TNI AU pada pembangunan MEF II tahun anggaran 2015 - 2019 di
rencanakan tidak hanya kedatangan Radar terbang AWACS sebanyak 3 unit, tetapi
juga akan kedatangan 4 unit Radar pengintai darat pada pembelian tahap 2 dari
paket rencana pembelian 12 unit Radar darat. 4 unit Radar selanjutnya akan
datang pada tahap 3 tahun 2020 - 2024.
Sejak tahun 2010, Radar Surveillance
System Lockheed Martin Corp telah melakukan pembicaraan dengan TNI AU, saat ini
Lockheed Martin telah bekerjasama dengan PT.CMI Teknologi dari Indonesia dalam
pembuatan suku cadang untuk di pasarkan ke negara lain.
Lockheed Martin telah mendapat izin
dari pemerintah Amerika Serikat untuk kerjasama dalam TOT dengan Indonesia guna
membangun serta menjual produk suku cadang ke Negara lain yang membutuhkan. Meski
belum ada keputusan resmi yang di pilih, tetapi kandidat kuat ada pada Radar
Tipe AN/TPS 77 dan Tipe AN/FPS 117 buatan Lockheed Martin, berupa Radar yang
mempunyai peran sebagai Long Range Air Surveillance.
Tersedia 2 desain di mana AN/TPS 77
di rancang bisa Mobile atau portable (TNI AU biasanya suka tipe yang ini),
sementara AN/FPS 117 di rancang sebagai Fixed Radar di tempatkan di titik
tertentu. AN/TPS 77 mengadopsi teknologi AESA (Active Electronic Elevation
Scanning Array) dengan frekuensi 1215 - 1400 MHZ, transmisi menggunakan Solid
State dengan Power frekuensi radio 19,9 KW.
Antena bekerja dengan Dual Scan Rate 5/10
atau 6/12 RPM, untuk jangkauan deteksi dengan Search Elevation -6 sampai 20
derajat dan Track Elevation -6 sampai 50 derajat, dapat mengetahui sasaran pada
jarak 300 - 470 KM di ketinggian deteksi maksimal 30,5 KM, Radar dapat
beroperasi maksimal dengan akurasi 99,5%. Soal masa penggunaan nya sekitar 2000
jam, bahkan untuk penggantian komponen dan perbaikan hanya butuh waktu 45
menit.
Semoga Radar dapat cepat bergabung dengan Kohanudnas.
Aamiin YRA ...
ReplyDelete