Tuesday 24 January 2017

PT-91M Pendekar: Pelopor MBT Modern di Asia Tenggara


Dalam kategori Main Battle Tank (MBT), daya magis PT-91M Pendekar seolah tenggelam jika dibandingkan Leopard 2A4 yang digunakan Indonesia dan Singapura. Meski dari spesifikasi masih kalah unggul dibanding Leopard 2A4, namun perlu diketahui bahwa MBT Malaysia inilah yang pertama hadir mewakili generasi MBT modern di kawasan Asia Tenggara. Berkat PT-91M Pendekar muncul demand MBT di Singapura, yang kemudian berlanjut ke Indonesia.

Bila Leopard 2A4S Singapura dihadirkan pada tahun 2008, maka PT-91M Pendekar telah dikontrak pengadaannya pada tahun 2003 (produksi di periode 2007 – 2009). Pada waktu itu Malaysia memang mencari tank kelas berat yang mampu beroperasi di kontur tanah dan lingkungan di semenanjung Malaya, alih-alih syarat yang dipatok tank tersebut bobotnya tidak boleh lebih dari 50 ton. Dari kriteria bobot, maka Leopard tentu sudah tersingkir karena bobot MBT kebanggaan Indonesia ini bobotnya tembus 60 ton.


Dari sejarahnya, PT-91M Pendekar adalah varian (tiruan) dari MBT Rusia T-72M yang ditingkatkan kemampuannya dengan sistem elektronik berstandar NATO. Sang Pendekar sendiri diproduksi oleh Zaklady Mechhaniczne Bumar-Labedy SA, manufaktur persenjataan dari Polandia. Di Polandia, MBT ini diberi label PT-91 Twardy. Malaysia sendiri menjatuhkan pilihan kepada Polandia lantaran MBT PT-91M dianggap punya kualitas yang tak kalah dengan ranpur produksi Rusia. Pesanan atas PT-91M bisa dibilang tak terlalu banyak, dengan kontrak senilai US$375 juta didapatkan 48 unit PT-91M, enam kendaraan recovery WZT-4, lima varian AVLB (Armored Vehicle Launch Bridge) sebagai pengusung jembatan, dan tiga unit MID-M yang dilengkapi roller dan bilah dozer untuk menerobos rintangan.

Mengusung desain khas Rusia, namun jeroan yang terkandung di PT-91M sudah condong ke NATO, lantaran Polandia kini juga menjadi bagian dari anggota NATO. Kandungan NATO terlihat dari adopsi rantai Diehl Type 840I buatan Jerman yang dilengkapi trackshoe sehingga lebih ramah terhadap aspal jalan raya. Perangkat komunikasinya mengadopsi P4RG dari Thales, dan sistem iterkom OTAS juga dari Thales.

Sistem kendali meriam PT-91M Pendekar menggunakan FCS (Fire Control System) SAVAN-15 yang juga dipakai pada MBT Lecrec dan Challenger 2. Sistem penembakkan sudah distabilisasi dan dipadukan dengan laser rangefinder yang menjadikan tank mampu menembak sembari bergerak tanpa melepaskan sasarannya. Periskop pada komandan menggunakan Vigy 15 produk dari Sagem.


Meski disana sini penuh nuansa Barat, namun meriamnya masih mengandalkan jenis orisinil 2A46 kaliber 125 mm. Untuk urusan amunisi, jenisnya lebih terbatas ketimbang amunisi standar NATO. Bila meriam-nya asli Eropa Timur, lain lagi untuk senjata sekunder pada kubah komandan. SMB (Senapan Mesin Berat) yang diusung bukan DShK-38 khas tank Rusia, melainkan AD Malaysia memilih mengadopsi Browning M2HB kaliber 12,7 mm. Sementara untuk senjata coaxial mengadopsi FN MAG 7,62 mm yang mengikuti arah gerakan laras.

Lantas bagaimana dengan sistem proteksi? Faktanya Pendekar telah dipasangi blok ERA (Explosive Reactive Armor) ERAWA-1 (satu lempeng peledak) dan ERAWA-2 (2 lempeng peledak) yang dikopi dari sisten kontakt dan kaktus peninggalan Uni Soviet. Sistem perlindungan blok ERA mampu mematahkan serangan hulu ledak shaped charge dari roket anti tank seperti RPG-7 atau munisi HESH. Lebih canggih lagi, PT-91M Pendekar bagian hull-nya telah dilabur cat yang dapat menyerap gelombang radar.


Dengan awak tiga orang, PT-91M Pendekar disokong mesin diesel PZL-Wola S-1000R yang menghasilkan tenaga 1.000 hp. Dengan bobot mencapai 48,5 ton, Pendekar punya power/weight ratio 20,6 hp per ton. Transmisi MBT ini menggunakan Automatic RENK-SESM/ESM-350M dengan tujuh gigi maju dan satu gigi mundur.

Terpinggirkan dinegeri asal

Kian dekatnya Polandia dengan negara-negara NATO nyatanya juga berpengaruh langsung pada elemen kavaleri. Di tahun 2002 justru Polandia membeli MBT Leopard 2A4 sebanyak 124 unit, bahkan armada Leopard di Polandia ditempatkan di Brigade Kavaleri ke-10, yang merupakan kesatuan kavaleri elite. Sementara PT-91 Twardy tergusur ke Brigade Kavaleri ke-15.

Spesifikasi PT-91M Pendekar:
– Weight: 48,5 ton
– Length: 6,86 meter– Width: 3,70 meter
– Height: 2,60 meter
– Crew: 3
– Engine: PZL-Wola S-1000R diesel
– Power/weight: 20.6 hp/ton
– Transmission: Automatic RENK-SESM/ESM-350M
– Suspension: torsion-bar
– Ground clearance: 395 mm
– Speed: 70 km/h

0 comments:

Post a Comment