Tren wahana militer nirawak akhirnya sampai pula ke
kendaraan tempur, setelah sebelumnya selalu didominasi oleh wahana udara.
Adalah Rusia, yang melalui pengalaman dalam berbagai konflik di Chechnya,
Ossetia, dan Georgia selalu berhadapan dalam skenario perang kota yang brutal.
Selain ratusan kendaraan tempurnya luluh lantak, ratusan jiwa prajuritnya
melayang karena terjebak dalam penghadangan.
Salah satu ide untuk menekan korban jiwa adalah dengan
menggunakan UGV atau Unmanned Ground Vehicle. Konsepnya kurang lebih sama
dengan UAV, dimana satu pos komando yang diawaki satu atau dua orang ‘pilot’
akan mengendalikan UGV dari jauh. Mereka melakukan misi pengintaian dan juga
penyerangan.
Sarana observasi medan disediakan dengan modul kamera
yang terpasang pada glacis. Satu set sistem ini akan terdiri dari satu truk
posko dan satu truk lain mengangkut dua unit UGV sehingga mudah dipindahkan.
Sistem komunikasi penyampaian perintah dapat memanfaatkan satelit untuk
pengendalian dari jarak yang sangat jauh.
Salah satu UGV pertama yang sudah masuk ke jalur produksi
adalah Uran-9. Sosoknya masih mirip dengan kendaraan tempur BMP dalam bentuk
mini. Sosoknya bisa diringkas karena memang kompartemen untuk awak dan
penumpang bisa dihilangkan.
Yang disisakan hanya ruang untuk kamera dan peralatan
elektronik, serta tentu saja magasen untuk sistem senjata utama pada bagian
depan. Penggerak Uran-9 memanfaatkan sistem roda rantai dengan enam roda lincir
di setiap sisinya. Mesinnya sendiri terletak di bagian belakang.
Biarpun tidak berawak, Uran-9 tetapi diimbuhi dengan
kemampuan menahan hantaman peluru karena ekspektasi bahwa UGV ini akan
dioperasikan di medan yang berbahaya. Oleh karena itu, bentuknya didesain masih
memenuhi kaidah desain ranpur dengan glacis yang menyudut. Sementara di sisi kiri-kanannya masih ditambahi applique
armor dengan bentuk belah ketupat. Dari depan, dengan lampu sorot yang
diletakkan di samping, Uran-9 tampil seperti seekor kodok.
Walaupun bentuknya memang kurang meyakinkan, jangan
ragukan daya gempurnya. Satu kubah terintegrasi dengan sistem optik bidik
menyandingkan kanon utama 30 mm 2A72. Kanon ini dimodifikasi dengan rangka yang
memanjang sampai ujung laras untuk meningkatkan akurasinya. Kanon 2A72 memiliki daya gempur yang sama dengan kanon
sejenis pada ranpur konvensional Rusia, dengan kemampuan melumat sasaran lunak
dan kendaraan tempur. Untuk anti infantri, disediakan senapan mesin koaksial di
sisi kanon utama dengan kaliber 7,62 mm. Kalau ini dirasa masih kurang, Uran-9 memiliki kemampuan
untuk meluncurkan rudal antitank 9S120 Ataka. Rudal ini membawa dua tabung pada
tiap sisi kubah, dengan jarak efektif mencapai 6 km.
Ancaman dari udara pun dapat ditangani dengan dua klaster
9S846 Strelets yang masing-masing terdiri dari tiga tabung peluncur rudal
berpemandu infra merah 9K33 Igla. Untuk pertahanan pasif juga tersedia sistem
peringatan dini apabila Uran-9 disorot oleh laser pemandu sehingga operator
bisa memindahkan Uran-9 secepat mungkin.
Sampai akhir tahun ini, AD Rusia rencananya akan menerima
lima set UGV yang terdiri dari empat Uran-9 per setnya. Paket ini sudah
termasuk dengan truk posko dan kendaraan pengangkut yang akan dipimpin pembuatannya
oleh perusahaan Rostec.
Jika kinerjanya sesuai dengan harapan, dalam 10 tahun ke
depan AD Rusia akan memiliki armada UGV sebesar 30% dari seluruh kendaraan
tempur yang dimilikinya. Tantangan terbesarnya adalah tentu saja membuat UGV
semacam ini untuk dapat beroperasi secara otonom dan mengenali musuh secara
otomatis untuk kemudian dihancurkan. Tetapi ini tentu saja masih angan-angan.
0 comments:
Post a Comment