Sunday, 27 November 2016

Kurganets-25, Revolusi Armor Rusia Untuk Menandingi M2 Bradley


Sudah sering dilaporkan Rusia sedang melakukan revolusi pada kendaraan lapis baja mereka. Menggunakan platform Armata, berbagai kendaraan tempur lahir. Yang paling sering disebut adalah T-14, tank tempur utama yang disebut-sebut mengusung teknologi paling mumpuni. Tetapi sebenarnya bukan hanya T-14 yang lahir dari revolusi lapis baja Rusia. Kurganets-25 juga mendapat perhatian besar dari revolusi lapis baja Rusia.

Dibandingkan dengan T-14, fitur Kurganets tampak lebih sederhana dan ini merupakan upaya Rusia untuk meng-upgrade armada kendaraan tempur infanteri BMP ke tingkat perlindungan yang sejajar dengan M2 Bradley Amerika atau Scout Inggris. Ketika Rusia meluncurkan kendaraan tempur infanteri BMP-1 dalam parade Moskow pada tahun 1967, disebut sebagai sesuatu yang merevolusi peperangan mekanik. BMP-1 datang dengan senjata antitank jarak pendek dan peluncur rudal jarak jauh. Sebuah binatang kecil yang dalam teori bisa menghancurkan tank tempur utama. 

Uni Soviet telah mencuri langkah Barat, yang mulai sibuk mengembangkan Infantry Fighting Vehicles (IFV). BMP-1 menjadi sistem senjata yang terdengar baik di atas kertas, tetapi terbukti disfungsional, dan tidak cocok untuk digunakan terhadap infanteri. Armor BMP-1 juga terlalu tipis dan tidak mampu menahan senapan mesin kaliber 50mm. Pada tahun 1980, BMP-2 diperkenalkan, dengan senjata autocannon 30mm yang jauh lebih praktis dan upgrade armor sederhana.

Pada 1980-an, Barat mengeluarkan kendaraan sekelas BMP yang memiliki persenjataan yang mirip dengan BMP-2, tapi lebih berat. sebagai contoh Bradley milik AS yang terbilang lebih berat dikarenakan armornya yang lebih tebal. Aautocannons pada IFV Barat bisa membuat BMP-1 dan 2 yang berkulit tipis menjadi keju sementara autocannon BMP-2 harus berjuang keras untuk bisa menembus baju besi IFV milik AS.

Industri Soviet fokus pada kawanan besar BMP lincah yang akan didorong masuk ke dalam perang tank kelas berat di Eropa Tengah. Alih-alih untuk melakukan pertempuran dengan tank kelas berat, IFV justru digunakan dalam berbagai konflik intensitas rendah menyusul berakhirnya Perang Dingin yang memaksa perlindungan adalah prioritas. Bahkan IFV Barat yang memiliki baju besi cukup kuat akhirnya ditingkatkan untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup dari hantaman roket peluncur grant dan autocannons yang terpasang pada BMP.

IFV Rusia berikutnya dikembangkan dalam arah yang berbeda. BMP-3 misalnya, menambahkan senjata 100mm kecepatan rendah di samping autocannon 30mm, membuatnya menjadi IFV paling "bergigi" di dunia. Namun, perlindungan-nya hanya sedikit ditingkatkan. BMP-3 mendapat beberapa pesanan ekspor, tetapi desain-nya tidak banyak ditiru.

Rusia telah mengumumkan bermaksud untuk menggantikan 70 persen persediaan kendaraan tempur lapis baja Era Perang Dingin pada tahun 2020. Sementara keterbatasan anggaran saat ini akan memperlambat transisi tersebut. Visi keseluruhan jelas untuk mengganti T-72 dengan T-14 Armata, BTR wheeled APC akan digantikan oleh Bumerang APC, dan BMP akan digantikan oleh Kurganet. Rusia juga akan menambah kelas baru Heavy APC T-15 yang didasarkan pada chassis Armata dan dioperasikan oleh unit infanteri mekanis di brigade tank.

Heavy APC dilengkapi dengan tingkat perlindungan yang mirip dengan tank tempur utama yang jarang dimiliki negara lain. Israel memiliki Heavy APC Namer yang didasarkan pada tank Merkava dan telah membuat reputasi yang baik. Kurganets-25 merupakan upaya Rusia untuk mendapatkan IFV yang setara dengan milik barat yang terbaru dengan penekanan pada perlindungan awak. Kendaraan ini menggunakan hull yang sama sekali baru.

Dibandingkan dengan BMP, Kurganets lebih besar dan lebih berat yakni 27,5 ton yang mendekati Bradley seberat 30 ton. Meskipun tebal armor belum diketahui kemungkinan masih sedikit di bawah Bradley, tapi tidak sebanyak seperti sebelumnya. Namun, sistem armor modular memungkinkan proteksi lapis baja bisa ditingkatkan jika diinginkan.


Kurganets-25 hadir dalam dua varian, yaitu APC dan versi IFV. Mari kita fokus pada IFV terlebih dahulu yang merupakan penerus yang jelas dari garis BMP. Kurganets IFV memiliki menara tak berawak yang sama seperti dimiliki Bumerang APC dengan membawa autocannon 2A42 30mm yang juga digunakan pada BMP-2 dan 3. Dua rudal antitank AT-14 Kornet EM dipasang di setiap sisi turret.

Kornet menikmati reputasi menakutkan karena kemampuannya terbukti untuk menembus baju besi tank kelas berat Abrams dan Merkava. Versi EM merupakan senjata fire and forget, dan dapat ditembakkakn salvo, baik di target terpisah, atau pada titik yang sama untuk membanjiri sistem pertahanan. Ada juga senapan mesin koaksial 7,62mm PKT di menara.

Kornet EM, khususnya, mengungguli rudal TOW-2A pada Bradley, yang memerlukan kendaraan untuk tetap dalam posisi pada saat menembak untuk memandu rudal mencapai target. Tetapi apakah Kornet EM akan melebihi TOW-2B yang memiliki kemampuan menyerang dari atas dan sistem bimbingan lebih canggih, masih belum jelas.

Fitur yang paling radikal dari Kurganets adalah penggabungan dari sistem Afganit Active Protection yang digunakan pada tank T-14. Sistem Afganit mengoperasikan beberapa radar AESA yang dapat mendeteksi shell dan rudal, yang merespon dengan “soft-kill” berupa granat asap multispektral yang membingungkan rudal serta “hard-kill” degan roket dari 16 belas tabung untuk mencegat misil yang masuk.

Israel telah sukses dengan Trophy Active Protection System pada tahun 2014. Sistem Afganit belum diuji dalam pertempuran, tetapi jika seefektif Trophy, mungkin ini menjadi salah satu metode terbaik untuk melindungi sebuah IFV tanpa meningkatkan berat kendaraan secara drastis.

Kurganets datang dengan kemampuan Full Array Sensor dengan sistem GPS, laser range finder, image termal, sistem kontrol tembakan pencarian aktif, kamera eksterior untuk kesadaran situasional dan kontrol senjata konektiv.


Kurganets dapat berlari hingga 80 kilometer per jam yang berarti lebih cepat dari kedua BMP dan Bradley yang hanya bisa bergerak maksimal 50 kilometer per jam. Kurganets juga mempertahankan kemampuan BMP untuk melintasi air yang memungkinkan untuk berenang 10 kilometer per jam. Kapasitas penumpang, turun menjadi enam atau tujuh orang. Hal ini mengejutkan, karena terbatasnya ukuran skuad yang dapat diangkut oleh desain IFV. Hal ini sebelumnya telah sering dikritik dan merupakan titik jelas untuk perbaikan potensial.

Sebuah tim dengan enam orang dapat memiliki waktu yang sulit melakukan “tugas infanteri” seperti mengamankan dan menyerang sebuah bangunan. Namun, interior Kurganets dilaporkan lebih nyaman bagi penumpang. Jika benar, ini akan menandai sebuah revolusi sejati dalam desain AFV Rusia.


Pintu melalui jalan belakang dengan built in door, perbaikan besar dari BMP yang mengharuskan awak keluar dari atas. Varian Kurganets APC dipersenjatai hanya dengan senapan mesin 12,7 milimeter. Hal ini dapat membawa sampai delapan penumpang, tetapi tidak memiliki sistem perlindungan yang aktif dari IFV.

Kurganets juga dimaksudkan untuk menggantikan MT-LB, kendaraan tracked glamor yang diadaptasi untuk platform multiperan. Varian diusulkan untuk Kurganets termasuk ambulans lapis baja, pembawa mortar Vasilek 82 milimeter, kendaraan anti-tank, kendaraan recovery lapis baja, kendaraan pengintai, kendaraan komando, dan kendaraan lapis baja rekayasa.

Ada juga untuk varian self-propelled artileri 120 atau 122 milimeter dan self-propelled antipesawat 57 milimeter. Namun beberapa banyak dari hal tersebut benar-benar akan terwujud masih harus dilihat.

Kurganets adalah senjata super atau super weapon tapi itu tidak menunjukkan upaya besar Rusia untuk membawa armada mekanik sampai pada standar kontemporer. Penggabungan dari Active Protection System dan rudal antitank superior memaksa IFV lain harus berpikir keras guna mengimbanginya.

0 comments:

Post a Comment