Sebuah dokumen dari
e-mail mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
(AS) dan pensiunan jenderal bintang empat Colin Powell menyebut bahwa Israel
mempunyai sekitar 200 bom nuklir. Dokumen rahasia itu bocor setelah e-mail
Powell diretas oleh hacker yang diduga berasal dari Rusia.
Bocoran dokumen
e-mail Powell ini diterbitkan oleh situs kebijakan luar negeri LobeLog, yang
dikutip Jumat (16/9/2016). Powell terungkap menulis surat elektronik kepada
pendonor Partai Demokrat AS, Jeffrey Leeds. Surat itu semula membahas pidato
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk Kongres AS pada Maret 2015 lalu.
Powell, dalam surat
itu, ragu jika rezim Iran akan menggunakan bom atom atau bahkan untuk memiliki
satu bom atom sekalipun.”Karena anak-anak di Teheran tahu Israel memiliki 200
(bom nuklir), semua ditargetkan pada Teheran, dan kami memiliki ribuan,” bunyi
bocoran e-mail Powell.
Israel selama ini
mempertahankan kebijakan yang ambigu soal kepemilikan senjata nuklir, di mana
Israel tidak pernah membenarkan atau pun menyangkal memiliki senjata nuklir.
Menurut laporan tahun
2014 dari Federasi Ilmuwan Amerika, negara Yahudi itu diyakini memiliki antara
80 dan 400 bom nuklir, meskipun penulis laporan meyakini angka yang akurat lebih mendekati 80 bom nuklir.
E-mail Powell dikirim
pada tanggal 3 Maret 2015. Powell yang merupakan mantan Kepala Staf Gabungan
Militer AS, merasa data soal 200 bom nuklir yang dimiliki Israel merupakan hal
yang mengejutkan, karena di luar perkiraan laporan media dan analis kelompok
think tank selama ini.
Bocoran dokumen
e-mail Powell juga telah di-posting di situs DCLeaks.com dan
pertama kali dilaporkan oleh Buzzfeed pada Selasa malam. Powell saat
dikonfirmasi oleh Buzzfeed, tidak menyangkal keaslian dokumen e-mail yang bocor
itu.
Kelompok hacker yang
membocorkan dokumen e-mail para pejabat AS dan tokoh-tokoh Partai Demokrat di situs DCLeaks.com masih misterius. Tapi, kubu Partai Demokrat blak-blakan menuduh Rusia sebagai pelaku serangan cyber. FBI kini juga
mengumpulkan bukti untuk menggugat Rusia atas dugaan peretasan e-mail tersebut.
0 comments:
Post a Comment