Sunday 26 February 2017

Mengenal Teknologi Modifikasi Cuaca Buatan Koharmatau


TNI Angkatan Udara melaksanakan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) membantu program pemerintah menanggulangi bencana kabut asap dan banjir di beberapa daerah di Indonesia.

Salah satu alat yang digunakan adalah Console TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) di pesawat C-130 Hercules guna melakukan penebaran bubuk garam. Alat ini dibuat oleh Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU (Koharmatau).

Kegiatan TMC atau hujan buatan yang dikoordinir oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) bekerja sama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), sebelumnya menggunakan metode “lempar karung” untuk menebar bahan semai hujan berupa serbuk garam (NaCl).

Proses hujan buatan secara manual ini terbukti kurang efektif dan efisien karena mengakibatkan efek korosif pada pesawat serta turbulensi udara campur garam yang memasuki kabin.

Bahan semai (seeding agent) yang digunakan adalah bahan yang memiliki sifat higroskopik dalam bentuk “super fine powder” (bubuk berukuran sangat halus) dalam orde mikron dan dapat larut dalam air.

Persyaratan teknis bahan semai yang digunakan antara lain bersifat melembabkan lingkungan pertumbuhan awan. Material ini berfungsi sebagai inti kondensasi (Cloud Condensation Nucleus/ CCN) dan inti es (Ice Nucleus/ IN).

Bahan semai yang paling sering digunakan dalam Teknologi Modifikasi Cuaca adalah NaCl atau bisa juga berupa CaCl2, dan Urea.

Proses penyemaian dilaksanakan dengan cara pesawat pengangkut menuju pada area awan yang berpotensi hujan dengan melakukan manuver terbang memutar atau mengelilingi awan.

Target pemilihan awan ditentukan dari tujuan awalnya. Untuk tujuan memadamkan kebakaran hutan pada beberapa titik api/hotspots, maka posisi awan yang disemai berada pada koordinat dan ketinggian yang tepat pada area hotspots.

Sedangkan untuk pencegahan banjir, diupayakan awan yang berpotensi hujan dihadang. Gunanya untuk menurunkan hujan lebih dini sebelum bergerak ke area potensi banjir atau hulu sungai.


Dalam mendukung program pemerintah ini, pesawat C-130 Hercules TNI AU dilibatkan sejak tahun 1994 karena C-130 memiliki kapasitas muat kargo yang besar untuk mengangkut bahan semai.

Hercules juga memiliki daya jelajah yang lebih jauh serta faktor ketinggian terbang yang lebih dibandingkan pesawat CASA NC212-200 yang berukuran lebih kecil.

Ada ungkapan menarik dari Tim BPPT mengenai Console TMC buatan Koharmatau yang disampaikan kepada penulis selaku Liaison Officer/Technical Advisor Proyek Teknologi Modifikasi Cuaca.

Bahwa Tim BPPT sudah mengkaji lebih dari 20 tahun untuk mendesain alat yang tepat guna menanggulangi bencana kebakaran hutan dan banjir. Sedangkan TNI AU dalam hal ini Koharmatau mampu membuatnya hanya dalam hitungan bulan saja.

Console Teknologi Modifikasi Cuaca digunakan sebagai tempat dan pendistribusian bahan semai hujan buatan ke atmosfer. Console multitangki dengan sistem blower pendorong didesain berbentuk bulat mengerucut dari stainless steel Tipe 316. Bahan ini biasa digunakan untuk medical equipment.

Pada ujung bagian bawah dari lima tangki berkapasitas satu ton ini disatukan dalam satu struktur kerangka berbentuk persegi empat. Sudut kemiringan pada corong dibuat agar memudahkan daya dorong bahan semai menuju corong pembuangan ke atmosfer.


Ujung bawah masing-masing tangki dihubungkan dengan pipa tempat penampung jatuhnya bahan semai. Kemudian pada ujung pipa dipasang blower bertekanan udara untuk mendorong bahan semai menuju corong pembuangan bahan semai.

Dari segi desain Console Teknologi Modifikasi Cuaca buatan Koharmatau memiliki banyak keuntungan.

Pertama, multitangki disusun sejajar dan masing-masing tangki diberi klep pengatur output bahan semai. Dengan ini bahan semai dapat diatur volumenye untuk distribusi bahan semai.

Kedua, tekanan dihasilkan dari sistem blower bertekanan yang berfungsi mendorong bahan semai menuju corong pembuangan di atmosfer/udara luar.

Ketiga, menggunakan satu motor listrik sehingga menghemat penggunaan sumber daya listrik. Keempat, desain tangki dan corong/pipa model venturi dibuat miring untuk memudahkan daya dorong bahan semai menuju corong pembuangan ke atmosfer/udara luar pesawat.


Untuk mengurangi dampak turbulensi atau pengaruh udara balik ke ruang kargo, pembuangan bahan semai juga diatur sedemikan rupa. Semula pembuangan melalui kedua sisi paratroop door, kemudian dialihkan ke area empenage dengan memodifikasi ramp door dan corong/pipa pembuangan bahan semai pesawat.

0 comments:

Post a Comment