Sunday, 19 February 2017

Queen Elizabeth dan Kembalinya Sayap Tempur Royal Navy


Setelah pembangunan lebih dari 30 tahun, kapal induk Angkatan Laut Inggris atau Royal Navy akan segera melakukan uji coba laut.

Setelah absen singkat dari dunia penerbangan, sayap tetap angkatan laut kapal induk  HMS Queen Elizabeth dan  adiknya, Prince of Wales milik Angkatan Laut Inggris atau Royal Navy, akan segera berlayar laut. Dek mereka nantinya akan diisi dengan kekuatan F-35B Joint Strike Fighters. Hasilnya akan menjadi sebuah kekuatan yang tidak bisa diremehkan.

Royal Navy adalah salah satu angkatan laut pertama di dunia yang menjelejahi dunia dan melahirkan sayap terbang angkatan laut.  HMS Argus yang  ditugaskan pada bulan September 1918, bisa dikatakan sebagai sebagai kapal induk pertama yang memiliki  dek penerbangan. Inggris juga menjadi  salah satu kekuatan kapal induk utama selama Perang Dunia II, dan terus mengoperasikan platform ini pasca perang.

Pada tahun 1982, Royal Navy  berkomitmen untuk membangun tiga kapal induk  Invincible yang masih sedikit menjadi turunan dari kapal induk sebelumnya. Secara ukuran Kelas Invicnible jauh lebih kecil dibandingkan Kelas Nimitz Angkatan Laut Amerika.

Kelas Invincible lebih cocok untuk misi perang anti kapal selam  melawan Angkatan Laut Soviet, menjaga jalur laut dari komunikasi antara Amerika Utara dan Eropa jelas jika terjadi Perang Dunia  III.  Kelas Invincible bisa berlayar dengan dilengkapi hingga 22 pesawat yang biasanya merupakan campuran dari jet tempur Sea Harrier dan helikopter Sea King.

HMS Hermes

Perang Faklands 1982 menunjukkan kekurangan dari kapal induk kecil. HMS Invincible, bersama dengan kakaknya HMS Hermes, berjuang untuk memberikan peringatan dini dan memerangi patroli udara di atas satgas Inggris yang dikirim untuk merebut kembali pulau tersebut. Tetapi keduanya tidak mampu mencegah kekuatan udara Argentina untuk menenggelamkan enam kapal perang dan kapal pasokan serta merusak sembilan kapal lain.

Pada tahun 2007, Royal Navy mengumumkan untuk membangun dua kapal induk baru. Setiap kapal akan diisi dengan jet tempur baru F-35 Joint Strike Fighters dan helikopter, dan akan naik tiga kali lebih besar dari pendahulunya. Kapal Induk Queen Elizabeth dan Prince of Wales akan menjadi kapal perang terbesar yang pernah dibangun oleh Inggris, bahkan lebih besar dari kapal Perang Dunia II, HMS Vanguard.

Sayangnya, untuk bisa mendapatkan dana guna membangun kapal selam, salah satu langkah yang ditempuh adalah membebastugaskan dua kapal induk mereka. Mempensiun kapal induk kelas Invincible dan jet Sea Harrier dilakukan pada tahun 2010-an dan merupakan pukulan besar bagi kekuatan Angkatan Laut Inggris.

Ketiga kapal induk ini dihancurkan dan jet Harrier yang tersisa ditambah dengan Harrier milik Angkatan Udara Inggris dibeli oleh Marinir Amerika Serikat untuk dikanibal dan diambil suku cadangnya untuk pesawat yang mereka gunakan.


Kapal induk baru pertama, Queen Elizabeth, mulai dibangun  pada tahun 2009. Setelah selesai, kapal induk akan memiliki panjang 920 kaki dan menggusur bobot 70.000 ton saat terisi penuh.

Kapal ini menggunakan tenaga konvensional dan akan memiliki kecepatan tertinggi 25 knot dan jangkauan 10.000 mil. Kapal induk diharapkan bisa beroperasi hingga umur 50 tahun. Meskipun tidak akan pernah berlayar tanpa pengawalan, kapal induk akan dilengkapi dengan dua sistem pertahanan jarak pendek Phalanx CIWS dan empat meriam 30 mm, rudal, pesawat dan kapal kecil.

Sistem peluncuran dan pendaratan pesawat menjadi sumber kontroversi dalam pembangunan kapal induk ini. Pada awalnya mereka dirancang untuk mendukung pesawat dengan kemampuan lepas landas pendek dan mendarat secara vertical yang direncanakan akan menggunakan jet tempur F-35B Joint Strike Fighter. Pesawat ini dirancang untuk digunakan Marinir Amerika Serikat dari kapal serbu amfibi mereka.

Pada tahun 2010, pemerintah Inggris  berubah pikiran dan melihat kemungkinan untuk menggunakan sistem peluncuran ketapel uap yang akan mendorong untuk membeli F-35C, varian kapal induk untuk Angkatan Laut Amerika Serikat. Sayangnya biaya untuk membuat sistem peluncuran catapult ini ternyata sangat mahal hingga rencana itu dibatalkan dan Inggris kembali ke rencana awal dengan sistem peluncuran lepas landas pendek dan mendarat vertikal.

Sayap udara kapal induk Kelas Queen akan terdiri dari 12 F-35B dan akan bisa ditingkatkan menjadi 24 F-35B dalam keadaan darurat. Korps Marinir F-35 Amerika juga akan terbang dari Queen Elizabeth.

Sistem pengawasan dan kontrol udara akan diisi oleh 10 Crowsnest yang memungkinkan scaning radar 360 derajat menggunakan sistem radar surveillance laut Searchwater.

Selain misi superioritas udara dan serangan darat, kelas Queen Elizabeth juga dirancang dengan beberapa kemampuan amfibi. Berbekal pengalaman Inggris di Falklands dan intervensi baru-baru ini di Libya, kapal induk dibuat mampu membawa hingga 250 Royal Marines atau anggota dari 16 Air Brigade Assault, helikopter serang WAH-64 Apache, helikopter utilitas AW159 Wildcat dan helikopter transportasi berat Chinook.

Kemampuan amfibi ini akan semakin penting karena kapal serbu amfibi HMS Ocean akan segera dipensiun lebih cepat.


Queen Elizabeth rencananya akan disampaikan pada Mei 2017, dengan uji coba penerbangan untuk helikopter Merlin mulai pada bulan Februari. Prince of Wales akan dilantik ke Royal Navy pada tahun 2020. Setelah keduanya operasional, Inggris akan kembali dalam permainan penerbangan angkatan laut selama setengah abad mendatang.

0 comments:

Post a Comment