Wednesday, 30 November 2016

AS.15 TT, Rudal Penjagal Kapal Untuk Keluarga Heli Dauphin/Panther


TNI AL sudah membeli 11 unit helikopter AS565 MBe Panther, membuatnya jadi negara kesekian yang mengoperasikan keluarga Dauphin lewat varian Panther untuk misi-misi maritim. Walaupun beberapa unit Panther yang dibeli TNI AL kemudian dikonfigurasi sebagai heli anti kapal selam, sejatinya masih ada satu peran gahar lagi yang sanggup diemban oleh keluarga Panther serang maritim.

Dengan menyimak pengalaman negara-negara yang telah lebih dulu menjadi penggunanya, Dauphin/Panther ternyata juga bisa dijadikan sebagai penjagal kapal. Adalah Angkatan Laut Arab Saudi yang membeli 24 unit AS365F Dauphin 2 pada tahun 1980, 20 di antaranya untuk dioperasikan secara eksklusif sebagai heli serang maritim. Mengingat ketika itu Dauphin belum memiliki senjata yang mumpuni, pemerintahnya pun kemudian mendekati pemerintah Perancis yang kala itu mesra dengan negara-negara Teluk. Perancis pun akhirnya setuju untuk mengembangkan sistem rudal anti kapal khusus untuk mempersenjatai Dauphin.

Tugas pengembangan rudal tersebut jatuh ke Societe Nationale Industrielle Aerospatiale (SNIA) Division Engins Tactiques sebagai kontraktor utamanya. Sementara untuk pendeteksi kapal permukaan yang dapat dipasang ke Dauphin, Thomson-CSF ditunjuk sebagai kontraktornya. Sejumlah pabrikan lain seperti Artus SA, Forgeal, SFENA juga digandeng untuk mengeroyok proyek ini dalam waktu singkat. Hasilnya, dalam waktu 5 tahun saja rudal ini sudah siap produksi.

Rudal yang dikembangkan untuk keluarga Dauphin itu diberi kode AS.15TT (MM.15 untuk versi ekspor). TT sendiri merupakan kependekan dari Tous Temps atau segala cuaca. Rudal ini dikembangkan dari basis rudal SS.12 yang merupakan rudal berpemandu generasi pertama yang dikontrol dengan sistem optik. Pembaruan dilakukan dengan memperpanjang diameter rudal menjadi 2,3 m, tetapi dimensinya diperkecil agar dapat dibopong oleh helikopter.

Kecepatan lesat AS.15TT mencapai 280m/detik dengan jarak mencapai 15 km. Jarak jangkau ini naik dua kali lipat dari SS.12 agar Dauphin/Panther pembawa masih aman dari jangkauan sistem pertahanan diri kapal sasaran saat melepaskan rudal. Kestabilan selama terbang disediakan oleh empat sayap utama dengan modul penerima perintah arah terpasang di ujung-ujungnya. Sebanyak maksimal empat rudal bisa dibawa dalam pylon ringan yang terpasang di bawah badan Dauphin.

Thomson-CSF menyediakan sistem radar Agrion-15 yang berbentuk piringan dan dipasang di bawah hidung Dauphin. Radar ini difungsikan sebagai pencari sasaran, sekaligus pemandu rudal ke koordinat kapal yang sudah dikunci. Sistem CLOS (Command Line of Sight) pada AS.15TT secara otomatis dikunci ke radar dan rudal meluncur dengan dipandu sistem datalink yang terenkripsi sampai menuju sasaran. 

Rudal akan meluncur tepat di atas permukaan laut (sea skimming) untuk memperkecil upaya deteksi dan penghancuran. Dengan hulu ledak shaped charge seberat nyaris 30 kg, kapal sekelas kapal cepat sampai korvet mampu ditenggelamkan dengan dua sampai tiga kali hantaman.


Sepanjang masa produksinya, AS.15TT diproduksi hampir mencapai 500 unit rudal dengan negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Irak sebagai pembelinya. UEA bahkan memasang AS.15TT di tujuh unit AS565 Panther pesanannya pada pertengahan 1990-an.

AS.15TT pun dimodifikasi dan dikembangkan lagi untuk dapat diluncurkan dari kapal patroli dan juga platform darat. Walaupun kalah pamor dari Sea Skua, AS.15TT tercatat sudah pernah diturunkan dalam misi operasional dan sukses merusak dan menenggelamkan lima kapal patroli Irak dalam Perang Teluk II. Dengan kemampuannya yang multiperan tersebut, TNI AL sangat mungkin untuk meluaskan peranan AS565MBe yang dibelinya.

0 comments:

Post a Comment