawatirkan dapat membuat
keturunan sapi menderita kelainan genetik yang mengakibatkan kondisi cacat atau
membuat badan ternak menjadi kerdil. Tidak hanya itu, dengan sistem
penggembalaan Tradisional seperti ini maka akan rentan terhadap aksi pencurian ternak.
Ini adalah pekerjaan rumah yang sangat besar untuk di
selesaikan oleh Pemerintah maupun Dinas Peternakan setempat, Karena yang paling
penting adalah merubah Mindset dari masyarakat agar mau menerima pola
Peternakan Moderen, dalam hal ini untuk melakukan Inseminasi buatan dengan
melakukan ternak kandang, memberikan bibit sapi unggul dengan harapan populasi
sapi di Nusa tenggara timur bisa miningkat dengan cukup drastis.
Bercermin dari apa yang di lakukan oleh para peternak sapi
di Jawa Timur, dimana mereka berhasil menjadi penghasil sapi potong terbesar di
Indonesia dengan jumlah lebih dari 4 Juta sapi potong tiap tahun nya, maka
besar harapan bagi Nusa Tenggara Timur kembali menjadi lumbung sapi Nasional.
Semoga hal tersebut menjadi perhatian bagi Kementerian
terkait, seperti Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Pertananian untuk
mengembangkan potensi Nusa Tenggara Timur sebagai lumbung sapi Nusantara agar
swasembada daging bisa tercapai dan Negara kita tidak perlu lagi melakukan Import
daging sapi dari Luar Negeri.
Kita bisa kalau kita mau,, Jayalah selalu Indonesia Ku..!!
0 comments:
Post a Comment