Di sela-sela
pameran Indo Defence 2016 sempat terlihat mockup Proyek Kapal Selam Mini dan juga beberapa pihak yang akan terlibat dalam Proyek tersebut. Proyek tersebut diperkirakan akan memakan waktu tiga tahun dan sedapat mungkin akan menggunakan komponen
dari dalam negeri.
Proyek kapal
selam mini dengan biaya berkisar Rp 200 - 300 milyar ini akan dilakukan selama
tiga tahun (2017-2019), pada tahun 2017 akan dibangun badan bagian tengah (mid
body), sedangkan pada tahun 2018 dibangun bagian ujung depan dan belakang (edge
body), tahun 2019 kapal selam ini sudah utuh dan akan mengalami pengujian
berlayar dan menyelam untuk memperoleh sertifikasi kelaikan.
Pembuatan
kapal selam ini merupakan kerja keroyokan dari Balitbang Kementerian Pertahanan
bersama dengan Palindo Marine, Universitas Indonesia, Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya dan Balai Teknologi Hidrodinamika-BPPT. Balitbang
Kemhan merupakan pihak yang memprakarsai dan menyiapkan anggaran, Palindo
Marine adalah galangan yang akan membuat kapal selam ini. ITS yang membuat
detail desain dari konsep kapal selam 22m, UI yang membuat welding procedure
dan melakukan tes, sedangkan BPPT yang akan menguji kapal selam ini.
Kapal dengan
panjang 22m dan lebar 3m ini dirancang untuk sanggup menyelam hingga kedalaman
150m, kecepatan maksimal di air adalah 10 knot, baik ketika sedang menyelam
atau di permukaan air. Kapal mempunyai endurance selama 6 hari, kapal dapat
melaksanakan regenerasi udara selama 3 hari tanpa melakukan snorkling. Berat
total kapal saat menyelam adalah 127,1 ton.
Untuk
mengawaki kapal selam ini cukup dibutuhkan 5 orang saja. Kapal juga masih dapat
menampung 7 hingga 9 orang penyelam untuk dapat melakukan operasi khusus berupa
penyusupan.
Badan kapal
selam akan menggunakan bahan baja HY-80 22mm, ini merupakan jenis high-tensile
alloy steel yang biasa digunakan untuk membuat badan (hull) kapal selam. Khusus
untuk bahan baja ini akan minta kesediaan PT. Krakatau-Posco (joint venture
antara PT Krakatau Steel dan Posco Korea) untuk memasoknya. Kapal selam
ini akan menggunakan baling-baling tunggal berbilah tujuh berjenis high screw
propeller, juga akan dilengkapi dengan 2 buah thruster sebagai secondary
propeller. 1 thruster diletakkan di depan (bawah bodi), dan satu lagi di
belakang (atas bodi). Belum ada info untuk pabrikan lokal yang sanggup memasok
propeller ini.
Untuk
peralatan periskop dan optronics masih dikaji jenis non-hull penetrating
optronics periscopes (periskop yang tidak perlu melubangi bodi). Sementara ini
yang dikaji adalah produk buatan Prancis, namun peluang terbuka bila PT Len
sanggup untuk membuatnya.
Desain asli
kapal selam ini adalah tanpa persenjataan, namun pihak calon pengguna yang
dalam hal ini adalah TNI AL menginginkan kapal selam ini dilengkapi dengan 2
torpedo. Mengingat bagian dalam kapal yang sudah penuh maka torpedo akan
diletakkan di luar bodi, jenis yang dipilih adalah 2 torpedo ringan. Posisi
torpedo di luar bodi adalah umum digunakan untuk desain kapal selam mini.
Untuk
mission system baik Len maupun Infoglobal menyatakan sanggup untuk memasok 4
peralatan utama kapal selam ini yaitu : inertial navigation unit, sistem
deteksi, torpedo control system, dan combat management system. Sperti
halnya kapal selam tipe diesel elektrik pada umumnya, komponen penggerak kapal
selam ini memerlukan generator diesel, elektrik motor dan baterai. Untuk
generator diesel dan elektrik motor direncanakan masih import.
Untuk
baterai kapal selam ini tidak perlu import, karena pabrikan lokal yaitu PT
Garda Persada sanggup untuk memasoknya. Perusahaan ini merupakan perusahaan
anak dari PT Nipress Tbk. Perusahaan masih menimbang untuk menggunakan baterai
jenis Lithium atau Lead Acid, karena dari sisi teknologi keduanya memungkinkan,
hanya tinggal masalah ukuran ruangan yang tersedia.
0 comments:
Post a Comment