Sudah sering
dilaporkan Rusia sedang melakukan revolusi pada kendaraan lapis baja mereka.
Menggunakan platform Armata, berbagai kendaraan tempur lahir. Yang paling
sering disebut adalah T-14, tank tempur utama yang disebut-sebut mengusung
teknologi paling mumpuni. Tetapi
sebenarnya bukan hanya T-14 yang lahir dari revolusi lapis baja Rusia.
Kurganets-25 juga mendapat perhatian besar dari revolusi lapis baja Rusia.
Dibandingkan
dengan T-14, fitur Kurganets tampak lebih sederhana dan ini merupakan upaya
Rusia untuk meng-upgrade armada kendaraan tempur infanteri BMP ke tingkat
perlindungan yang sejajar dengan M2 Bradley Amerika atau Scout Inggris. Ketika Rusia
meluncurkan kendaraan tempur infanteri BMP-1 dalam parade Moskow pada tahun
1967, disebut sebagai sesuatu yang merevolusi peperangan mekanik. BMP-1 datang
dengan senjata antitank jarak pendek dan peluncur rudal jarak jauh. Sebuah binatang kecil yang dalam teori bisa menghancurkan tank tempur utama.
Uni Soviet
telah mencuri langkah Barat, yang mulai sibuk mengembangkan Infantry Fighting
Vehicles (IFV). BMP-1
menjadi sistem senjata yang terdengar baik di atas kertas, tetapi terbukti
disfungsional, dan tidak cocok untuk digunakan terhadap infanteri. Armor BMP-1
juga terlalu tipis dan tidak mampu menahan senapan mesin kaliber 50mm. Pada tahun
1980, BMP-2 diperkenalkan, dengan senjata autocannon 30mm yang jauh lebih
praktis dan upgrade armor sederhana.
Pada
1980-an, Barat mengeluarkan kendaraan sekelas BMP yang memiliki persenjataan
yang mirip dengan BMP-2, tapi lebih berat. sebagai contoh Bradley milik AS yang terbilang lebih berat dikarenakan armornya yang lebih tebal. Aautocannons
pada IFV Barat bisa membuat BMP-1 dan 2 yang berkulit tipis menjadi keju
sementara autocannon BMP-2 harus berjuang keras untuk bisa menembus baju besi
IFV milik AS.
Industri
Soviet fokus pada kawanan besar BMP lincah yang akan didorong masuk ke dalam
perang tank kelas berat di Eropa Tengah. Alih-alih
untuk melakukan pertempuran dengan tank kelas berat, IFV justru digunakan dalam berbagai konflik
intensitas rendah menyusul berakhirnya Perang Dingin yang memaksa perlindungan
adalah prioritas. Bahkan IFV Barat yang memiliki baju besi cukup kuat akhirnya
ditingkatkan untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup dari hantaman roket
peluncur grant dan autocannons yang terpasang pada BMP.
IFV Rusia
berikutnya dikembangkan dalam arah yang berbeda. BMP-3 misalnya, menambahkan senjata
100mm kecepatan rendah di samping autocannon 30mm, membuatnya menjadi IFV
paling "bergigi" di dunia. Namun, perlindungan-nya hanya sedikit ditingkatkan.
BMP-3 mendapat beberapa pesanan ekspor, tetapi desain-nya tidak banyak ditiru.
Rusia telah
mengumumkan bermaksud untuk menggantikan 70 persen persediaan kendaraan tempur
lapis baja Era Perang Dingin pada tahun 2020. Sementara keterbatasan anggaran saat
ini akan memperlambat transisi tersebut. Visi keseluruhan jelas untuk mengganti T-72 dengan T-14 Armata, BTR wheeled APC akan digantikan oleh Bumerang APC,
dan BMP akan digantikan oleh Kurganet. Rusia juga akan menambah kelas baru Heavy APC T-15 yang didasarkan pada chassis Armata dan dioperasikan oleh unit
infanteri mekanis di brigade tank.
Heavy APC dilengkapi dengan tingkat perlindungan yang mirip dengan tank tempur utama yang
jarang dimiliki negara lain. Israel memiliki Heavy APC Namer yang didasarkan pada tank Merkava dan telah membuat reputasi yang baik. Kurganets-25
merupakan upaya Rusia untuk mendapatkan IFV yang setara dengan milik barat yang
terbaru dengan penekanan pada perlindungan awak. Kendaraan ini menggunakan hull
yang sama sekali baru.
Dibandingkan
dengan BMP, Kurganets lebih besar dan lebih berat yakni 27,5 ton yang mendekati
Bradley seberat 30 ton. Meskipun
tebal armor belum diketahui kemungkinan masih sedikit di bawah Bradley, tapi
tidak sebanyak seperti sebelumnya. Namun, sistem armor modular memungkinkan
proteksi lapis baja bisa ditingkatkan jika diinginkan.
Kurganets-25
hadir dalam dua varian, yaitu APC dan versi IFV. Mari kita fokus pada IFV terlebih
dahulu yang merupakan penerus yang jelas dari garis BMP. Kurganets
IFV memiliki menara tak berawak yang sama seperti dimiliki Bumerang APC dengan
membawa autocannon 2A42 30mm yang juga digunakan pada BMP-2 dan 3. Dua rudal
antitank AT-14 Kornet EM dipasang di setiap sisi turret.
Kornet
menikmati reputasi menakutkan karena kemampuannya terbukti untuk menembus baju
besi tank kelas berat Abrams dan Merkava. Versi EM merupakan senjata fire and forget,
dan dapat ditembakkakn salvo, baik di target terpisah, atau pada titik yang
sama untuk membanjiri sistem pertahanan. Ada juga senapan mesin koaksial 7,62mm
PKT di menara.
Kornet EM,
khususnya, mengungguli rudal TOW-2A pada Bradley, yang memerlukan kendaraan
untuk tetap dalam posisi pada saat menembak untuk memandu rudal mencapai target.
Tetapi apakah Kornet EM akan melebihi TOW-2B yang memiliki kemampuan menyerang
dari atas dan sistem bimbingan lebih canggih, masih belum jelas.
Fitur yang
paling radikal dari Kurganets adalah penggabungan dari sistem Afganit Active
Protection yang digunakan pada tank T-14. Sistem Afganit mengoperasikan beberapa radar
AESA yang dapat mendeteksi shell dan rudal, yang merespon dengan
“soft-kill” berupa granat asap multispektral yang membingungkan rudal serta
“hard-kill” degan roket dari 16 belas tabung untuk mencegat misil yang masuk.
Israel telah
sukses dengan Trophy Active Protection System pada tahun 2014. Sistem Afganit
belum diuji dalam pertempuran, tetapi jika seefektif Trophy, mungkin ini
menjadi salah satu metode terbaik untuk melindungi sebuah IFV tanpa
meningkatkan berat kendaraan secara drastis.
Kurganets
datang dengan kemampuan Full Array Sensor dengan sistem GPS, laser range finder, image termal, sistem kontrol tembakan pencarian aktif, kamera eksterior untuk
kesadaran situasional dan kontrol senjata konektiv.
Kurganets
dapat berlari hingga 80 kilometer per jam yang berarti lebih cepat dari
kedua BMP dan Bradley yang hanya bisa bergerak maksimal 50 kilometer per jam.
Kurganets juga mempertahankan kemampuan BMP untuk melintasi air yang
memungkinkan untuk berenang 10 kilometer per jam. Kapasitas penumpang, turun
menjadi enam atau tujuh orang. Hal ini mengejutkan, karena terbatasnya ukuran
skuad yang dapat diangkut oleh desain IFV. Hal ini sebelumnya telah sering dikritik dan
merupakan titik jelas untuk perbaikan potensial.
Sebuah tim
dengan enam orang dapat memiliki waktu yang sulit melakukan “tugas infanteri”
seperti mengamankan dan menyerang sebuah bangunan. Namun, interior Kurganets
dilaporkan lebih nyaman bagi penumpang. Jika benar, ini akan menandai sebuah
revolusi sejati dalam desain AFV Rusia.
Pintu
melalui jalan belakang dengan built in door, perbaikan besar dari BMP yang mengharuskan awak keluar dari atas. Varian
Kurganets APC dipersenjatai hanya dengan senapan mesin 12,7 milimeter. Hal ini
dapat membawa sampai delapan penumpang, tetapi tidak memiliki sistem
perlindungan yang aktif dari IFV.
Kurganets
juga dimaksudkan untuk menggantikan MT-LB, kendaraan tracked glamor yang diadaptasi untuk platform multiperan. Varian
diusulkan untuk Kurganets termasuk ambulans lapis baja, pembawa mortar Vasilek
82 milimeter, kendaraan anti-tank, kendaraan recovery lapis baja, kendaraan
pengintai, kendaraan komando, dan kendaraan lapis baja rekayasa.
Ada juga
untuk varian self-propelled artileri 120 atau 122 milimeter dan self-propelled
antipesawat 57 milimeter. Namun beberapa banyak dari hal tersebut benar-benar akan terwujud
masih harus dilihat.
Kurganets
adalah senjata super atau super weapon tapi itu tidak menunjukkan upaya besar
Rusia untuk membawa armada mekanik sampai pada standar kontemporer.
Penggabungan dari Active Protection System dan rudal antitank superior memaksa
IFV lain harus berpikir keras guna mengimbanginya.
0 comments:
Post a Comment