Sunday, 18 September 2016

Bantuan Dana AS Ke Israel Untuk Program Pertahanan Rudal, Plus Tambahan F-35 Dan F-15D Eks-AU Amerika

Diplomat AS dan Israel mengumumkan paket bantuan militer terbesar sepanjang sejarah yang pernah diberikan AS kepada negara lain yaitu ke Israel senilai 38 Milyar US Dollar.


Pengumuman ini di keluarkan pada 14 September 2016 dimana bantuan tersebut akan dicairkan selama periode 10 tahun dalam bentuk dana serta alutsista militer termasuk pesawat tempur baru F-35 dan F-15D eks- AU Amerika Serikat.


Perjanjian tersebut akan mulai berlaku sejak 1 Oktober 2018 dengan alokasi 33 milyar dollar untuk pendanaan militer dan 5 milyar dollar untuk pengembangan pertahanan rudal Israel.

Penasihat kemanan nasional AS, Susan Rice memasukan penambahan pesawat F-15 kedalam jajaran alutsista yang akan diberikan untuk Israel dalam paket bantuan 10 tahun tersebut.

Menurutnya tambahan dana ini memungkinkan Israel menambah kekuatan tempur angkatan udara mereka termasuk tambahan pembelian F-35 dan F-15. Israel sendiri berencana untuk membangun armada tempur F-35i Adir (Varian F-35 khusus dengan tambahan sistem elektronik buatan Israel) hingga 75 unit.


Saat ini Israel sedang menunggu pengiriman pertama pesawat F-35i Adir yang rencananya akan tiba di pangkalan udara Nevatim di bulan Desember. Dengan dimasukannya F-15D kedalam paket bantuan militer AS, ada kemungkinan akan mempengaruhi konfigurasi jumlah F-15 dan F-35 AU Israel.

Di tahun 2015, pejabat kementerian pertahanan Israel meminta tambahan skuadron F-15 dari AS sebagai 'kompensasi' atas kebijakan AS yang mencabut sangsi terhadap Iran, namun sumber dari industri militer yang dikutip situs FlighGlobal menyebutkan bahwa kecil kemungkinan permintaan tersebut bisa dipenuhi oleh AS.

Secara garis besar, perjanjian bantuan militer AS ini memberikan dukungan yang solid bagi program F-35 Israel. Pemerintah AS telah menyetujui penjualan 75 unit pesawat F-35 ke Israel dengan kontrak pertama sejumlah 33 pesawat untuk periode pengiriman hingga 2021.

Saat peluncuran unit pertama F-35i Adir di Texas beberapa waktu lalu, Kepala Staff AU Israel, Brigjen Tal Kelman memberikan rekomendasi pembelian tambahan 17 unit pesawat F-35A. Selain varian F-35 konvensional, Israel juga sedang mempertimbangkan untuk memesan varian F-35B yang berkemampuan tinggal landas jarak pendek dan pendaratan vertikal (STOVL/Short Take-Off Vertical Landing), namun realisasinya tergantung pembelian tambahan varian F-35A.

Sekalipun pejabat militer Israel masih belum mengumumkan lebih lanjut apa efek perjanjian bantuan militer terhadap rencana pembelian F-35B STOVL dan V-22 Osprey, di bulan Juli lalu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan bahwa Israel butuh pesawat tempur berkemampuan STOVL.

MOU bantuan militer tersebut ditandatangani penasihat keamanan nasional Israel, Jacob Nagel dan kepala direktorat hubungan politik Kementerian Luar Negeri AS, Tom Shannon. Perjanjian ini dilakukan setelah negosiasi yang cukup panjang antar kedua pihak karena militer AS sendiri sedang mengalami pengetatan anggaran dari Kongres.

Dengan perjanjian ini Israel mendapat jaminan bantuan militer dari AS dengan skema multi-years periode 10 tahun terlepas dari pengaruh intrik dan konflik politik internal maupun antar kedua negara.

Menurut penasihat keamanan nasional AS Susan Rice, selama ini bantuan dana AS ke Israel untuk program pertahanan rudal sempat mengalami ketidakjelasan dengan pencairan bantuan yang nilainya berubah-ubah namun dengan pernjanjian ini Israel mendapat kepastian bantuan selama 10 tahun terhitung sejak Oktober 2018.

0 comments:

Post a Comment