Tuesday, 8 November 2016

China Pamerkan Kekuatan Drone Pada Ajang Zhuhai AirShow 2016

Industri pesawat tak berawak militer China, sudah menjadi salah satu yang terbesar di dunia dan hal ini terlihat di Zhuhai Airshow 2016. Di pameran ini ditampilkan beberapa drone berteknologi tinggi Cina baik untuk misi serangan dan pengawasan.

Salah satu yang paling menonjol adalah Cloud Shadow. Versi ekspor dari Sky Wing, ini merupakan drone semi siluman yang ukuranya mirip MQ-9 Reaper yang dibangun Amerika Serikat.

Cloud Shadow
Fitur siluman termasuk mesin jet yang tersembunyi dari radar musuh dengan intake udara serpentine, tepi panel bergerigi, stabilisator vertikal miring, serta hidung faceted.
Drone tidak tidak memiliki teluk senjata internal tetapi memiliki enam cantelan yang dapat membawa muatan gabungan dari 400 kg, termasuk berbagai amunisi presisi-dipandu canggih seperti rudal jelajah YJ-9E, bom dipandu satelit FT-7, dan rudal anti tank. Selain itu, dapat jua menjalankan misi pengumpulan intelijen.
Meski Cloud Shadow mungkin tidak terlalu siluman atau cukup cepat untuk bertahan lama di pertempuran konvensional berteknologi tinggi, suite senjata jarak jauh dan fitur tersembunyi, serta biaya rendah, membuatnya cocok untuk perang hybrid terhadap aktor-aktor non-negara.

UCAV besar lain milik China adalah CH-5, dengan lebar sayap 21 meter dan muatan hingga satu ton senjata dan sensor. Modul misi lainnya termasuk jammers untuk peperangan elektronik, dan radar peringatan dini udara untuk mendeteksi pesawat musuh. Kepala Desainer Shi Wen mencatat bahwa CH-5 mampu terbang nonstop selama 60 jam dengan kisaran 6.500 km. Upgrade di masa depan diharapkan akan meningkatkan jangkauan drone ini hingga 20.000 km.

CH-5
Yang lebih menarik, CH-5 ini menggunakan datalink yang memungkinkan controller bisa menghubungkan dengan drone lain seperti CH-3 dan CH-4, untuk melakukan miisi bersama.

CH-805 adalah drone siluman sasaran dengan lebar sayap empat meter dengan kecepatan subsonic tinggi. Radar cross section drone ini disebut hanya 0.01 dan dibangun dengan peran sebagai target simulasi bagi jet tempur siluman dan stasiun radar dan sistem pertahanan udara.

CH-805
Namun, kinerja penerbangan yang tinggi akan membuat drone sangat mungkin dikembangkan menjadi peran ‘wingman’ atau pendamping untuk jet tempur atau bomber China.

CK-20
CK-20 adalah sebuah konsep drone target supersonik yang sedang dalam pembangunan. Memiliki bobot 5,5 ton, drone mesin tunggal ini akan seukuran sebuah jet latih, CK-20 bisa terbang pada ketinggian `18km dengan kecematan 1,8 mach. Drone ini direncanakan akan terbang perdana pada 2020. Seperti CH-805, CK-20 memiliki fitur tersembunyi, termasuk stabilisator vertikal miring. Demikian pula, kecepatan tinggi bisa membuatnya untuk dikembangkan menjadi peran operasional.

Kombinasi antara sistem berawak dan drone akan mengurangi risiko bagi pilot karena peran berbahaya bisa diambil oleh drone. SW-6 adalah sebuah lain UAV yang dibangun AVIC dan cocok untuk mejalankan peran tersebut.

SW-6
Meskipun beratnya hanya 30-50 pound,, SW-6 adalah drone “marsupial” yang bisa ditempatkan di cantelan helikopter seperti Z-11WB untuk dibawa terbang kemudian dilepas seperti menembakkan rudal. Sebuah helikopter (atau pesawat lain, dan bahkan drone besar) bisa membawa, menyebarkan dan mengoperasikan beberapa SW-6 untuk serangan di garis depan atau menyerang target atau bahaya seperti pertahanan udara musuh, dan dalam keadaan darurat, SW-6 bisa menjadi drone bunuh diri untuk menghancurkan target.

CH-500 adalah UCAV rotary kecil dengan berat sekitar 100 kg-200 kg. Pengaturan dual rotor menghilangkan kebutuhan untuk rotor ekor, sehingga membuat ukurannya yang kecil bahkan lebih kompak.


CH-500 dapat membawa dua rudal anti-tank HJ-10. Ukurannya yang kecil membuat helikopter robot ini cocok digunakan oleh formasi yang lebih kecil seperti batalyon dan kompi, memberikan komandan garis depan China kemampuan serangan udara secara cepat.

Di Zhuhai 2016 juga ditunjukkakn konsep swarm drone atau gerombolan drone yang dikembangkan CETC bermitra dengan Tsinghua University. Segerombolan drone akan terbang dalam formasi dan kemudian berimpovisasi. Meski gerombolan drone CETC-Tsinghua tidak bersenjata, tetapi bisa dikembangkan sebagai drone bunuh diri untuk menghancurkan target penting termasuk rudal pertahanan udara.


0 comments:

Post a Comment