Ribuan papan
gambar telah dibuat oleh penemu dan kontraktor militer diseluruh dunia, berisi
desain teknologi militer yang bisa mengubah cara pertempuran jika mereka masuk
ke layanan. Tapi militer
AS telah membuktikan senjata-senjata ini tidak selalu bekerja dengan baik
seperti yang diharapkan. Membangun senjata ternyata jauh lebih sulit
dibandingkan membuat desain itu sendiri.
Berikut
adalah tujuh desain senjata yang mengagumkan tetapi dibatalkan karena berbagai
masalah :
1. XM29
Meski M4 dan
M16 adalah senjata baik, Angkatan Darat telah mencoba untuk menggantinya
beberapa kali. Kandidat paling seksi dikenal sebagai Objective Individual
Combat Weapon, senapan dan airburst grenade launcher hybrid yang bisa
ditembakkan dengan membentuk sudut. Tembakan airburst bisa diprogram untuk jarak terbang yang dapat disesuaikan sebelum meledak. Tapi biaya tinggi dan masalah berat
badan senjata menjadi alasan program ini dibatalkan.
2. XM25
Ketika XM29
dibatalkan, teknologi granat airburst memisahkan diri sebagai senjata
tersendiri dengan putaran 25mm. Senjata baru bahkan telah dibawa ke pertempran
Afghanistan untuk uji, namun kerusakan yang mengakibatkan cedera pada 2013
menyebabkan peluncur granat harus ditarik dari perang.
XM25 secara
teknis masih dalam pengujian, tapi program ini pada dasarnya telah ditutup
sejak insiden keamanan. Sebuah laporan badan pengawas Pentagon baru-baru ini
mendesak Angkatan Darat untuk membuat keputusan akhir agar dana yang rencananya
diperlukan untuk XM25 bisa dimanfaatkan lebih baik jika program ini dibatalkan.
3. Comanche
Comanche
direncanakan menjadi sebuah helikopter serang dan pengintai dengan ketenangan
tingkat tinggi. Helikopter memiliki teknologi siluman dan membawa senapan mesin
20mm serta rudal Hellfire dan Stinger. Tapi proses
pembangunan berlangsung terlalu lama. Dari kontrak yang ditandatangani tahun
1991 memunculkan dua prototipe pada tahun 2004, hingga Angkatan Darat
membatalkannya.
4. Arapaho
ARH-70A
Arapaho seharusnya menggantikan Kiowa dalam misi pengintaian setelah Comanche
dibatalkan. Itu adalah helikopter Bell 407 dengan mesin yang lebih kuat, serta
penambahan senjata dan sensor. Mereka bisa saja cepat dikerahkan ke seluruh
dunia dengan dua helikopter diangkut C-130H Hercules.
Kemampuan
manuver tinggi akan memungkinkan mereka untuk terbang melalui kota dan mendekat
ke target di tengah kota.
Sayangnya,
militerisasi 407 tidak semulus yang diharapkan. Penundaan dan kelebihan biaya
menjadikan program secara resmi dibatalkan pada tahun 2008.
5. Airborne
Laser
Airborne
Laser direncanakan menjadi senjata untuk melawan rudal balistik, Senjata ini
akan terbang di atas atau dekat wilayah musuh mengawasi peluncuran rudal
balistik musuh. Ketika salah satu rudal lepas landas dan memasuki fase dorongan,
pesawat akan menembakan tiga laser. Dua untuk memperoleh dan melacak target dan
yang ketiga akan memukul tubuh rudal dan meledakkannya.
Tapi laser
memiliki jangkauan dan kemampuan serang terbatas yang artinya pesawat
akan harus menghabiskan banyak waktu mereka terbang di perbatasan target musuh untuk benar-benar bisa menembak rudal. Untungnya, program ini bisa mendapatkan
jalan hidup kembali menggunakan laser jenis baru dan terbang pada ketinggian
tinggi dengan drone siluman.
6.
Expeditionary Fighting Vehicle
Expeditionary
Fighting Vehicle memberikan jangkauan yang lebih baik, kecepatan yang lebih
baik, dan armor lebih baik dibandingkan Amphibious Assault Vehicle AAV-7 yang
akan digantikan. Kendaraan ini membawa dua meriam 30mm dan didorong dengan propulsi water jet dan dioperasikan di darat menggunakan tracked.
EFV
mengalami beberapa kemunduran kecil selama pengujian dan pengembangannya. Dan
kemudian menjadi korban pemotongan anggaran pada tahun 2011 hingga akhirnya
dibatalkan meski Korps Marinir sangat menginginkannya.
7. SL-AMRAAM
Surfaced-Launched
Advanced Medium Range Air-to-Air Missile (SL-AMRAAM) akan menjadi sistem utama
Angkatan Darat untuk membela pasukan dari rudal jelajah, helikopter, jet, dan
ancaman udara lainnya yang terbang pada ketinggian rendah dan menengah. Sistem
ini menggunakan rudal AIM-120C-7 yang awalnya dirancang untuk rudal udara ke
udara dan terbukti efektif.
Norwegia dan
Spanyol menghasilkan SL-AMRAAM dengan nama NASAMS, tapi Angkatan Darat AS
menarik diri dari program tersebut dalam upaya untuk menghemat uang dan
berinvestasi dalam kontra-roket, artileri, dan sistem mortir. Beberapa NASAMS
dalam pelayanan AS digunakan untuk melindungi Washington DC dari serangan rudal
jelajah.
0 comments:
Post a Comment