Saturday 28 January 2017

India Resmi Cari 57 Jet Untuk Kapal Induk, 3 Pemain Akan Bersaing Ketat


Angkatan Laut India secara resmi telah mengeluarkan permintaan untuk informasi atau request for information (RFI) untuk mencari pesawat tempur multiperan berbasis kapal induk. Proposal telah dikeluarkan pada 17 Januari 2017 lalu dan dikirim ke sejumlah produsen pesawat di berbagai negara.

Menurut IHS Jane Defense Weekly Angkatan Laut India bermaksud untuk membeli 57 pesawat tempur dari pemasok asing. Seperti penawaran pertahanan sebelumnya, pembuat pesawat asing diharapkan untuk merakit bagian dari armada jet tempur baru angkatan laut di India di bawah inisiatif Make in India.

RFI menjabarkan secara rinci persyaratan untuk pesawat baru termasuk kemampuan beroperasi siang dan malam di segela kondisi cuaca, cocok untuk pertahanan udara dan serangan darat, mampu melakukan pengisian bahan bakar ke teman sendiri, kemampuan pengintaian, peperangan elektronik, dan peran lain yang tidak ditentukan.

Dalam hal sistem senjata IHS Jane Defense Weekly melaporkan Angkatan Laut India mencari pesawat yang dapat membawa empat rudal udara ke udara BVR, dua rudal udara ke udara jarak pendek dan dilengkapi dengan meriam. Pesawat ini juga harus mampu membawa senjata serangan darat bersamaan dengan rudal udara ke udara.

“Informasi yang diminta termasuk pesawat mesin tunggal atau ganda, dapat melakukan Short Take-off But Arrested Recovery (STOBAR) atau Catapult Take-off But Arrested Recovery (CATOBAR) atau keduanya. pesawat sudah digunakan operasional atau tidak, apakah terintegrasi dengan helmet-mounted displays dan large area displays, opsi auto landing; dan apakah memiliki radar active electronically scanned array (AESA) atau tidak.”

Tanggapan proposal permintaan informasi ini diharapkan akan diterima 24 Mei dengan pengiriman pesawat pertama diharapkan mulai tiga tahun setelah kontrak disepakati dan selesai dalam waktu tiga tahun tambahan.

Pencarian ini sekaligus menjawab bahwa jet tempur Tejas yang dibangun India tidak akan digunakan di kapal induk. Tiga pesaing yang mungkin akan bertarung keras di komptetisi ini adalah Boeing F/A-18 Super Hornet, versi angkatan laut dari Dassault Rafale, dan jet tempur MiG-29K Fulcrum Rusia.


Angkatan Laut India saat ini telah memiliki dua skuadron MiG-29K yang ditempatkan di dua stasiun udara angkatan laut dan beroperasi dari kapal induk INS Vikramaditya. Angkatan Udara India juga telah membeli 36 pesawat Rafale dalam kesepakatan G to G pada tahun 2016.

Dengan melihat sejarah ini maka F/A-18 Super Hornet sepertinya akan kehilangan peluang, tetapi Boeing telah menawarkan transfer teknologi dan produksi penuh di India yang akan menjadi daya tarik tersendiri. Super Hornet juga sudah terbukti di banyak medan pertempuran.

INS Vikramaditya dan kapal induk yang dibangun di dalam negeri INS Vikrant, keduanya dilengkapi dengan ski-jump dilengkapi dengan Short Take-Off But Arrested Recovery (STOBAR) launch systems untuk meluncurkan dan mendaratkan pesawat, sedangkan kapal induk kedua dari kelas Vikrant, INS Vishal, kemungkinan akan menggunakan catapult assisted take-off but arrested recovery (CATOBAR) seperti yang digunakan kapal induk Amerika.


Sistem STOBAR memberikan batasan pada kisaran operasional dan persenjataan pesawat yang beroperasi dari kapal induk mengingat lepas landas dengan ski-jump harus mengurangi beban pesawat baik bahan bakar ataupun senjata.

0 comments:

Post a Comment