Setelah
pembangunan lebih dari 30 tahun, kapal induk Angkatan Laut Inggris atau Royal
Navy akan segera melakukan uji coba laut.
Setelah
absen singkat dari dunia penerbangan, sayap tetap angkatan laut kapal
induk HMS Queen Elizabeth dan adiknya, Prince of Wales milik Angkatan Laut
Inggris atau Royal Navy, akan segera berlayar laut. Dek mereka nantinya akan
diisi dengan kekuatan F-35B Joint Strike Fighters. Hasilnya akan menjadi sebuah
kekuatan yang tidak bisa diremehkan.
Royal Navy
adalah salah satu angkatan laut pertama di dunia yang menjelejahi dunia dan
melahirkan sayap terbang angkatan laut.
HMS Argus yang ditugaskan pada
bulan September 1918, bisa dikatakan sebagai sebagai kapal induk pertama yang
memiliki dek penerbangan. Inggris juga
menjadi salah satu kekuatan kapal induk
utama selama Perang Dunia II, dan terus mengoperasikan platform ini pasca
perang.
Pada tahun
1982, Royal Navy berkomitmen untuk
membangun tiga kapal induk Invincible
yang masih sedikit menjadi turunan dari kapal induk sebelumnya. Secara ukuran
Kelas Invicnible jauh lebih kecil dibandingkan Kelas Nimitz Angkatan Laut
Amerika.
Kelas
Invincible lebih cocok untuk misi perang anti kapal selam melawan Angkatan Laut Soviet, menjaga jalur
laut dari komunikasi antara Amerika Utara dan Eropa jelas jika terjadi Perang
Dunia III. Kelas Invincible bisa berlayar dengan
dilengkapi hingga 22 pesawat yang biasanya merupakan campuran dari jet tempur
Sea Harrier dan helikopter Sea King.
HMS Hermes
Perang
Faklands 1982 menunjukkan kekurangan dari kapal induk kecil. HMS Invincible,
bersama dengan kakaknya HMS Hermes, berjuang untuk memberikan peringatan dini
dan memerangi patroli udara di atas satgas Inggris yang dikirim untuk merebut
kembali pulau tersebut. Tetapi keduanya tidak mampu mencegah kekuatan udara
Argentina untuk menenggelamkan enam kapal perang dan kapal pasokan serta
merusak sembilan kapal lain.
Pada tahun
2007, Royal Navy mengumumkan untuk membangun dua kapal induk baru. Setiap kapal
akan diisi dengan jet tempur baru F-35 Joint Strike Fighters dan helikopter,
dan akan naik tiga kali lebih besar dari pendahulunya. Kapal Induk Queen Elizabeth dan Prince of
Wales akan menjadi kapal perang terbesar yang pernah dibangun oleh Inggris,
bahkan lebih besar dari kapal Perang Dunia II, HMS Vanguard.
Sayangnya,
untuk bisa mendapatkan dana guna membangun kapal selam, salah satu langkah yang
ditempuh adalah membebastugaskan dua kapal induk mereka. Mempensiun kapal induk
kelas Invincible dan jet Sea Harrier dilakukan pada tahun 2010-an dan merupakan
pukulan besar bagi kekuatan Angkatan Laut Inggris.
Ketiga kapal
induk ini dihancurkan dan jet Harrier yang tersisa ditambah dengan Harrier
milik Angkatan Udara Inggris dibeli oleh Marinir Amerika Serikat untuk
dikanibal dan diambil suku cadangnya untuk pesawat yang mereka gunakan.
Kapal induk
baru pertama, Queen Elizabeth, mulai dibangun
pada tahun 2009. Setelah selesai, kapal induk akan memiliki panjang 920 kaki dan menggusur bobot 70.000 ton saat
terisi penuh.
Kapal ini
menggunakan tenaga konvensional dan akan memiliki kecepatan tertinggi 25 knot dan jangkauan 10.000 mil. Kapal
induk diharapkan bisa beroperasi hingga umur 50 tahun. Meskipun tidak akan
pernah berlayar tanpa pengawalan, kapal induk akan dilengkapi dengan dua sistem
pertahanan jarak pendek Phalanx CIWS dan
empat meriam 30 mm, rudal, pesawat dan kapal kecil.
Sistem
peluncuran dan pendaratan pesawat menjadi sumber kontroversi dalam pembangunan
kapal induk ini. Pada awalnya mereka dirancang untuk mendukung pesawat dengan
kemampuan lepas landas pendek dan mendarat secara vertical yang direncanakan
akan menggunakan jet tempur F-35B Joint Strike Fighter. Pesawat ini dirancang
untuk digunakan Marinir Amerika Serikat dari kapal serbu amfibi mereka.
Pada tahun
2010, pemerintah Inggris berubah pikiran
dan melihat kemungkinan untuk menggunakan sistem peluncuran ketapel uap
yang akan mendorong untuk membeli F-35C,
varian kapal induk untuk Angkatan Laut Amerika Serikat. Sayangnya biaya untuk
membuat sistem peluncuran catapult ini ternyata sangat mahal hingga rencana itu
dibatalkan dan Inggris kembali ke rencana awal dengan sistem peluncuran lepas
landas pendek dan mendarat vertikal.
Sayap udara
kapal induk Kelas Queen akan terdiri dari 12 F-35B dan akan bisa ditingkatkan menjadi 24 F-35B dalam keadaan darurat. Korps
Marinir F-35 Amerika juga akan terbang dari Queen Elizabeth.
Sistem
pengawasan dan kontrol udara akan diisi oleh 10 Crowsnest yang memungkinkan scaning radar 360 derajat menggunakan sistem
radar surveillance laut Searchwater.
Selain misi
superioritas udara dan serangan darat, kelas Queen Elizabeth juga dirancang
dengan beberapa kemampuan amfibi. Berbekal pengalaman Inggris di
Falklands dan intervensi baru-baru ini di Libya, kapal induk dibuat mampu membawa hingga 250 Royal Marines atau
anggota dari 16 Air Brigade Assault, helikopter serang WAH-64 Apache,
helikopter utilitas AW159 Wildcat dan helikopter transportasi berat Chinook.
Kemampuan
amfibi ini akan semakin penting karena kapal serbu amfibi HMS Ocean akan segera
dipensiun lebih cepat.
Queen
Elizabeth rencananya akan disampaikan pada Mei 2017, dengan uji coba
penerbangan untuk helikopter Merlin mulai pada bulan Februari. Prince of Wales
akan dilantik ke Royal Navy pada tahun 2020. Setelah keduanya operasional, Inggris akan kembali dalam permainan
penerbangan angkatan laut selama setengah abad mendatang.
0 comments:
Post a Comment