Monday, 5 September 2016

No more Import Daging,, Ayo Membangun Kemandirian Daging Nasional Di Poros Timur Indonesia


Inilah hamparan savana seluas hampir 900 ribu hektar di Timur Indonesia, tempat yang menjadi rumah yang nyaman bagi ribuan sapi yang merumput di sini setiap hari nya. iklim dan topografi Nusa Tenggara Timur mirip dengan wilayah Darwin yang menjadi salah satu sentra peternakan sapi di Australia. Dari tempat inilah jenis sapi pedaging berkualitas baik seperti sapi unggul banyak di hasilkan.

Secara turun-temurun masyarakat Nusa Tenggara Timur menjadikan ternak sebagai lambang kemakmuran, kemampuan mereka memelihara ternakpun tak perlu di sangsikan. Sejak tahun70-an Nusa Tenggara Timur sudah di kenal sebagai penghasil sapi terbesar di Indonesia dan menjadi pemasok 60% kebutuhan daging sapi untuk Hongkong, pada tahun 90-an NTT mampuh menempati posisi kedua produksi sapi setelah Jawa Timur.

Dengan segala potensi alam dan manusia yang ada, tak heran bila Nusa Tenggara Timur kembali di canangkan sebagai lumbung ternak sapi Nusantara pada Desember 2014. Berpredikat sebagai lumbung ternak sapi Nusantara tentu bukan pekerjaan yang mudah, sejumlah kebijakan di buat dan target produksi sapipun terus meningkat setiap tahun nya demi mencapai 1 Juta ekor sapi di tahun 2018.

Saat ini Nusa Tenggara Timur menempati urutan kelima produsen sapi Nasional di bawah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Populasi ternak sapi potong dari daerah ini mencapai 902.000 ekor di tahun 2015 atau sekitar 7% dari total ketersediaan sapi potong di seluruh Indonesia yang berjumlah hampir 15.500.000 ekor. Produksi daging sapi Nusa Tenggara Timur di tahun yang sama mencapai lebih dari 12.000 ton atau sekitar 2,34% dari total produksi daging Nasional yang lebih dari 523.900 ton.

Perlahan tapi pasti produksi sapi bisa menjadi tulang punggung perekonomian wilayah timur Indonesia, butuh kerja keras dan kesungguhan dari banyak pihak untuk bisa membuat swasembada sapi di Indonesia dengan poros timur sebagai pusat nya.

Apa yang menjadi penghambat sehingga Nusa Tenggara Timur sampai saat ini belum menjadi lumbung sapi Nasional ??

Sebenar nya di wilayah Nusa Tenggara timur terdapat jenis sapi unggul yaitu sejenis sapi Brahma yang jumlah nya terbanyak di Impor dari Australia, bisa di bayangkan bagaimana potensi sapi yang ada di wilayah Nusa Tenggara Timur.


Sangat disayangkan masa kejayaan sapi di Nusa Tenggara Timur tidak berlangsung lama, karena di tahun 2000-an populasi sapi di wilayah ini sempat menurun dikarenakan terlalu banyak nya permintaan sehingga para peternak sapi turut mengirimkan sapi betina produktif keluar wilayah Nusa Tenggara Timur untuk di jadikan sapi potong, akibat nya ternak yang ada di wilayah ini menurun dari tahun ke tahun nya.

Yang harus pula di perhatikan oleh pemerintah adalah kebiasaan dari masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur ini dalam beternak sapi dimana mereka masih menganut sistem Tradisional dengan membiarkan sapi terlepas di padang rumput dan melakukan kawin alami. menurut pakar ketahanan pangan, sistem peternakan semacam ini memiliki banyak sekali kekurangan, salah satu nya adalah para penggembala harus mengikuti kondisi musim, dimana ketika musim hujan rumput yang menjadi pakan ternak banyak di temui, namun ketika musim kemarau pakan sangat sulit untuk di berikan kepada ternak sapi mereka. Akibat nya para penggembala terpaksa menggembalakan sapi-sapi mereka hingga 20 Km untuk mencari sumber rumput dan juga sumber air.


kerugian lain nya dari sistem seperti ini adalah para sapi akan melakukan kawin alami yang mana hal ini di khawatirkan dapat membuat keturunan sapi menderita kelainan genetik yang mengakibatkan kondisi cacat atau membuat badan ternak menjadi kerdil. Tidak hanya itu, dengan sistem penggembalaan Tradisional seperti ini maka akan rentan terhadap aksi pencurian ternak.

Ini adalah pekerjaan rumah yang sangat besar untuk di selesaikan oleh Pemerintah maupun Dinas Peternakan setempat, Karena yang paling penting adalah merubah Mindset dari masyarakat agar mau menerima pola Peternakan Moderen, dalam hal ini untuk melakukan Inseminasi buatan dengan melakukan ternak kandang, memberikan bibit sapi unggul dengan harapan populasi sapi di Nusa tenggara timur bisa miningkat dengan cukup drastis.

Bercermin dari apa yang di lakukan oleh para peternak sapi di Jawa Timur, dimana mereka berhasil menjadi penghasil sapi potong terbesar di Indonesia dengan jumlah lebih dari 4 Juta sapi potong tiap tahun nya, maka besar harapan bagi Nusa Tenggara Timur kembali menjadi lumbung sapi Nasional.

Semoga hal tersebut menjadi perhatian bagi Kementerian terkait, seperti Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Pertananian untuk mengembangkan potensi Nusa Tenggara Timur sebagai lumbung sapi Nusantara agar swasembada daging bisa tercapai dan Negara kita tidak perlu lagi melakukan Import daging sapi dari Luar Negeri.


Kita bisa kalau kita mau,, Jayalah selalu Indonesia Ku..!!

0 comments:

Post a Comment