Saturday, 25 February 2017

Bagaimana Melawan Rudal Anti-Kapal?


Sejak rudal dikembangkan, meriam telah kehilangan peran mereka sebagai senjata utama dalam perang angkatan laut. Rudal  bisa mencapai lebih jauh dari meriam dan mencapai target dengan akurasi tinggi.

Seperti yang terlihat dalam perang di paruh kedua abad ke-20, penggunaan rudal dalam perang angkatan laut  telah terbukti menyebabkan kerusakan kapal besar-besaran dalam waktu singkat.

Mereka juga telah semakin mudah untuk dibeli, dipasang  di kapal dan diluncurkan ke target yang dituju.

Hal ini akhirnya memunculkan kebutuhan untuk membangun sistem pertahanan yang efektif untuk melawan rudal anti-kapal. Satu-satunya cara untuk terhindar dari kehancuran adalah dengan menjatuhkan rudal sebelum menghantam mereka.

Rusia adalah negara pertama yang menyebarkan rudal anti-kapal dalam skala besar. Mereka mengerahkan rudal jenis ini di kapal rudal kecil,  kapal perusak, kapal penjelajah dan kapal selam.

Amerika baru  mampu menyebarkan rudal anti-kapal mereka dalam skala besar 20 tahun kemudian. Tapi selama 20 tahun tersebut, Amerika  berkonsentrasi pada pengembangan peluru kendali darat ke udara yang bisa menembak jatuh rudal Anti-kapal.

Pada  tahun 1980-an, Angkatan Laut AS telah mengirimkan puluhan kapal dilengkapi dengan radar jarak jauh dan kapal dilengkapi pertahanan udara dan  SAM.

Ini secara khusus dibangun untuk menembak jatuh rudal anti-kapal yang Angkatan Laut AS dianggap sebagai ancaman serius bagi kapal induk dan destroyer mereka.

Rudal anti-kapal memiliki kecepatan bervariasi dari 800-3000 km / jam tergantung pada propulsi mereka.

Angkatan laut Barat menggunakan rudal anti-kapal subsonic sedangkan angkatan laut Asia menyukai  rudal anti-kapal supersonik. Setiap negara memiliki pertahanan spesifik terhadap rudal tersebut berdasarkan pada jenis ancaman yang mereka hadapi di lingkungan mereka.

Angkatan Laut AS dan Angkatan Laut Eropa fokus pada menciptakan sistem pertahanan yang dapat melindungi kapal-kapal mereka dari rudal supersonic Rusia. Semenara rusia fokus pada  sistem pertahanan untuk melindungi kapal-kapal mereka dari rudal subsonic Barat.

Angkatan laut  juga mengembangkan beberapa pertahanan berlapis  yang bisa menembak jatuh setiap rudal anti-kapal yang masuk. Fakta bahwa rudal ini dapat diluncurkan dari berbagai platform membuatnya lebih sulit untuk mendeteksi dan menembak mereka.

Namun kecepatan hanyalah satu faktor. Jalur penerbangan  rudal anti-kapal memainkan peran utama dalam efektivitas serang mereka.

Ketika rudal mendekati kapal yang menjadi target, rudal  terbang pada ketinggian menengah sekitar 200 m, lalu turun pada ketinggian sekitar 5 m atau justru mendaki hingga ketinggian  10-20 km. Keduanya adalah cara untuk menghindar dari deteksi radar.


Kebanyakan rudal modern,  lebih memilih pendekatan skimming laut (terbang tipis di atas air) karena cara ini paling sulit dideteksi radar dan menyerang kapal tepat di atas garis air yang  membuatnya lebih mungkin untuk menenggelamkan target.

Rudal ini tidak dapat terdeteksi sampai mereka 20-40 detik sebelum menghantam. Hal ini memberikan jendela waktu yang sangat kecil di mana kapal harus mengunci rudal dengan radar dan menembaknya. Di sini, pertahanan berlapis menjadi sangat diperlukan.

Namun, langkah-langkah untuk melawan rudal tetap sama, tidak peduli pada  kecepatan atau jalur penerbangannya. Langkah-langkah utama untuk melawan dan menembak jatuh rudal melalui beberapa tahap yakni:

- Deteksi
- Pelacakan
- Penembakan
- Menggunakan SAM jarak jauh
- Menggunakan SAM jarak menengah
- Menggunakan SAM jarak pendek
- Menggunakan senjata kaliber besar
- Menggunakan senjata  kaliber kecil dengan putaran tinggi
- Jamming elektronik dan penanggulangan
- Penanggulangan pasif seperti sekam dan flare

Semua tahapan ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat jika ingin sukses menembak rudal anti-kapal. Masalahnya, kapal perang jarang dilengkapi dengan semua sistem yang disebutkan di atas.


Sebagian besar kapal perang hanya memiliki  beberapa langkah-langkah pertahanan terhadap rudal anti kapal yang masuk. Hal ini memungkinkan mereka untuk menembak satu rudal dengan mudah dan dua rudal jika mereka beruntung. Tapi untuk memastikan perlindungan kapal, sistem pertahanan udara berlapis adalah suatu keharusan.

Menggunakan rudal dan senjata untuk terlibat dengan serangan rudal adalah metode hardkill yang melibatkan penggunaan proyektil kinetik untuk menghancurkan proyektil kinetik yang masuk.

Menggunakan sekam, flare dan jammers untuk membingungkan dan menyesatkan rudal disebut metode softkill karena tidak ada benda fisik yang digunakan untuk  menembak jatuh rudal yang masuk. Kedua metode ini digunakan ketika kapal sedang diserang oleh rudal anti-kapal.


0 comments:

Post a Comment