Berdasarkan
pertimbangan yang matang, TNI AD dalam program modernisasi persenjataannya
memilih membeli helikopter serang Apache yang dioperasikan oleh Satuan
Penerbangan Angkatan Darat. Melalui
mekanisme FMS (Foreign Military Sale), Pemerintah Amerika Serikat dan Indoneisa mengadakan perjanjian kerja sama pembelian helikopter Apache varian
terbaru (AH-64E Longbow) yang dijadwalkan tiba pada awal 2017.
Fitur Andalan Helikopter Serang Apache
Helikopter
Serang adalah helikopter yang dirancang dan dibuat secara khusus serta
dilengkapi dengan sistem persenjataan sehingga mampu menyerang, mengikat dan
menghancurkan musuh atau sasaran di darat. Helikopter AH-64E Apache adalah
helikopter yang berfungsi sepenuhnya sebagai Helikopter Serang (Attack
Helicopter), dengan kemampuan sesuai peruntukannya.
Helikopter
ini memiliki daya angkut yang besar untuk mengusung berbagai macam persenjataan
dengan teknologi mutakhir. Persenjataan yang mampu diusungnya yaitu Kanon M230,
Roket Hydra70 (FFAR), peluru kendali AGM-114 Hellfire, AIM-92 Stinger dan AIM-9
Sidewinder. Selain itu, Helikopter Apache telah menggunakan teknologi Avionics
yang termutakhir seperti Radar Longbow dan MTADS.
1. Radar
Longbow Radar Longbow adalah sistem radar yang dipasang di atas baling-baling
utama helikopter Apache yang terdiri dari perangkat AN/APG-78 Fire Control
Radar (Radar Kendali Tembak) dan AN/APR-48 Radar Frequency Inferometer (Radar
Identifikasi Frekuensi). Kedua perangkat tersebut akan memberikan masukan bagi
sistem MTADS dalam memberikan informasi tentang sasaran dan pasukan kawan.
Selain itu, perangkat ini dilengkapi dengan pendeteksi infra merah dari sumber
luar untuk menghindari ancaman tembakan rudal darat ke udara dan udara ke udara.
Kemampuan deteksi radar ini dapat mencapai 10 km pada kondisi yang cerah. Radar
akan mendeteksi pesawat terbang, helikopter, senjata Arhanud, rudal
darat ke udara, tank, AFV, truk, dan kendaraan lainnya.
2. MTADS
atau Multi-Target Acquisition and Designation System adalah bagian dari sistem
senjata yang bertugas mencari dan mengenali sasaran serta memberikan informasi
untuk pilot di kokpit. Selanjutnya sistem tersebut akan menentukan sasaran yang
paling berbahaya atau yang mengancam helikopter untuk ditembak terlebih dahulu.
Sistem ini dapat memberikan informasi sampai dengan 20 target yang ditampilkan
pada layar multi-fungsi di kokpit. Sistem ini sangat membantu pilot dalam
mendeteksi ancaman serta mengurangi beban kerja di kokpit. Informasi yang
diperoleh oleh helikopter yang dilengkapi dengan radar longbow dan MTADS ini
dapat juga disebarkan kepada pasukan kawan (tank, infanteri, artileri, posko)
secara instan.
3. AGM-114
Hellfire adalah peluru kendali yang bekerja berdasarkan homing laser semi
aktif. Hellfire didesain untuk menghancurkan sasaran bergerak seperti tank dan
ranpur infanteri (IFV). Rudal ini dapat menghancurkan sasaran yang terletak
sampai dengan 8 kilometer dari helikopter. Dengan demikian rudal ini memberikan
tingkat perlindungan yang tinggi bagi helikopter serang yang terbang mendekati
sasaran.
4. FLIR atau
Forward Looking Infrared yaitu perangkat elektrooptik yang dapat melihat objek
pada kondisi gelap dengan menggunakan kemampuan pendeteksi infra merah. Kamera
tersebut mampu melihat jauh dengan jelas serta memberikan informasi tentang
objek yang dilihat berupa arah dan jarak, kecepatan bergerak, serta koordinat.
Dengan demikian, praktis tidak ada yang tersembunyi dari kemampuan deteksi
helikopter Apache ini.
5. Senapan
mesin yang dikendalikan dari helm pilot. Helm yang dipakai pilot telah didesain
sedemikian rupa sehingga pergerakan kepala pilot akan serta merta diikuti oleh
moncong laras senapan mesin M230 kaliber 30 mm. Dengan demikian tanpa mengubah
arah helikopter, pilot dapat menembaki sasaran yang dilihatnya secara cepat.
Kemampuan ini tidak dimiliki oleh helikopter serang manapun di dunia.
Angkatan
Bersenjata dari berbagai negara telah menggunakan helikopter Apache sebagai
unsur helikopter serang mereka karena berbagai fitur andalan di atas serta
kiprahnya dalam pertempuran di Afganistan, Irak, dan Kosovo. Negara-negara
pengguna antara lain United States Army, Israel Air Force, Royal Netherlands
Air Force, Japan Ground Self Defense Force, Yunani, Kuwait, Arab Saudi, Singapura,
Uni Emirat Arab, Mesir dan AD Inggris.
0 comments:
Post a Comment