Jet tempur
siluman F-35C dijadwalkan akan secara resmi beroperasi dari kapal induk Amerika
mulai 2018 mendatang. Ini akan menjadi pesawat generasi kelima berbasis kapal
induk yang akan resmi beroperasi. Pesawat ini
diharapkan akan memberikan kemampuan dan flesibiltas serangan yang lebih tinggi
pada Angkatan Laut Amerika. Kapal induk akan lebih mampu menghadapi musuh di
laut yang dilengkapi dengan system pertahanan udara yang canggih serta kemampuan
untuk menyerang daratan dengan tingkat kejutan tinggi.
Pesawat ini
dijadwalkan akan mulai beroperasi pada 2018 bergabung dengan F/A-18 Super
Hornet, E-2D Hawkeye dan pesawat lainnya. Selama lima tahun ke depan, Angkatan
Laut berencana mengakuisisi sebanyak 60 atau lebih pesawat baru ini.
F-35C
direkayasa dengan teknologi baru yang disebut Delta Flight Path yang membantu
pilot untuk lebih mudah melakukan pendaratan di dek kapal. Pilot tes dan
teknisi menyebutkan teknologi Delta Flight Path telah secara signifikan mengurangi
beban kerja pilot untuk melakukan pendekatan pendaratan di kapal induk,
meningkatkan margin keamanan selama pendekatan dan mengurangi dispersi
touchdown.
Pendaratan
kapal induk tidak semudah yang dibayangkan. Pilot harus memperhitungkan
kecepatan angin, kondisi atmosfer dan kecepatan kapal. Pilot mengikuti lampu
kuning di dek penerbangan kapal yang disebut Freshnel Lens untuk membantu
mereka berada pada lintasan yang benar.
Siluman
F-35C memiliki radar cross section (RCS) rendah yang diharapkan akan memberikan
kemampuan serangan, pengawasan, intelijen dan pengintaian yang belum pernah
dimiliki kapal induk sebelumnya. Pesawat ini
merupakan bagian dari strategi Angkatan Laut untuk mengantisipasi keterlibatan
mereka dalam pertempuran besar di wilayah yang dijaga oleh system pertahanan
udara serta jet tempur yang canggih.
F-35C
memiliki lebar sayap 51 kaki lebih besar dari F-35A dan F-35B yang digunakan
Korps Marinir dengan kemampuan lepas landas pendek dan mendarat vertical.
Pesawat bisa membawa 19.000 pon bahan bakar dan 18.000 pon senjata. Berat kosong
F-35C sekitar 3.500 pon. Pesawat ini dapat menembakkan dua rudal udara ke udara
AIM-120 dan dua Joint Direct Attack Munitions 2.000 pon. F-35C dapat mencapai
kecepatan hingga 1,6 Mach dan rentang terbang lebih dari 1.200 mil laut.
Pada tahun
2025, sayap kapal induk Amerika akan terdiri dari kombinasi antara F-35C, F/A-18 E/F Super Hornet, pesawat serangan elektronik EA-18G Growlers, pesawat
manajemen pertempuran dan control E-2D Hawkeye, helikopter MH-60 R/S dan
pesawat logistik yang akan diisi oleh tiltrotor Osprey. Dilengkapi
dengan kelompok tempur kapal induk yang terdiri dari destroyer, penjelajah dan
kapal selam, maka F-35C suka atau tidak suka akan menjadikan musuh harus dibuat
untuk berpikir semakin keras guna melawannya.
0 comments:
Post a Comment