Tuesday, 13 September 2016

Dislitbang TNI AD Kembangkan Sistem Mortar Otomatis (SRAMS) Untuk APC Anoa


Mungkin maksud hati ingin mencontoh Super Rapid Advanced Mortar System (SRAMS) keluaran ST Kinetics, Singapura. Meski masih berupa prototipe yang belum tuntas, Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) pernah membuat terobosan mortir otomatis yang mirip-mirip dengan SRAMS. Bila SRAMS mengusung mortir kaliber 120 mm, maka mortir jenis mekatronik inovasi Litbang TNI AD mengusung mortir kaliber 81 mm, kaliber mortir yang juga masif di gunakan sebagai senjata bantu infanteri (senbanif).
Meski belum di dapat informasi detail tentang sosok prototipe mortir mekatronik 81 mm, namun mekaisme kerjanya di perkirakan merujuk ke SRAMS milik Singapura. SRAMS di lengkapi laras yang sudut elevasinya dapat di gerakkan secara otomatis, pengukuran jarak tembakan, sampai jangkauan di kalkukasi secara komputerisasi. Bahkan loading proyektil di muat secara otomatis dengan tetap mempertahankan pola pengisian reguler dari ujung laras.

Secara umum, tidak ada yang berubah dari kinerja standar mortir. Namun dengan adopsi semi automation transfer system dan automatic fire control system, kecepatan tembak mortir dapat di tingkatkan, dalam satu menit bisa di lontarkan sampai 10x tembakan. Sebagai perbandingan bila menggunakan pola tembakan konvensional dari prajurit infanteri, paling banter hanya 6x setiap menitnya.
Tapi perlu di catat, meski basis nya adalah mortir, tapi SRAMS dan juga prototipe mortir otomatis TNI AD, tidak di rancang untuk di operasikan infanteri, pasalnya senjata jenis ini di persiapkan untuk di pasang pada rantis (kendaraan taktis) dan ranpur (kendaraan tempur). SRAMS yang sudah di operasikan sejak tahun 2000, di pasang pada rantis jenis RG31, Bronco All Terrain Tracked Carrier, Flyer Spider, dan HMMWV. SRAMS punya recoil (efek tolak balik) kurang dari 26 ton, plus sistem modular menjadikan senjata ini cocok di adopsi pada beragam jenis rantis dengan penggerak 4×4.
Sementara pada prototipe mekatronik Litbang TNI AD, meski masih belum tuntas, di rancang untuk bisa di kendalikan lewat aplikasi pada smartphone berbasis Android. Tentu besar harapan agar prototipe super rapid mortir 81 mm rancangan lokal ini dapat di rampungkan, dan kelak di produksi untuk melengkapi ranpur Pindad Anoa 6×6 mortir.


Untuk mortir 81 mm, dengan bobot sekitar 49 kg dan panjang laras 1560 mm, dapat di capai jarak tembak maksimum 6.500 meter dan jarak tembak minimum 100 meter. Untuk mendongkrak mobilitas, nantinya mortir 81 mm juga akan di adopsi ke dalam ranpur Anoa versi Mortar Carrier. Anoa APS-3 Mortar Carrier di siapkan untuk memperkuat Batalyon Infanteri Mekanis.

0 comments:

Post a Comment