Bandara
Kolonel RA Bessing Malinau tampak berbeda, pada Senin (28/11/2016). Tampak
mengisi parkir pesawat, sebuah helikopter besar yang dapat membawa pasukan
sebanyak 30 orang.
Sejak pukul
10:18, Helikopter Mi-17 milik TNI AD mendarat. Menurut informasi di lapangan,
helikopter ini sedianya akan membantu proses evakuasi di lokasi heli hilang
kontak.
Helikopter
Mi-17 ini langsung diterbangkan dari Semarang. Sejak Sabtu lalu, helikopter ini
sudah menempuh perjalanan cukup panjang.
Dari
Semarang, helikopter khusus membawa pasukan ini terlebih dahulu mendarat di
Kota Balikpapan. Kemudian, helikopter juga sempat singgah di Kota Samarinda dan
langsung melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Malinau.
Sebelum
mendarat di Bandara Malinau, pada pukul 09:40, Helikopter Super Puma yang
memang sudah hilir mudik dari Tarakan-Malinau-Long Sulit mendarat di Badara
Malinau.
Hanya 20
menit mendarat dan mengangkut perlengkapan yang dibutuhkan, pada pukul 10:00,
tanpa mematikan mesin helikopter tersebut langsung berangkat menuju lokasi heli
hilang kontak.
Informasi
yang diterima awak Tribun di lapangan, misi Helikopter Mi-17 ini untuk
mengangkut seluruh tim evakuasi dari lokasi untuk dibawa langsung ke Tarakan
atau terlebih dahulu singgah di Malinau. Artinya, helikopter ini akan digunakan
setelah seluruh evakuasi kepada korban helikopter hilang kontak tersebut
selesai dievakuasi.
“Jadi,
setelah semua sudah dievakuasi baru helikopter ini menjemput seluruh tim
evakuasi di lokasi kejadian. Jadi, seluruh tim menunggu perintah untuk terbang
menjemput tim evakuasi,” ujar salah satu anggota TNI di Bandara Malinau yang
mengetahui rencana terbang helikopter Mi-17 tersebut saat berbincang dengan
rekannya.
Diketahui,
Helikopter Mi-17 ini terbang dengan membawa 8 orang kru heli dan pilot. Delapan
orang tersebut, rencananya tidak akan semua diangkut menuju lokasi kejadian.
Helikopter
Mi-17 nantinya akan membawa serta 6 orang kru dan pilot. Sebab, tim evakuasi yang
akan diangkut di lokasi kejadian berjumlah cukup banyak.
“6 orang
sudah cukup untuk diangkut ke lokasi kejadian. Tiga orang berada di depan, dan
tiga orang lagi ada di belakang. Yang paling dijaga itu, saat heli sedang nyala
mesin. Tiga orang harus kita tempatkan di ekor heli untuk menjaga agar orang
tidak mendekat di belakang heli,” ujarnya lagi saat bercengkrama dengan
beberapa rekannya.
Namun,
rencana pengangkutan tim evakuasi yang direncanakan akan dilakukan kemarin
gagal dilakukan. Kondisi cuaca di Malinau tidak mendukung untuk melakukan
penerbangan.
Sesuai
pantauan awak Tribun di lapangan, cuaca yang awalnya panas tiba-tiba tertutup
mendung. Sekira pukul 16:00, cuaca di Bandara Malinau mendung disertai gerimis.
Selain
permasalahan cuaca, kabar soal tiga jenazah yang telah dievakuasi ke Tarakan
menyisakan satu orang korban yang sampai saat ini belum juga ditemukan.
Sesuai kabar
di lapangan, pengangkutan tim evakuasi baru akan dilakukan setelah korban
hilang tersebut ditemukan. Sampai saat ini, tim evakuasi sedang melakukan
pencarian korban.
“Kalau
misalnya semua sudah dievakuasi, kemungkinan besar kita bisa membawa seluruh
tim evakuasi kembali. Tapi, informasinya masih ada satu korban ditemukan.
Kemungkinan besar, setelah ditemukan korban tersebut baru tim evakuasi dijemput
di lokasi. Selain itu, cuaca hari ini juga tidak mendukung untuk menerbangkan
helikopter,” lanjutnya lagi.
0 comments:
Post a Comment