M1126 dan M1127 Stryker telah terbukti bekerja baik dengan Angkatan Darat dalam perang sejak teror 9/11. Kendaraan infanteri lapis baja ini memiliki keseimbangan yang sangat baik dari mobilitas, perlindungan, dan senjata untuk pasukan.
Namun, ketika Amerika berpotensi menghadapi pertarungan dengan Rusia, mereka perlu senjata yang lebih besar. Dan mereka kini akan segera memilikinya.
Prototipe pertama kendaraan angkut infanteri Stryker dilengkapi dengan meriam 30mm disampaikan ke Angkatan Darat Kamis 27 Oktober 2016. Kendaraan yang disebut sebagai “Dragoon” ini untuk menanggapi permintaan Resimen Kavaleri Lapis Baja ke-2 yang saat ini berbasis di Eropa, dan kemungkinan untuk berada di garis depan jika bertarung dengan Rusia.
Menurut rilis Angkatan Darat, Dragoon secara resmi disebut sebagai kendaraan tempur infateri XM1296 dan dilengkapi fitur Mk 44 Bushmaster II, sebuah versi 30mm dari M242 25mm chain gun yang digunakan pada M2/M3 Bradley, LAV-25, dan sejumlah kapal Angkatan Laut dan penjaga pantai Amerika.
Didasarkan pada M1126, dengan memiliki senapan mesin M2 kaliber 50 atau peluncur granat otomatis Mark 19 40mm, kedua sistem ini sudah cukup besar untuk berurusan dengan pasukan yang dilengkapi dengan sebuah truk pickup dengan senapan mesin berat dipasang di atasnya.
Tetapi untuk melawan BMP atau BTR apalagi tank tempur utama T-80, senjata ini tidak akan ada artinya yang malah akan menempatkan sembilan personel di belakang dan dua awak Stryker berada dalam bahaya.
Maka dari itu US Army berencana untuk memberikan Resimen Cavaleri Lapisbaja ke 2 dengan XM1296. Pembelian lainnya mungkin dapat mengikuti, karena ada potensi konflik di seluruh dunia.
Stryker bukan satu-satunya kendaraan yang mendapatkan meriam besar. Angkatan Darat sedang menguji versi ringan dari meriam M230 yang digunakan pada AH-64 Apache dari Joint Light Tactical Vehicle.
“Stryker dengan senjata yang ditingkatkan dan ditunjuk sebagai kendaraan tempur infanteri XM1296 akan menandai rekor waktu dari konsep hingga pengiriman,” kata Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Daniel Allyn sebagaimana dikutip Defensenews.
“Ini adalah contoh ketika industri pemerintah, militer dan pemimpin bersatu dalam satu tim,” kata Allyn.
Tidak lama setelah Rusia menganeksasi Crimea dan “laki-laki hijau kecil,” frase yang biasanya digunakan untuk merujuk pada pasukan asing atau pasukan paramiliter yang berpakaian hijau tanpa identitas mulai mengalir ke timur Ukraina untuk membantu separatis, menjadi jelas bahwa Stryker dengan senapan mesin kaliber 50 kalah dari kendaraan milik Rusia.
Pada bulan Januari 2015 misalnya, foto-foto kendaraan personel lapis baja BPM-97 Rusia membawa meriam 30mm.
“Rusia, ternyata, telah meningkatkan dan menerjunkan kemampuan yang signifikan ketika kami terlibat di Irak dan Afghanistan,” kata Allyn.
Dragoon akan mendapat upgrade komponen driveline, modifikasi lambung dan mengintegrasikan Kongsberg MCT-30mm yang bisa dioperasionalkan dari jauh dengan stasiun menara tak berawak baru yang sepenuhnya terintegrasi pada komandan.
Konfigurasi ini tidak akan mengurangi daya angkut yakni sembilan orang di luar awak.
0 comments:
Post a Comment