Monday 30 January 2017

TAI-BAe System Sepakat Kembangkan TF-X


Setelah sempat tertunda akibat terjadinya usaha kudeta Turki tahun 2016 lalu, akhirnya TAI (Turkish Aerospace Industries) menandatangani kerjasama dengan BAe (British Aerospace) Systems untuk mengembangkan program pesawat tempur masa depan Turki TF-X.

Penandatanganan kerjasama ini disaksikan oleh PM Inggris Theresa May dan PM Turki Binali Yildirim di Ankara, Turki pada 28 Januari 2017. Penandatanganan tersebut merupakan bagian dari sejumlah agenda ekonomi yang dilakukan dalam kunjungan rombongan PM Inggris ke Turki.

Penandatanganan Headsof Agreement tersebut menandai fase pengembangan pertama dari TF-X yang merupakan pesawat tempur generasi kelima milik Turki. Berdasarkan kerjasama tersebut, Turki akan mendapatkan sejumlah teknologi kunci yang dibutuhkan Turki untuk mengembangkan TF-X.


Inggris tentu berharap dapat membuka pasar baru di luar Eropa yang bisa jadi akan terpengaruh dengan keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa. BAe sendiri juga mengincar peluang untuk memasok sistem persenjataan, radar, dan sensor lain yang akan dibutuhkan selama pengembangan TF-X yang nilainya diproyeksikan mencapai GBP 100 juta.

CEO BAe System CEO setelah acara penandatanganan tersebut mengatakan, “BAe Systems adalah pemimpin pasar dalam perancangan, pembuatan, dan penyediaan dukungan bagi pesawat tempur, dan ada dalam posisi yang sempurna untuk menyumbangkan keahlian teknik dan enjiniring, serta pengalaman dalam mengkoordinasikan proyek yang kompleks untuk proyek Turki ini,” ujarnya.

TF-X sendiri dikerjakan oleh TAI dengan maksud untuk mempersiapkan pengganti armada F-16 yang sudah digunakan sejak era 1980-an awal, sekaligus mendampingi F-35 Lightining II yang juga dibeli oleh Turki.

Dimulai pada tahun 2010, TAI sudah menyelesaikan fase riset pendahuluan yang melahirkan sejumlah konsep desain dari TF-X. Seperti diketahui, TAI memamerkan tiga alternatif desain TF-X, dengan bentuk yang menyerupai F-22, F-35, dan satu desain terakhir yang menggunakan sayap delta dan Canard.

Ketiga desain menggunakan sayap tegak ganda dan jika mengacu kepada keputusan PM Turki saat itu, Ahmet Davutoglu, maka TF-X akan menggunakan konfigurasi mesin ganda.

Soal mesin, TAI sendiri juga memperoleh tawaran dari Rolls Royce yang menawarkan transfer teknologi untuk mesin Eurojet EJ200 yang mentenagai Eurofighter Typhoon. EJ200 sendiri dibuat berdasarkan desain XG-40 dari Rolls Royce dan penguasaan teknologi dan pembuatannya akan ditangani oleh perusahaan Aselsan.


Turki akan membuat peranti lunak untuk sistem kontrol mesin dan perawatan secara mandiri. Dengan target 250 pesawat TF-X akan keluar dari lini produksi dan diharapkan sudah dapat operasional pada tahun 2023, maka TF-X menjadi salah satu proyek paling ambisius dalam sejarah Turki.

0 comments:

Post a Comment