Thursday 23 February 2017

Kenapa Satan-2 Tetap Gunakan Bahan Bakar Cair?


Rusia tengah mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru, RS-28 Sarmat, atau yang disebut NATO sebagai “Satan 2”. Rudal ini dibangun untuk menggantikan R-36 “Satan.”

Satan 2 sebagian besar memiliki kemampuan yang sama dengan Satan yakni bahwa keduanya bisa mencapai pantai Timur dan Barat AS, dan dapat melakukan perjalanan dalam satu tahap, berkali-kali lebih cepat dari kecepatan suara, dan keduanya dapat membawa beberapa hulu ledak menargetkan independen.

Kedua rudal juga menggunakan campuran bahan bakar cair yang kurang stabil. Sementara Amerika selama ini lebih suka dengan bahan bakar padat.

Rudal ini juga diyakni tidak bisa dihentikan oleh sistem pertahanan rudal milik Amerika Serikat. Tetapi  Satan 2 menggunakan sejumlah teknologi baru dalam hal elektronik, penargetan yang akan meningkatkan keandalanya dibanding setan pendahulunya.

Dr. Jeffrey Lewis, pendiri Arms Control Wonk mengatakan, senjata nuklir terbaru Rusia tidak hanya mengancam stabilitas internasional, tetapi rudal itu sendiri tidak stabil.

“Rusia sangat mencintai bahan bakar cair,” kata Lewis dalam sebuah wawancara dengan Business Insider.

“Di Amerika Serikat, kami tidak berpikir rudal berbahan bakar cair adalah ide bagus. Mereka berbahaya,” kata Lewis.

“Satu meledak di Arkansas dan menghancurkan silo  dan melemparkan hulu ledak jarak jauh hampir menyebabkan bencana,” kata Lewis.


Lalu kenapa Rusia lebih memilih jenis bahan bakar ini? “Keuntungannya adalah, Anda dapat menempatkan sejumlah hulu ledak pada mereka,” kata Lewis.

Memang, memiliki beberapa nuklir pada rudal tunggal membuat persenjataan nuklir Rusia menjadi sangat kuat, tetapi juga tidak stabil.

“Jika Anda menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang (banyak senjata pada satu rudal) itu membuat target yang benar-benar menggoda, “kata Lewis. Sementara Amerika memilih menempatkan satu hulu ledak nuklir di satu rudal tetapi tersebar di banyak pangkalan dan platform.

“Rusia memiliki sejumlah biro desain rudal, bukan hanya satu. Masing-masing biro ini mengkhususkan diri dalam berbagai jenis rudal. Hal ini menciptakan situasi di mana biro terus memiliki ide-ide rudal baru,”

Lewis memperkirakan bahwa rudal baru, dengan perbaikan terbatas pada sistem yang lebih tua, mungkin tidak sepenuhnya menjadi langkah strategis, tetapi juga salah satu birokrasi.

Rusia mungkin hanya memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali mengayunkan tenaga nuklir pada saat ketegangan puncak dengan Barat.

Dengan nuklir terbaru Rusia memiliki potensi ofensif yang sangat mematikan, mereka menuntut perhatian terus-menerus.


0 comments:

Post a Comment