Badan
Pertahanan Rudal atau Ballistic Missile Defense (MDA) Amerika Serikat,
Departemen Pertahanan Jepang, dan personel
kapal USS John Paul Jones (DDG 53) Angkatan Laut Amerika untuk pertama
kalinya sukses melakukan pengujian rudal pencegat Standar Missile-3 (SM-3)
untuk menghancurkan rudal balistik.
SM-3 Blok
IIA sedang dikembangkan oleh Amerika
Serikat dan Jepang untuk melawan rudal balistik jarak menengah. Interceptor SM-3 Blok IIA masih menjadi bagian dari sistem Aegis Ballistic Missile
Defense dan dapat diluncurkan dari kapal Aegis atau situs Aegis darat.
Pengujian
dilakukan pada Jumat 3 Februari 2017
sekitar pukul 10:30 waktu Hawai, atau Jumat waktu Inodonesia. Rudal
balistik jarak menengah yang diluncurkan dari Fasilitas Pacific Missile Range
di Kauai, Hawaii kemudian dideteksi oleh USS John Paul Jones dan dilacak
dengan dengan radar AN/SPY-1D (V) yang digunakan pada sistem senjata Aegis Dasar 9.C2. Setelah
mengakuisisi dan pelacakan target, kapal meluncurkan peluru kendali SM-3 Blok
IIA untuk mencegat target.
“Tes hari
ini menunjukkan tonggak penting dalam pengembangan rudal SM-3 Blok IIA,” kata
Direktur MDA Vice Adm. Jim Syring dilaporkan Navy.mil
“Rudal, yang
dikembangkan bersama oleh pemerintah dan tim industri Jepang dan AS, sangat
penting untuk kedua negara kita dan pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan
kita untuk melawan ancaman rudal
balistik yang terus meningkat di seluruh dunia.”
Pertahanan
Rudal Balistik Aegis angkatan laut adalah komponen dari Sistem Pertahanan Rudal
Balistik atau Ballistic Missile Defense System Amerika Serikat. MDA dan Angkatan Laut AS bekerjasama untuk
mengelola program Aegis BMD.
Misi Badan
Pertahanan Rudal adalah untuk mengembangkan dan menyebarkan Sistem Pertahanan
Rudal Balistik berlapis untuk membela Amerika Serikat, melindungi pasukannya
yang dikerahkan ke luar negeri serta negara sekutu mereka.
Rudal baru
ini yang rencananya akan ditempatkan di dekat Rusia. Rudal ini dijadwalkan akan
diluncurkan dari sebuah situs pertahanan rudal yang dibangun
Pentagon di Polandia pada 2018.
Amerika
tengah membangun program pengembangna sistem pertahanan rudal 2020. Amerika memiliki empat sistem
pertahanan rudal yakni jarak dekat, jarak menengah, jarak intermediate dan
antarbenua.
Wakil kepala
pertama Main Operational Directorate of the Russian General Staff Letnan
Jenderal Viktor Poznikhir keberatan dengan pengembangan program tersebut dengan
mengatakan sistem pertahanan rudal AS
akan mengancam penggunaan luar angkasa oleh negara manapun.
Poznikhir
juga mengatakan bahwa penyebaran jaringan pertahanan rudal global oleh Amerika
Serikat di Eropa Timur tidak terkait dengan Iran atau Korea Utara, tetapi
bertujuan untuk mendapatkan keunggulan strategis atas Rusia dan China.
0 comments:
Post a Comment