Rusia
mengklaim operasi militernya di Suriah yang dimulai sejak tahun lalu jauh lebih
efektif ketimbang koalisi global pimpinan Amerika Serikat (AS). Hal ini,
menurut Moskow, dapat dilihatdari banyaknya infrastruktur teroris yang hancur
dan diselamatkannya puluhan ribu warga sipil dari aksi kekerasan.
Kemajuan
kami jelas lebih signifikan daripada koalisi AS. Kami sudah berbuat banyak
untuk Suriah, seperti bersikukuh untuk menghadirkan solusi politik atas konflik
ini," sebut Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin dalam
pertemuan rutin dengan awak media di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta
Selatan, Rabu (30/11/2016).
Dubes
Galuzin juga memaparkan beragam upaya negaranya di Suriah, seperti menyalurkan
bantuan kemanusiaan, mendorong adanya dialog damai dan lainnya. Untuk kota
Aleppo, Rusia juga mengklaim telah membuka dan mengamankan enam hingga tujuh
koridor kemanusiaan untuk jalur evakuasi warga.
Selain itu,
Rusia juga mengklaim hanya melancarkan serangan udara kekelompok teroris
seperti Islamic State (ISIS) dan Jabhat al-Nusra. Tuduhan bahwa intervensi di
Suriah hanya untuk melindungi Presiden Bashar al-Assad, disebut Rusia hanya
propaganda Barat.
Justru AS
yang gagal memenuhi janjinya sendiri, untuk membedakan oposisi moderat dengan
teroris," kata Dubes Galuzin, merujuk pada Jabhat al-Nusra yang disebutnya
sengaja dilindungi dan dipelihara AS untuk menggulingkan Assad. Moskow
menegaskan intervensinya di Suriah dilakukan melalui jalur legal, dengan
mendapatkan persetujuan dengan pemerintahan sah di bawah Assad.
Hingga berapa lama kerja sama ini akan berlangsung?. hingga sebatas izin yang diberikan pemerintah Suriah, hingga kami dapat membebaskan warga Suriah dari jeratan teroris," ucap Dubes Galuzin.
Menurut data
grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights, konflik berkepanjangan di
Suriah yang telah memasuki tahun kelima telah menelan lebih dari 400 ribu jiwa.
Sementara data UNHCR mencatat konflik di Suriah telah membua lebih dari tujuh
juta warga kehilangan tempat tinggal.
Sejumlah
gencatan senjata telah diterapkan di Suriah, namun diyakini masih banyak warga
sipil yang belum mendapatkan bantuan darurat. Pada Oktober, AS dan Rusia
sepakat bahwa Suriah harus dapat memutuskan nasibnya sendiri tanpa ada campur
tangan pihak lain.
0 comments:
Post a Comment