Friday 17 February 2017

Littoral Warfare: Apa Itu? Karakter Kapal Apa Yang Dibutuhkan?


Littoral Warfare atau perang pesisir adalah seni berperang di wilayah laut dekat dengan garis pantai, sekitar pulau, di tengah-tengah ruang air yang terbatas. Singkatnya, jauh dari laut dalam. Perang semacam ini secara drastis berbeda dengan perang di laut terbuka.

Kenapa berbeda jauh? Ada beberapa alasan:


Alasan utamanya adalah ruang air yang terbatas. Di daerah seperti wilayah Teluk, rantai pulau dan sebagainya. Karena ruang terbatas, kapal-kapal besar yang memiliki kecepatan lambat tidak akan efektif.

Sementara kapal selam cebol dan kapal selam diesel yang tenang dapat mengintai di air dangkal dan menyembunyikan diri tanpa membuat kebisingan sehinga sulit terdeteksi.

Karena dekat dengan pantai, musuh akan menggunakan kapal serangan cepat dipersenjatai dengan rudal. Serangan rudal akan membanjiri pantai yang biasanya akan dilengkapi dengan sistem pertahanan udara yang modern. Di perairan yang dangkal dan ruang yang terbatas memerlukan taktik yang berbeda dibanding di laut terbuka.

Sebuah kapal perang littoral harus memiliki karakter cepat, gesit, bersenjata baik, dan mampu untuk mempertahankan diri dan tentu saja mampu beroperasi di perairan yang sangat dangkal. Idealnya mereka memiliki radr permukaan, pencari udara dan / atau Sonar. Propulsi mereka terutama mesin diesel atau pumpjet yang memberikan kecepatan tinggi.

Persenjataan biasanya terdiri dari meriam cepat, rudal anti-kapal, torpedo, dan rudal permukaan ke udara jarak pendek. Mereka dibangun untuk tujuan tunggal seperti perang anti-permukaan atau perang anti kapal selam atau kapal multi-peran baik anti-permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat. Mereka biasanya akan memiliki bobot antara 300-3.000 ton tergantung pada kebutuhan masing-masing negara.


Negara-negara seperti Rusia, China dan India memiliki kemampuan perang litoral tinggi karena mereka mengoperasikan banyak kapal serangan cepat dengan rudal dan meriam tangguh. Mereka juga menjadi operator terbesar dari kapal selam listrik diesel di dunia yang merupakan pembunuh siluman dalam lingkungan pesisir.

Ancaman kapal selam diesel terkenal tenang. Bahkan angkatan laut terbaik di dunia harus berjuang keras untuk mendeteksi kapal selam ultra-tenang ini. Israel adalah sebuah negara yang terpaksa menggunakan kapal pesisir karena wilayah perairannya adalah daerah terbatas dan relatif dangkal.

Tren Baru Littoral Warfare


Amerika Serikat menyadari kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan perang litoral dan telah memperkenalkan Littoral Combat Ship (LCS). Ini adalah teknologi ultra-tinggi, ultra mahal, kapal tempur littoral kecepatan tinggi.  Berbeda dengan fokus negara lain yang memiliki kapal dengan berat sekitar 1.000 ton, AS membangun kapal littoral dengan kapal-kapal besar yang menggusur bobot 3000 ton dan juga membawa helikopter.

Stereguschy Class AL Rusia

Rusia juga telah melenegkpi kapal korvet 2.100 ton dengan membawa persenjataan berat dan juga helikopter. Hal ini tampaknya menjadi tren baru karena India juga sedang membangun korvet anti kapal selam dengan bobot lebih dari 3000 ton. negara-negara Eropa dengan wilayah perairan terbatas juga mengoperasikan kapal serangan cepat.

Veer Class AL India

Keuntungan dari kapal ini adalah kemampuan mereka untuk beroperasi di daerah-daerah yang hanya memiliki kedalaman 15 kaki. Kapal lainnya seperti frigat tidak akan dapat beroperasi di wilayah ini. Draught rendah dari kapal perang littoral yang memunginkan mereka mampu melakukan hal tersebut.

Kapal besar tidak akan bisa beroperasi di situasi perairan dangkal. Sonar mereka dirancang untuk digunakan pada laut yang dalam hingga akan membuat kebingunan membaca di air dangkal. Torpedo mereka yang dirancang untuk digunakan di laut dalam juga akan menghadapi masalah ketika mencari target di daerah dangkal. Hal ini disebabkan perbedaan dalam kinerja akustik yang disebabkan oleh perairan dangkal dan banyaknya penghalang di wilayah semacam ini.

Sebuah kapal yang besar akan rentan terhadap kapal serangan cepat dalam peperangan littoral karena tidak akan memiliki kecepatan atau manuver untuk beroperasi di perairan terbatas. Mencoba untuk melakukannya akan seperti menunggang gajah di hutan padat. Tidak bisa bergerak cepat dan rentan terhadap hewan yang lebih cepat dan mematikan. Demikian pula kapal yang lebih besar akan lebih rentan. Alasan khusus inilah yang menjadikan kapal perang litoral telah dikembangkan.

Sensor di kapal ini biasanya memiliki jangkauan jarak dekat. Sonar dirancang untuk beroperasi khusus di air dangkal tanpa kebingungan. Namun saat ini, beberapa kapal pesisir juga memiliki kemampuan untuk bertarung di perairan dalam.


Kapal perang litoral besar memiliki sensor yang kuat yang membuat mereka menjadi aset ganda yang dapat beroperasi secara bebas di lautan serta littoral.  Kelas Stereguschy, Kelas Independent, Kelas Kora adalah beberapa contoh dari kapal litoral besar yang memiliki kemampuan untuk beroperasi di lautan serta daerah pesisir.

0 comments:

Post a Comment